Pertemuan

4.1K 316 67
                                    

Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto
.
.
"Eh....?"

Sakura menatap kekasihnya dengan tatapan terkejut, entah apa yang salah pada dirinya sehingga keputusan sakral ini terucap dari mulut laki-laki pirang yang kini tidak menatapnya.

"Sudah berapa lama kita berpacaran?" tanya laki-laki bermata biru itu tanpa menatap Sakura.

Mereka berada di cafe, Sakura dengan vanilla latte nya, sedangkan Naruto sang kekasih---calon mantan kekasih--- dengan kapuchino nya. Naruto memakai jaket hoodie putih membuatnya dilirik oleh kaum hawa yang berada di cafe itu. Bukan rahasia lagi kalau Sakura mempunyai pacar tampan yang sangat ramah, namun keramahan pada laki-laki yang terus mengaduk kapuchino nya ini sedikit memudar, wajahnya terlihat sedih.

Sedangkan Sakura, memakai dress coklat dengan paduan bolero putih membuatnya tampak serasi dengan Naruto. Gadis bermata emerald itu menatap pacarnya dengan intens, "Apakah ada wanita lain?" tanya Sakura dengan tenang.

Naruto menggelengkan kepalanya, "Kau sangat tahu, aku sangat menyayangimu..."

"Lalu kenapa kau ingin mengakhiri hubungan kita?" tanya Sakura lagi.

Naruto menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu, "Kau..." Naruto ragu untuk mengatakannya, sebelum dia berucap sesuatu, dia pastikan tidak ada yang menguping, Naruto mendekatkan tubuhnya ke meja sehingga Sakura melakukan hal yang sama, "kau harus ubah sikapmu... kau terlalu mandiri, seolah tidak ada aku pun tak masalah, aku merasa tidak dianggap. Selama dua tahun ini, kau benar-benar melakukan semuanya sendiri. Masak, mencuci, kerja, kuliah, bahkan saat kau sakit kau tidak menghubungiku."

"Itu karena aku tidak ingin mengganggumu..." jawab Sakura yang terlihat layu.

"Jika kau membutuhkanku, walaupun aku sedang bersama Kiba dan Neji sekalipun, aku akan langsung menemuimu." Naruto menggenggam tangan Sakura, "karena itu yang kaulakukan padaku 'kan? Di saat aku menghubungimu, kau langsung datang padaku... Tapi kau tidak pernah membutuhkanku."

Sakura mengernyitkan alisnya, "Aku membutuhkanmu... Kau kandidat paling besar untuk jadi suamiku---"

"Karena aku adalah teman kecilmu Itu bukan jadi patokan, Sakura-chan."

Sakura menahan emosinya, agar tidak ada adegan tangis drama yang sangat dia hindari, "Lalu... Kau mau aku bagaimana?"

Naruto membelai punggung tangan Sakura, "Kita harus istirahat dulu dari hubungan ini, kau harus belajar bagaimana rasanya membutuhkan seseorang, menginginkanku ada di sampingmu, manja! Kau harus manja pada pacarmu sendiri."

Sakura tidak menjawab, bagaimana dia harus mengubah semua itu? Dari kecil Sakura sudah terbiasa melakukan semua sendirian, sejak ibunya meninggal ketika Sakura umur enam tahun, Sakura lah yang menyiapkan semua keperluan ayahnya untuk kerja. Dan hal itu terbawa olehnya sampai sekarang.

Dulu saat masih SMA, Sakura sudah seperti sosok ibu di kelas, mempersiapkan festival pun mengandalkannya, bahkan sampai memisahkan murid yang berkelahi.

Merasa cukup untuk hari ini, Naruto pamit pada Sakura dan pergi meninggalkan cafe itu. Ekspresinya terlihat pilu, bagaimana tidak, Naruto mengenal Sakura sejak di bangku SD dan menyukai gadis itu ketika SMP, mereka berpacaran ketika lulus SMA, namun yang Naruto rasakan adalah memiliki sosok kakak atau ibu, bukan pacar.

Fill the lonelinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang