Minggu 24 maret 2013
Sinar mentari pun datang dari arah jendela seaakan merobek seluruh kegelapan dikamarku dan membuka awal dunia baru.
Walaupun begitu fikiranku masih sangat kacau karna kejadian setelah percakapan semalam dengan mako.
Dan juga tubuh mako yang tiba-tiba berubah menjadi gadis cantik dengan rambut hitam yang tertiup angin dan dengan baju tidur yang sangat indah berwarna putih dengan sedikit merah muda dan kini dia tidur didekapanku sambil sesekali mengusap kepalanya layaknya seekor kucing yang sedang tidur dengan majikannya.
Sinar pagi yang indah berubah menjadi suram karena suara perutku yang mulai membunyikan alarm jam makanku dengan kerasnya.
Mungkin karna suara perutku yang terlalu keras mako terbangun dan mulai mencari suara itu.
"Hans,suara berisik apa tadi?,apa jaws datang kesini?"
Tanya mako dengan wajah serius dan sedikit panik."Rupanya kau juga mendengarnya,itu hanya suara perutku yang mulai lapar" jawabku dalam senyum malu.
"Bukankah semalam kau sudah makan?" Tanya mako dengan nada mengejek.
Walaupun awalnya dia hanya seekor kucing tapi ejekanya seperti wanita berumur 30 tahun saja.
"Baiklah hari ini aku akan memasak untuk kita berdua.."
Teriakku dengan semangat."Baiklah,tapi harus ada ikannya.."
Jawab mako sambil menunjuk kearahku"Siap nyonya.."
jawabku sambil menundukkan kepala dan segera pergi kearah dapur dan mulai memasak.Tercium bau nasi, telur dan sudah pasti ikan yang mako inginkan dari arah dapur hingga kepenjuru rumah.
Segera mako meninggalkan kamarku setelah mencium aroma yang sangat dia sukai dan pergi menuju dapur dengan semangatnya.
"Apakah kita bisa makan sekarang,hans?"
"Tentu saja"
Jawabku dengan penuh rasa percaya diri"Selamat makan..."
Ucap kami bersamaan"Hans,bagaimana cara memasak makanan seenak ini,ajari aku cara memasak,kumohon."
"Baiklah,tapi aku juga butuh bantuanmu,bagaimana?"
"Apa yang bisa aku bantu?"
"Disebelah kulkas ada pisau dan juga garam,bisa kau ambilkan"
"Baiklah..."
Jawab mako dengan gembira berjalan kearah kulkas sambil mengambil pisau serta garam.----------------3hours later--------------
Tak terasa sudah 3 jam aku mengajarinya cara memasak namun dia masih saja seperti anak kecil yang selalu saja penasaran akan hal baru
"Bagaimana kalau kita lanjutkan lain kali?"
"Kenapa hans,kamu lelah?"
Tanya mako khawatir."Bukan itu,aku harus segera bersiap-siap untuk kerja dan membeli bahan makanan lainnya"
"Baiklah,tapi bisakah aku ikut denganmu ketempat kerja,aku takut jika ada suruhan jaws untuk menangkapmu"
Pinta mako walaupun sebenarnya mako ingin selalu dekat dengan hans karna mako sangat menyukai suara dan juga bau dari tubuh hans."Tapi bagaimana reaksi orang saat melihatmu nanti"
"Itu bukan masalah bagiku,aku bisa terus bersamamu tapi bukan sebagai setengah manusia namun aku akan berubah menjadi kucing kembali,namun hanya kamu yang bisa melihatku,anggap saja seperti seorang paranormal,bagaimana?"
Sambil memasang wajah memelasnya."Baiklah kalau begitu kau akan ikut denganku ketempat kerja,tapi jangan membuat kekacauan disana"
Dengan terpaksa aku menuruti apa kemauannya."Hore....,terimakasih hans"
Mako merasa sangat senang sampai-sampai dia melompat-lompat di atas kursi sambil berputar-putar dan tanpa sadar kursi itu pun bergeser ke lantai yang memiliki lubang yang cukup dalam dan kursi itupun terjaruh bersama dengan mako sehingga membuat tubuh mako melayang dan mendarat tepat diatas punggungku.
*Gubrak!!!
"Akh..ekorku sakit sekali.."
"Pink..."
Tanpa sengaja aku terjatuh didepan celana dalam mako,dan wajahku mulai memerah karenanya."Ha...,Apa yang kau lihat dasar bodoh!"
Tiba-tiba tinju mako datang melesat bagaikan martil raksasa tepat datang diwajahku membuatku terpental jauh hingga tubuhku menabrak lemari.
*Gubrak!!!
"Dasar mesum!"
Karena marah mako berlari menuju kamarku sambil memasang wajah marahnya."Kepalaku sakit sekali...mungkin hari ini aku harus libur kerja"
*whus...
Tiba-tiba angin dari luar datang dan membuat hordeng jendela terbang,disaat bersamaan terdengar dua orang wanita yang sedang menahan tawanya.
*hahaha.....
"Siapa disana?"
Berlari dan melihat keluar jendela."Hahaha...,apa kabar hans bagaimana rasanya,sakit?"
"Yui,kenapa kamu kemari dan siapa yang ada disampingmu,apa dia kelinci sungguhan"
Yui,dia adalah tetangga sebelah umurku dan umurnya beda 1 bulan darinya, namun dia sering memanggilku kak, dia satu kelas denganku bahkan satu tempat kerja, menyebalkan memang tapi dialah satu-satunya teman yang aku percaya.
"Sudahlah yui,apa kau tidak kasihan melihatnya seperti itu"
Walaupun begitu, kelinci itu tetap berusaha menahan tawanya."Yui,apakah kelinci itu"
"Kau benar hans dia itu-.."
"Bisa dimakan?"
"Hahaha...dasar bodoh,sebelum kamu potong dia pasti akan memukulmu sama seperti teman kucingmu tadi"
"Sudah kuduga,kamu tadi pasti mengintip kan,rasakan ini"
Karna sudah terlanjur ketahuan kutarik saja telinga kiri yui."Aw...sakit tau"
"Beraninya kau....terima ini"
Kelinci itu tiba-tiba melompat dengan sangat tinggi dan berubah menjadi gadis sama seperti mako."merah!"
"Tidak!"
Tanpa sengaja sekali lagi aku melihat celana dalam gadis lagi
Tiba-tiba yui melancarkan tinjunya kearahku dengan cepatnya.
"Power punch!"
Entah kenapa rasanya tubuhku terasa sangat ringan dan mudah sekali bergerak menghindari serangan yui.
" I'm flying"
karna terlalu semangat bertarung aku sampai tidak memperhatikan kalau ada pria menggunakan jas merah di ujung pagar rumahku sedang melambaikan tangannya padaku
Tiba-tiba mako datang menangkapku dan memberiku sebuah kalung berwarna biru.
"Pakai ini hans"
Teriak mako"Si..si.siapa d..dia hans?"
Yui mulai panik dan tubuhnya mulai gemetar karna tatapan orang itu sekarang menuju yui."Yui,dia adalah jaws yang pernah kuceritakan"
Jawab kelinci tadi sambil mempersiapkan serangan."Apa kabar,sudah lama kita ga ketemu, jadi seperti ini wujudmu sekarang, bagaimana dengan lenia dan elnia,apakah mereka masih berjaga malam dengan lilin dan juga pedang?"
"Ya begitulah,jadi kamu masih mengingat permainan itu hans,bolehkah aku bermain dengannya?"
Sambil mengarahkan matanya keararah yui."Silahkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Last hope
AdventureAku sama sekali tak mengenal siapa diriku. yang tersisa hanyalah kebahagian sesaat dan teman yang berbicara hal yang sama saat memberi wajah yang berbeda.