Pacarku Galak Sekali

35.2K 2.1K 324
                                    

Jinan POV

Gue dan ketiga sahabat gue saat ini sedang menikmati waktu kosong di antara jadwal kuliah sambil duduk-duduk di bangku taman kampus. Gamas, Ali, dan Dani. Tiga sahabat gue sejak SMA yang kebetulan satu jurusan dan seringnya satu kelas juga. Teman bersenang-senang yang memiliki hobi yang sama. Yaitu, mengamati setiap cewe cantik dan seksi di kampus kami.

Dari kami berempat, hanya gue yang sudah punya kekasih. Sedangkan mereka bertiga, lebih suka dengan hubungan tanpa status. Jangan tanya gue kenapa, karena mereka memang cowo brengsek. Yang sukanya bermain tapi tidak mau berkomitmen.

Walaupun gue, seperti yang biasa gadis gue bilang –lelaki mesum dan ganjen-, tapi gue lebih suka terikat dengan satu cewe. Gue ini tipe yang setia loh. Jangan salah. Selama ini gue berpacaran tidak pernah main-main. Selalu serius dengan pemikiran jauh ke depan. Tapi akhirnya malah gue yang sering diselingkuhi. Contohnya saja Ayane, gue sudah begitu memujanya dulu. Menjadikan dia satu-satunya di hati tapi apa yang gue dapat? Dia malah berselingkuh.

Dengan sahabat gue sendiri. Si playboy Ali.

Lalu kenapa gue masih bisa berteman dengan Ali? Jawabannya adalah karena Ayane lah yang menggoda Ali, bukan sebaliknya. Jadi gue rasa Ali tidak salah. Lelaki mana yang bisa menolak seorang cewe cantik yang menyodorkan dirinya? Gue rasa jarang sekali yang bisa.

“Bro … bro … arah jam 1. Cewe pake baju merah” kata Dani dengan semangat.

Kami berempat pun langsung mencari cewe yang dimaksud Dani.

“Anjirrrr, toge men!!” seru Gamas girang. “Gilak gilak. Itu ada kali ya segede Jupe”

“Dasyat banget lah. Jurusan mana tuh?” kata Ali penasaran. Dia biasanya yang paling cepat bertindak.

Kalau Gamas dan Dani biasanya Cuma berani melihat, kalau si Ali ga ragu-ragu buat langsung ngedeketin.

“Hajar, Sob!” kata gue mengompori dia. “Mumpung sendirian tuh. Kalau ada temannya pasti sok jual mahal”

“Wish me luck” kata Ali yang dengan cepat langsung melesat ke arah cewe itu.

Kami bertiga memperhatikan modus operandi Ali yang sudah sangat tersohor itu. Dia pasti pura-pura nanya sesuatu. Selalu begitu. Saat Ali mendekati cewe yang baru aja duduk sendiri di bangku yang ada di bawah pohon, muka cewe itu langsung merona melihat penampakan di depannya.

Gimana nggak. Ali, dengan ketampanan luar biasanya itu, selalu berhasil membuat cewe terpesona. Ali yang keturunan Turki diberkahi paras tampan bak pangeran kerajaan. Belum lagi senyuman manis yang bikin cewe klepek-klepek. Sudah bisa dipastikan, kali ini pun cewe itu bakalan jatuh ke pelukannya.

Tidak lama Ali kembali dengan wajah berbinar-binar.

“Sukses?” tanya Gamas penasaran.

“Got her number!” jawab Ali menyeringai puas. “Anak Sastra Inggris tingkat 1. Pantes gue baru liat”

“Ah, iri gue sama lo, sob. Seandainya gue punya muka kaya lo, entah sudah berapa cewe yang berhasil gue gauli” keluh Dani sambil menghembuskan napasnya berat. “Gue juga mau ohok-ohok ma cewe”

“Loh, bukannya minggu lalu lo lagi deket sama anak Psikologi? Sapa tuh namanya … “ kata gue mengingat-ingat. “Lu … Lu … Lu kira-kira aja deh, Sob” kata gue menyerah mengingat nama cewe itu.

Gue memang paling susah menghapal nama. Jadi keinget pertama kali kenalan sama gadis gue itu. Butuh waktu seminggu sampai gue bisa memanggilnya dengan benar. Gue pernah salah memanggil Kian menjadi Kiran, Karin, Kani, bahkan Ikan. Ya ya, gue memang ngaco.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang