Jam tangan ku menunjukkan pukul 13:00 aku berjalan menyusuri jalan berbatu, hujan masih turun walaupun tak selebat tadi malam suara genteng yang dijatuhi rintik hujan dari gudang-gudang tua disekelilingku sedikit membantu menghilangkan suasana sepi disepanjang jalan ini. aku tarik topi jaket ku agar air hujan tak langsung mengenai kepala ku. Hari ini aku putuskan untuk tidak masuk bekerja karena aku merasa lelah dan perlu sedikit hiburan.
Aku masih menikmati suasana ini sampai akhirnya dari jauh aku melihat seorang wanita berpakaian serba hitam baju, jaket, celana bahkan sampai sepatunya pun berwarna hitam, dia berjalan memadang jauh kedepan mukanya terlihat menakutkan. Perhatian ku terfokus pada wanita itu sampai akhirnya dia membalas pendangan ku dengan tatapannya yang membuat ku merasa takut sekitar 5 detik kami beradu pandang dan aku pun bergegas mengalihkan pandangan ku kebatu-batu jalan karena merasa malu ketahuan memandanginya. Aku terus berjalan sambil sesekali mencuri pandang pada wanita itu dan akhirnya ia berlalu melewati ku, ku abaikan saja wanita itu dan kembali kunikmati suasana sekelilingku.
Setelah hampir 2 jam berjalan-jalan aku akhirnya sampai dirumah, badan ku sudah basah kuyup karena hujan terus turun, tapi aku menikmati apa yang kulakukan hari ini begitu menyenangkan dan membuat ku merasa benar-benar terhibur, akupun memutuskan untuk pergi mandi dan tidur setelahnya.
Sekarang aku sudah siap menuju tempat tidur ku, tapi langkah ku terhenti ketika tak sengaja aku melihat foto keluarga ku yang tergantung di dinding ruang TV. Aku pandangi wajah ayah, ibu, kaka perempuan ku dan diriku sendiri waktu kecil sudah lama sekali rasanya aku tak pernah mendengar suara mereka, aku benar-benar merindukan keluarga ku. Aku lemparkan senyum pada foto itu sambil mengusap wajah orang yag kucintai satu-persatu dan kembali melangkah ketempat tidur, aku berharap bisa bertemu mereka didalam mimpi ku.
Pukul 05:00 pagi aku terbangun nikmat sekali rasanya tidur ku malam ini tapi aku tak bisa terus terlena diatas tempat tidur karena aku harus kembali bekerja pagi ini. Jam tangan ku menjukkan sudah pukul 06:45 aku sedikit mempercepat langkah ku menyusuri jalan utama kota menuju tempat kerja.
Sekitar 20 menit berjalan aku akhirnya sampai ditempat kerja, aku langsung memasukkan barang-barang ku kedalam loker dan mengambil beberapa atribut toko yang biasanya ku pakai saat bekerja. Aku bekerja disebuah toko roti ditengah kota. Pemilik toko ini sangat baik, toko ini memiliki 5 orang kariawan dan salah satunya aku, sudah 4 tahun aku bekerja disini sejak aku masih berumur 16 tahun, iya aku memutuskan berhenti sekolah dan lebih memilih bekerja untuk tetap bisa hidup.
Pukul 07:30 toko pun buka satu demi satu pelanggan memasuki pintu toko, kami sambut mereka dengan senyuman aku berdiri di belakang salah satu etalase yang memamerkan roti dengan isian berbahan dasar daging. Tiba-tiba Reni salah satu rekan kerja ku berdiri disamping ku.
"Rian kamu sudah tau belum kalau pagi ini di lingkungan gudang-gudang tua dekat rumah kamu ada pembunuhan sadis?" Tanya Reni penasaran
"Pembunuhan? Belum tau sih, tadi pagi pas aku berangkat orang masih sepi belum ada apa-apa. Kejadiannya kapan?" Jawab ku yang malah jadi penasaran juga
"Iya pembunuhan, aku liat tadi fotonya di Instagram, orang-orang sudah heboh, korbannya laki-laki umurnya sekitar 40-an, terus di sekitar TKP ada tulisan gini ian." Ujar Reni sambil mengeluarkan Handphone dari saku celemeknya, dan menunjukkan gambar korban pembunuhan tersebut kepada ku.
"-AKU MANUSIA BEJAT- wah sadis ya pembunuhannya liat deh sampai organ vitalnya dipotong gitu" sahut ku sambil mengamati foto yang diperlihatkan Reni pada ku.
" Iya, Tapi kalau aku sih bilang ini karma namanya" Ekspresi Reni berubah menjadi sinis sambil melihat layar Handphonenya
"Karma gimana maksudnya Ren?" Tanya ku penasaran
"Iya karma, karena katanya orang ini dulunya tukang perkosa anak perawan orang ian, tapi gak pernah bisa ditangkep gara-gara dia punya banyak pihak yang melindungi dia, katanya sih dia ini saudaranya petinggi kepolisian gitu. Jadi aku rasa ini pembalasan dari Tuhan buat orang bejat macam dia" ujar Rina berapi api sambil kembali memasukkan handphonenya ke dalam saku.
" Owh gitu, iya memang pantas orang bejat macam dia diperlakukan sehina itu Ren, apalagi saat hukum di kota ini tidak bisa kita andalkan" sahut ku sambil tersenyum sinis sendiri
"Iya ian betul, eh aku ke dapur dulu ya ngambil roti lagi dadah " Ujar reni sambil melambaikan tangannya membelakangi dan berlalu meninggalkan ku.
Jam tangan ku menunjukkan pukul 16:00 waktunya pulang setelah berpamitan dengan bos dan rekan-rekan kerja aku langsung bergegas pulang.Tangan ku sudah siap memasukkan kunci, tapi aku merasa ada seseorang yang memanggil ku, aku memutar-mutar kepala ku mencari arah suara tersebut, sampai akhirnya mata ku menemukan sosok wanita tua berbadan gempal berlari kearah ku. Owh ternyata yang memanggil ku nenek ina, beliau adalah tetangga ku.
"Rian..Rian!!" Teriak nenek ina sambil berlari dan melambaikan tangannya ke arah ku, aku menghentikan niat ku masuk kedalam rumah dan berjalan menuju arah nenek ina datang
"Rian, kamu sudah tau belum ada pembunuhan di wilayah kita?" Kata nenek ina sambil berusaha mengatur nafasnya.
" Owh, iya nek tadi dikasih tau teman ditempat kerja" jawab ku singkat
" Nah itu, mayatnya ditemukan disekitaran gudang tua, dari hasil penyelidikan diperkiran pembunuhan terjadi sekitar pukul 12:00 siang, kondisi mayatnya sangat mengenaskan ian. Organ Vitalnya dipotong dan ada tulisan -AKU MANUSIA BEJAT- di dekat mayat yang ditulis dengan darah. Nenek rasanya merinding kalau mengingatnya" Ekspresi nenek Ina terlihat sangat ketakutan saat menjelaskan kondisi korban pembunuhan itu kepada ku. Aku hanya berusaha menengakan beliau sambil mengatakan untuk tidak perlu terlalu memikirkan hal itu.
" Oia Rian kemarin nenek liat kamu pergi kearah gudang tua sekitar pukul 11:00 siang saat itu hujan masih gerimis, apa kamu tidak melihat atau mendengar teriakan seseorang meminta tolong saat sampai disana?" ujar nenek ina menyelidiki ku
" Iya nek, kemarin Rian berjalan-jalan disekitar gudang tua tapi rian tidak melihat ada pembunuhan atau mendengar seseorang minta tolong" Jawab ku meyakinkan nenek Ina
"begitu ya hmm, nenek jadi takut sekarang kalau lewat sana sendirian. Walaupun menurut polisi kemungkinan motif pembunuhan adalah balas dendam. Kata orang-orang korban ini ternyata pernah tersangkut kasus pemerkosaan tapi sampai sekarang kasusnya tidak terdengar lagi pihak kepolisan terkesan seakan mengabaikannya. Jadi mungkin ini balasan dari Tuhan atas kebejatannya ya Rian" Ujar nenek Ina terdengar puas dengan kata-kata terakhirnya.
"iya nek betul, dia pantas mendapatkannya, saya masuk dulu ya nek mau istirahat" ujar ku sambil berlalu meninggalkan nenek ina dihalaman rumah ku.
Aku masuk kerumah dan melangkah mendekati sofa kecil didepan TV, aku mendaratkan pantat ku ke atasnya. Aku memandangi langit-langit rumah dan tersenyum sendiri ketika teringan kata-kata Reni juga nenek Ina tadi " Itu balasan dari Tuhan atas kebejatannya" mereka benar manusia macam itu sangat pantas untuk mendapatkan kematian yang hina.
Aku merasa benar-benar senang hari ini
###
Hai ini cerita thriller pertama ku mash berusaha untuk mendalami setiap karakter dari tokoh tokoh di dalam cerita ini. Kritik dan saran kalian akan sangat membantu ku untuk mengembangkan cerita ini. Semoga pembaca bisa menikmati..terimkash😀😀
Jangan lupa VOTE ya dan tunggu cerita berikutnya 😊😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
PAY BACK
Mystery / ThrillerMenceritakan tentang kasus pembunuhan berantai disebuah kota. Hal yang menarik adalah korban hanya orang-orang yang pernah melakukan tindak pemerkosaan selama hidupnya namun belum pernah merasakan dinginnya penjara. Korban-korban dari pembunuhan ini...