Tulisan Hitam Ogos
.
.
Majaz Putih
.
.
Engkau yang mula membadi dalam ingatan
sepertinya doa dikabulkan walau bukan dicoretkan,
mula berputik dan bercerita yang dua sejiwa mula berpautan,
mengota kata satu ikatan.
Diari baru dikitabkan,
membidas sepi tak bertuhankan harapan,
bertemankan segala semua punyaiku adalah untuk kamu.
.
Fitrahnya hitam putih mula membatu,
dandanan kejelitawanmu dalam tawaan dekahan
kita mula bersatu,
tetap ku satu, kaku, ratu, dan disetiap pintu hatiku.
.
Aku yang daif lagi hina ,dalam kau mencari jalan tuhan
tak dapat aku menuntunimu,
duri-duri tak mampu menjadi pelindung diri,
satu demi satu kelopak merahmu gugur
terlanjang perasaan sehingga tiada apa disisi.
.
Gempur tangis sampai gugur , kuburkan
kerana sakit yang tidak bisa dijelaskan
yang mempredaksi jiwa yang cuba dilepaskan.
.
Lopongan seru kau sakti, membakti, satu hati,
merujuk awal dan akhir sehingga tamat, mati,
lariku ku berzikir jatuh ketika berdiri di titi,
sehinggaku tak pasti , membuta tuli,
kanan atau kiri.
.
Sungguh sadis bukan ini ditatapi, dipisah melonjak meratapi,
berkecai sepai, terdampar dilautan dipukul ombak
sehingga ketepi kau terurai, mereput tubuh menjadi dua benua
tak mampu lagi terpatri.
.
Antariksa jiwa dewa cuba dimajazkan dari hati ke hati,
sehinggah mahkota dijulang menjadi mimpi sang pemimpi,
namun dibisakan, dibidaskan, dibinasakan
sehingga mengecewakan realiti,
dan kini aku menangis pada kenangan bukan lagi hakiki.
.
Ternoktah hati terus menyepi.