Hot News

30 8 0
                                    

AUTHOR POV

Hari demi hari telah berganti. Pagi ini pagi yang baru tanpa adanya jilatan momong.

"Good morning mom, dad, mooong!!!" Abelle pun bangun dari tempat tidurnya beralaskan selimut hangat buatan Bunda nya berbahan bulu domba yang terhampar di lantai.

Kemana tempat tidurnya? OH, Dijual oleh si iblis! Tak habis-habisnya mereka menyiksa Abelle.

Abelle tertawa-tawa sendiri, melihat jarinya yang ganjil 9.

"I hate them. I hate them." Gumamnya pelan seraya menitikkan hujan dari matanya.  Setetes demi setetes rintikan air mata-lah yang pertama hadir di lembaran barunya. Ia pun keluar kamar nya dengan kaki yang dihentak-hentakkan.

Abelle mengintip di sela-sela pintu para iblis, loh? Kok tidak ada? Kemana mereka?

Dengan sigap, kaki kecilnya berlari kecil menuju kamar adik kembarnya. Dan membuka knop pintu yang berwarna pink usang tersebut.

"Good morning!!! Come on, wake up! Wake up!"
Abelle mengguncang-guncang kedua tubuh kecil
Ellin dan Ellis.

"Morning too, kak Belle." Ucap Ellin dan Ellis yang masih mengucek-ngucek mata bantalnya.

"Kalian tau tidak kemana paman dan bibi pergi?"

"Um, tidak tau kak." Ucap Ellis dengan nada seraknya.

"Yasudah, ayo mandi. Hari ini berangkat sekolah. Nanti kaka masakkan nasi goreng untuk kalian."

"WHOAAA!!"

***

Isabelle POV

Seragam ku sudah melekat ditubuhku, hari ini rambutku tertata rapi, tapi poni ku sangat berantakan. Tak apalah.

Aku bergegas ke dapur untuk memasak nasi goreng, sedangkan Ellin dan Ellis masih bersiap-siap sekolah.

Aku ingin menjadi seperti Reyna yang tak lain adalah Bundaku sendiri. Memiliki sifat lembut, pintar memasak, sayang aku dan aku merindukan nasihatannya. Aku sangat nakal sewaktu kecil karena, ketika ia sedang merajut selimut aku selalu menarik-narik rambutnya, rambut bunda sama sepertiku.

Sehitam malam dan seikal ombak di laut.

Tek! Tek! Tek!

"Nasi goreng sudah siap masuk ke perut!!!" Teriakku mengisi keheningan di rumah ini.

"Yeay makan!" Ucap Ellin dan Ellis dengan semangat yang membara, karena jarang sekali mereka sarapan di Rumah. Mereka pun duduk di kursi meja makan yang berbentuk bundar tersebut.

Aku menyajikan dua piring penuh untuk mereka.

"KAKAAAAA!!!"

Tiba-tiba Ellin berteriak seraya memejamkan matanya.

"Duh ada apa sih teriak-teriak?" Balasku jengkel sambil menutup kedua telingaku.

"J-jari kelingking k-kaka ma-mana?" Ucap Ellin seperti orang gagap. Ellis pula membatu dengan wajah pucatnya.

"Oh ini, tak apa-apa kok. Dia hanya bersembunyi saja." Ucapku berbohong sembari menunjuk-nunjuk keempat jariku.

Memang sangat terasa sakit dan perih, bekas luka nya semakin parah dan membengkak, Karena belum diobati. Sedangkan luka robek yang diobati kak Ed sudah membaik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OrgiazonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang