Prolog

1.5K 116 5
                                    

Braak

Seorang wanita cantik berambut merah mendobrak sebuah pintu didepannya. Dengan tergesa, sang wanita memasuki ruangan yang ternyata adalah sebuah kamar. Dengan berlari sang wanita mendekati ranjang dan mendapati seorang anak kecil tengah terlelap.

"Maaf sayang," gumamnya ketika menggendong sang anak dengan selimut yang membungkus tubuh mungilnya. Setelah memastikan sang anak berada dalam dekapannya, sang wanita kembali berlari keluar ruangan.

"Uhuk uhuk," sesekali terbatuk ketika asap terhirup olehnya. Wanita itu menunduk ketika merasakan geliatan tidak nyaman dari putranya. Membenarkan selimut yang membungkus tubuh mungil putranya sebelum mendekapnya semakin erat. Seberusaha mungkin menghindarkan putranya dari asap dan panas api.

"Kushina," sang wanita menoleh ketika dipanggil dan mendapati seorang laki-laki berambut pirang dan bermata biru tengah berlari kearahnya. "Minato," panggil Kushina balik. Minato memeluk Kushina dengan lega, menunduk untuk menatap putranya yang seperti duplikatnya masih tertidur.

"Kita terkepung, dan api semakin besar," ucap Minato tenang, matanya memandang sekitarnya yang sedikit terbakar, kediamannya telah diserang ditengah malam dan mereka juga membakar mansionnya. "Kita sembunyikan dikamar, aku akan menghubungi Kakashi," Kushina hanya mengangguk sebelum berjalan sedikit berlari bersama Minato menuju kamar mereka.

"Halo, Kakashi. Apa kau masih dimansion Ootsuki?" Minato langsung berbicara begitu teleponnya diangkat oleh Kakashi, asisten kepercayaannya. "Dengarkan, mansion telah diserang dan juga telah terjadi kebakaran. Setelah sampai bisakah kau langsung menuju kamarku? Untuk membawa putraku jika terjadi apa-apa pada kami." lanjut Minato langsung menutup sambungannya tanpa membiarkan asistennya berbicara satu katapun.

Minato melihat Kushina tengah berjongkok didepan lemari, dengan segera Minato menghampiri istrinya dan berdiri dibelakangnya. Minato memejamkan matanya dan dapat didengarnya suara tebasan pedang dan suara tembakan dimana-mana.

Kushina membenarkan selimut untuk lebih menutupi tubuh mungil putranya, setelah selesai Kushina mengusap pipi putranya dengan lembut. "Emh," Minato kembali membuka matanya begitu mendengar suara lirih putranya. Minato hanya menatap sedih putranya yang kini tengah menatapnya dan Kushina bingung dengan mata birunya yang jernih.

"Sayang," panggilan Kushina mengalihkan sepenuhnya tatapan putranya. "Dengarkan kaa-san ya," mulai Kushina lembut. "Kaa-chan, tou-chan?" Minato hanya tersenyum mendengar panggilan dari putranya. "Sayang, kaa-san mau kamu jangan keluar dari lemari ya hingga Kakashi-jisan datang. Apapun yang terjadi jangan keluar, kami menyayangimu."

Kushina dengan cepat menutup lemari ketika mendengar suara langkah kaki tengah mendekat. Kushina berbalik dan mendapati Minato telah berdiri didepan pintu dengan memegang katananya. Kushina pun berlari menuju laci disamping ranjangnya, membukanya dilaci paling atas dan mengambil sebuah pistol dan seluruh peluru yang berada dalam laci.

Braak

Dapat mereka berdua lihat, seseorang tengah mendobrak dengan kaki. "Fufufu, konbanwa Minato-kun," sapa seseorang yang mendobrak pintu. "Kau!" Minato mengenalnya, pria mirip ular yang berambisi beraliansi dengannya.

"Tidak kusangka jika kau dalang yang melakukan semua ini," desis Minato, Kushina menyiagakan pistolnya ketika melihat Minato juga menyiagakan katananya. "Hati-hati Kushina!" peringatan dari Minato membuatnya semakin mengeratkan pistol. Tanpa mereka sadari, pintu lemari terbuka sedikit.

"Hidoi yo Minato-kun, kenapa kau selalu menolak beraliansi denganku?"  Minato hanya menyeringai mendengarnya. "Karena Fugaku dan Hagoromo bilang padaku jika kau pria berbahaya," jawaban Minato membuatnya tertawa. Menyampirkan katananya yang telah berlumuran darah dibahunya.

Onegai, Help MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang