Missionary

14.5K 616 311
                                    

Original story by me
Rate 21+
Yang masih anak-anak tolong jangan baca

Enjoy

.
.
.

Orang orang biasanya sudah mulai terbangun dari tidurnya saat pagi jam 7. Memulai aktifitas dari tempat tidur pergi ke kamar mandi, mencuci wajah dan menggosok gigi lalu membuat sarapan lantas pergi bekerja atau melakukan kegiatan lainnya.

Tapi tidak bagi sepasang pengantin baru yang satu ini. Baru kemarin resmi menjadi suami istri, lelah dengan pesta selama sehari penuh membuat mereka masih tertidur lelap dalam hangat balutan selimut.


Tak usah menyiapkan sarapan tinggal delivery saja cukup. Atau keluar sebentar beli di minimarket atau 11/7.
Toh tinggal di apartemen suami sendiri. Tidak ada ibu dan ayah mertua kan.

Terkadang seorang istri merasa canggung di hari pertama tinggal bersama mertua. Meskipun ibu dan ayah mertuamu baik, perasaan itu pasti ada. Bersyukurlah Jim, karna suamimu sudah memiliki properti sendiri. Jadi kamu tidak merasakan hal canggung itu.

Tapi jika kamu tinggal bersama mertuamu maka, bangunlah lebih awal. Siapkan sarapan untuk mereka. Meskipun kamu baru menikah kemarin malam yang tentu saja badanmu masih merasa letih. Mengambil hati mertua itu penting kalau kamu mau hidup tenang selama kamu masih tinggal di rumahnya. Bukan berarti kalo tidak tinggal bersama lantas kamu tak berbakti. Ya tetap harus hanya saja ketika tinggal bersama, hubungan menantu dan mertua pasti ada semacam rasa mengganjal. Orang baru yang masuk teritori harus belajar lebih banyak menghafal wilayah serta hukum yang dipakai. Apa yang boleh dan tidak boleh. Apa yang disukai dan tidak disukai. Perhatikan hal sekecil apapun. 

Kembali pada pasangan baru menikah itu yang kini tengah terusik tidurnya karna bunyi alaram hp. Tangannya bergerak keasal bunyi suara. Mengambilnya lalu mematikannya. Kemudian mengembalikan lagi ketempat semula.

Menyibukan tangan kanannya untuk mengusap rambut coklat tua beraroma mint. Cara halus membangunkan seseorang. Merabai wajah yang kini masih terlelap tak terganggu oleh aktifitas yang disebabkannya. Dengan gemas kemudian mengecupi seluruh wajahnya. Tanpa jeda dan tanpa ampun. Pasangan baru memang lebih panas.

"Sayang... bangun!"

"..."

"Yang..... "

"...emm"

"Ayo dong bangun udah jam 10"

"Hemm"

Kembali Jimin kecupi wajah tampan suaminya tanpa ampun. Badannya ia gerakan untuk naik keatas badan pria itu.
Tangannya menjelajah surai hitam pekat, meremasnya penuh sayang.

Kini suaminya telah membuka mata sayupnya. Tersenyum manis mendebarkan jantung, pemandangan indah pagi hari yang sebelum menikah Jimin tak pernah dapatkan dari siapa pun. Dia balas senyum itu dengan kecupan selamat pagi bibir suaminya yang meminta disapa lagi.

"Morning sayang"

"Morning juga"

Sang suami menggapai tubuh berisi itu kedalam dekapannya. Masih enggan untuk bangun dan meninggalkan tempat tidur.

"Masih capek?"

"Iya hyung, masih pegel-pegel ini pinggangku"

MIN Perfect FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang