Aku bingung kalau diminta mendeskripsikan tentang dia. Apa yang aku lihat dan aku rasakan tidak bisa begitu saja aku ungkapkan.
Dia itu baik..
.
.
Kata baik memang umum dipakai sih untuk orang yang baru dikenal.Dia itu cukup ganteng..
.
.
Standar kalau dimata perempuan.Dia itu rajin beribadah..
.
.
Kenapa aku bisa bilang dia rajin ibadah padahal aku baru kenal. Hm. Sulit untuk dipercaya. Tapi memang beberapa kali aku melihatnya beribadah dengan serius.Dia cuek..
.
.
Kebanyak pria ya gitu. Jadi tidak bisa disalahkan lagi.Dia gak care..
.
.
Ya begitulah yang aku tau tentang dia.Aku lagi berusaha mengingat kembali saat saat aku dan dia bertemu lalu saling kenal.
Dia bukan pria pertama yang kenal denganku. Dia cukup baik untuk menjadi teman yang hanya sekedar teman.
Saat itu.
Tepatnya pada bulan Oktober. Kalau tidak salah. Kami dipertemukan di sebuah acara kampus.Ya.. aku mahasiswa baru dan dia pun begitu. Aku anak rantau yang jauh dari orangtua.
Aku masih belum merasa nyaman dengan situasi saat itu. Apa lagi dalam satu kelompok aku tidak kenal siapa-siapa.
.
.
Tapi Tuhan adil, Dia membuatku merasa nyaman dengan dihadirkan dia dalam kelompokku.Nah..
Udah tau kan kapan aku bertemu dengannya untuk yang pertama kali.Dia itu orangnya..
Cuek, pendiem, dingin, gak banyak omong, gak banyak gerak.
Aku aja sampe gak berani ngomong dengannya. Hahaa..
Aku berfikir kalau dia adalah orang yang pemalu.Dia tidak pernah sedikitpun mengeluarkan kata-kata. Kalau pun dia mengeluarkan kata-kata menjadi kalimat, itu sangat luar biasa terjadi.
Kebayang kan gimana dinginnya dia?
Es, salju, ac, dan apapun itu yang bersifat dingin.Kalah semua
Di acara itu, kami semua bersenang-senang. Saling ketawa bareng meskipun belum saling kenal.
Aku ingat sekali saat itu dia menyebatkan tangannya dipinggangku. Kaget. Ya jelas aku kaget. Dia melakukan itu supaya aku tidak jatuh dari lingkaran permainan.
Aku sedikit baper tapi itu untuk yang pertama kalinya dia menyentuhku.Aku ingat lagi, kalau pada saat itu dia menjadi seorang pangeran di pentas seni itu. Aku. Aku menjadi petir yang hanya mondar mandir di panggung.
Aku berharap aku menjadi seorang permaisuri yang kau dambakan.
Tapi ya begitulah, harapan tidak sebanding dengan kenyataan yang ada.Seperti itulah kurang lebih sedikit dari awal aku jumpa dia. Awal yang baik tapi tidak terlalu baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gondrong
Short StoryPria yang tidak seberapa ganteng itu terus hadir disetiap kali aku memikirkannya. Mungkin ini yang orang sebut jatuh cinta . . . Tapi... aku tidak merasakannya. Aku hanya memiliki rasa yang lebih sedikit padanya. Tapi itu bukan jatuh cinta.