Driver

74 8 2
                                    


Aku sudah bertahun-tahun bekerja sebagai seorang supir keluarga Huang. Mereka memiliki anak tunggal seorang lelaki yang manis dan tampan disaat yang bersamaan. Tetapi yang membuatku senang menjadi seorang supir pribadinya adalah karena anak itu selalu memiliki cerita unik.

Seperti biasa, aku menunggunya didepan gerbang sekolah menengahnya. Meskipun ia sudah menginjak kelas dua sekolah menengah atas, tetap saja orang tuanya tak mengizinkan ia membawa kendaraannya sendiri, seperti teman-temannya kebanyakan. Tapi ia juga tak membantah perkataan orang tuanya. Katanya, ia lelah jika harus mengemudi sendiri. Ya, ia memang tipikal anak manja, tetapi ia orang yang humoris dan menyenangkan.

Aku melihatnya berjalan melewati gerbang sekolahnya sambil bercengkrama dengan satu-satunya teman darinya yang kutahu, Baekhyun. Mereka memang sangat akrab, bahkan sudah seperti bagian dari keluarga Huang. Seringkali Baekhyun ikut dengan kami karena ia sedang tidak dijemput atau memang karena ingin pulang bersama Tao. Sepertinya kali ini Baekhyun akan ikut dengan kami, karena mereka sedang berjalan ke arah mobil yang terparkir tak jauh didepan gerbang sekolah.

"Selamat siang, tuan Kang. Seperti biasa, antarkan Baekhyun dulu ya." Tao berkata riang sambil melangkah masuk kedalam mobil bersama Baekhyun. Aku hanya menanggapinya dengan anggukan yang disertai senyuman.

Setelah bunyi debuman halus pintu yang ditutup, aku mulai menyalakan mesin dan melesat menuju tujuan pertama. Kediaman Baekhyun.



"Tao, kamu tahu tidak kalau anak-anak cheers tadi membicarakan dirimu?"

Sepertinya mereka akan mulai bergosip. Meskipun terdapat penghalang antara kursi baris depan dengan kursi tengah, tetap saja suara mereka masih terdengar oleh telingaku meskipun sedikit pelan.


"Haahhh... aku sudah tidak peduli Baek. Mereka memang selalu seperti itu. Memangnya apa yang mereka katakan kali ini?"


"Katanya kau menggoda Sehun dengan tubuhmu. Mereka juga mengatakan kau memberikan tubuhmu pada Kris sampai-sampai dia seperti itu."


"Dasar sialan mereka. Mereka pikir aku pelacur?! Kau bisa tahu dari mana Baek?"


"Ren. Dia menguping saat mereka berkumpul di ruang kelasnya."


"huh. Dasar para pecundang. Hanya bisa berbicara di balik punggung. Lagi pula, siapa yang menggoda Sehun?! Dia yang datang padaku lebih dulu!"


"Kau benar. Mereka memang pecundang yang menyebalkan, apalagi Sandara. Ugh, aku kesal saat melihatnya menggoda Chanyeol.

Dasar jalang.

Tapi aku kasihan pada Luhan. Kenapa dia masih mau bertahan dengan Sehun? Jelas-jelas dia lelaki hidung belang."


"Kau benar Baek. Kau tahu kan, dia bahkan sempat mengajakku kencan? Ya ampun, dia benar-benar tidak punya muka. Aku bahkan sempat melihatnya kencan dengan seorang wanita. Kasihan sekali Luhan."


"What?! Dia kencan dengan wanita?! Kenapa kau tidak pernah memberitahuku? Memang siapa orangnya?"


"Ku kira kau sudah tahu. Kau kan biang gosip, Baek. Aku melihatnya berjalan bersama dengan seorang wanita di sebuah mall. Entahlah aku tidak kenal. Mereka terlihat mesra sekali."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DriverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang