The White Guardians

49 5 0
                                    

TIM PUTIH :
1. Devinadany
2. LaluAngger
3. leilyjfw

The White Guardians

Hentakan sepatu kuda berkeletak di sepanjang jalanan berbatu. Rumah dan toko-toko terjajar rapi memagari kedua sisi jalanan. Hiruk pikuk kesibukan warga terdengar memenuhi jalanan tersebut. Jalanan yang terbagi menjadi tiga bagian besar itu memusat ke sebuah istana megah dari sebuah kerajaan, yaitu Kerajaan Garland. Kerajaan Garland adalah kerajaan yang menjadi kampung halaman para penyihir putih, golongan penyihir yang mengutamakan kedamaian, kasih, dan kebaikan.
Kerajaan Garland termasuk kerajaan yang kecil, hanya mencakup sebuah istana besar dan sebuah desa. Selain itu letaknya bisa dibilang terpencil, terletak cukup jauh dari kerajaan-kerajaan besar. Walaupun begitu, kemampuan sihir penyihir putih dari kerajaan ini tidak perlu diragukan lagi. Mereka semua begitu handal dalam menggunakan sihir, bahkan untuk pemula sekalipun. Seorang penyihir pemula saja sudah bisa mengalahkan monster besar.
Selain sebagai penyihir, penduduk Kerajaan Garland juga mempunyai pekerjaan sehari-hari. Petani, pengrajin , pemilik restoran, pemilik toko, dan yang lain. Salah satu toko yang menjadi daya tarik di Kerajaan Garland adalah "Foster Witchcraft", toko yang dikelola oleh keluarga Foster. Toko ini menjual berbagai macam barang penyihir, mulai dari bahan ramuan, kayu untuk tongkat sihir, hingga sapu terbang ada di toko ini. Aaron Cyrus Foster adalah penjaga sehari-hari di toko itu, sedangkan ayah dan ibunya sebagai pencari bahan-bahan untuk dijual.

Kring!
Lonceng kecil di atas pintu toko itu berdenting, menandakan seorang pengunjung datang. Aaron yang sedang sibuk menata ramuan membalikkan badannya untuk melihat siapa yang datang. Seorang penyihir muda berjubah putih dengan aksen garis emas datang dengan senyuman di wajahnya.
"Selamat pagi, Aaron," sapa penyihir muda itu.
"Sudah kuduga itu kau, Theo. Mencari sesuatu? " balas Aaron.
"Kau punya bunga embun pagi? Aku butuh seikat untuk ramuan baru."
Aaron berbalik dan mengambil seikat bunga embun pagi di rak belakangnya. Ia mengemasnya dalam kantong kertas dan melemparkannya pada Theo. Theo menangkapnya dan merogoh sakunya untuk mengambil koin, tetapi Aaron menyela.
"Tidak usah. Kali ini gratis untuk pelanggan setia toko ini."
"Benarkah? Terimakasih," ucap Theo sambil menepuk pundak kanan Aaron.
Setiap hari Foster Witchcraft ramai dikunjungi pelanggan , dengan Theodore Manfred Jasques sebagai pelanggan setia. Theo adalah seorang penyihir muda berbakat yang handal dalam dunia sihir. Hampir setiap hari ia mengunjungi Foster Witchcraft untuk mencari barang-barang penyihir , membuatnya berteman baik dengan Aaron.
Hari yang damai seperti biasa di Foster Witchcraft, batin Aaron sembari mengelap meja counter. Ia memandang keluar jendela toko, memperhatikan kereta kuda dan warga-warga yang berlalu lalang di jalanan berbatu. Mulut Aaron tersenyum tipis melihat kedamaian di Kerajaan Garland yang selalu memenuhi harinya.
Dari kejauhan, ia melihat sebuah titik di ujung jalan yang kian mendekat ke arah tokonya dengan kecepatan tinggi. Aaron memincingkan matanya , berusaha memperjelas apa yang sedang dilihatnya. Benda itu semakin mendekati toko, memperjelas penampakkannya. Ternyata itu adalah sebuah kereta kuda yang melaju kencang ke arah toko.
Mata Aaron melebar melihat benda itu tak kunjung berhenti ataupun berbelok. Terdengar teriakan seorang perempuan menunggangi kuda yang mengejar kereta kuda itu.
"Berhenti!" Teriak perempuan itu dengan lantang.
Kereta kuda itu tetap melaju kencang. Mengetahui akan menabrak, kusir kereta kuda itu langsung membelokkan kereta kudanya ke kiri, namun terlambat. Kereta itu terlontarkan dari tanah dan berguling ke arah Foster Witchcraft.
Sebelum terlambat, Theo segera berlari keluar dan mengarahkan kedua tangannya kedepan.
"Protega Aspida!"
Percikan cahaya putih keluar dari kedua tangan Theo dan membentuk layar pelindung. Kereta kuda itu menabrak layar pelindung dan terpental menghantam tanah. Kuda penarik kereta kuda itu terkapar di tanah, nampak seperti tidak bernyawa lagi.
Aaron spontan menutup wajahnya dengan tangan kirinya. Perlahan-lahan ia menurunkan tangan kirinya untuk melihat apa yang terjadi. Kedua matanya melebar, jantungnya berpacu kencang di dalam dadanya. Ia perlahan berjalan keluar, melongo melihat kekacauan di depan tokonya. Warga Kerajaan Garland mengerumuni kereta kuda itu.
Perempuan yang tadi mengejar kereta kuda itu turun dari kudanya. Baju zirah perak dan pedang di sisinya menandakan ia adalah seorang kesatria. Rambut pirang peraknya dibiarkan terurai sebahu. Wajah tergasnya berdagu lancip dan bermulut tipis tajam.
Kedua mata birunya menatap tajam kusir yang tergeletak di samping kereta kudanya yang terguling di tanah. Tidak mempedulikan kekacauan dihadapannya, ia langsung menarik baju kusir itu hingga kusir itu terangkat di cengkraman tangannya.
"Kau akan dihukum berat oleh Sang Raja," tegas perempuan itu.
Kusir itu tidak menanggapi, nafasnya terlalu berat untuk berbicara. Muka dan tubuhnya penuh lebam, hidungnya mengeluarkan darah. Jubah hitam beraksen biru yang dikenakannya penuh robekan. Aaron tidak tahu siapa dia, yang pasti ia bukan berasal dari Kerajaan Garland, karena penduduk Kerajaan Garland pasti memakai jubah putih.
Pasukan kerajaan datang melesat dengan sapu terbang dari arah istana. Mereka adalah 6 penyihir yang berpakaian serba putih, mulai dari topi hingga sepatu boots. Mereka berbaris dua banjar dan mendekat ke kereta kuda yang terguling di tanah itu.
"Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya pasukan yang paling depan.
"Aku mengejar kereta kuda ini dari ujung kerajaan hingga ke sini. Penyihir muda itu mengeluarkan layar pelindung sebelum kereta kuda ini menabrak toko, dan kereta kuda ini terpental," jawab kesatria perempuan sambil menunjuk Theo.
Pasukan kerajaan hanya mengangguk, mereka memandang kusir yang masih dicengkram kesatria itu. Kesatria itu mendorong kusir ke arah mereka.
"Borgol dia dan bawa ke hadapan Sang Raja, biarkan Sang Raja yang menentukan nasib berikutnya," perintahnya.
Tanpa basa-basi pasukan itu langsung memborgol kusir itu dan melesat terbang ke istana. Kesatria itu menoleh ke Aaron dan mendekatinya.
Saat mata coklat Aaron bertemu dengan mata birunya, Aaron merasa tenggelam ke dalam mata itu. Warna biru jernih itu menatap Aaron dalam, membuatnya lupa akan kekacauan yang terjadi di hadapannya. Mata itu memancarkan sebuah perasaan yang membuatnya seakan tertarik ke dalam danau penuh ketenangan.
"Kau pemilik toko ini?" tanya perempuan itu.
"I-iya, a-aku penjaga toko ini," jawab Aaron terbata-bata.
"Aku Xena Trixie Wilfred, kesatria dari Kerajaan Azuria yang ditugaskan di Garland."
"N-namaku Aaron."
"Aku minta maaf atas apa yang telah terjadi. Kalau aku tidak mengejarnya ke sini, pasti ini tidak terjadi."
"Tidak apa-apa, untung Theo sempat membantu. Oh, terimakasih Theo."
Theo yang memperhatikan kereta kuda itu melangkah ke Xena dan Aaron.
"Aku Theodore, senang bertemu denganmu." Theo memperkenalkan dirinya kepada Xena.
"Aku juga. Aku harus segera kembali ke kerajaan, kalian penyihir pasti tahu cara mengatasi ini, 'kan? Sampai jumpa." Xena menunggang kudanya dan memacunya ke arah istana.
Aaron dan Theo melihat Xena semakin menjauh dari pandangan mereka. Aaron tidak sadar mulutnya tersenyum mengingat Xena.
"Benar-benar tidak terduga, ya?" tukas Aaron.
"Iya. Siapa menyangka tiba-tiba kereta kuda akan menghancurkan tokomu. Untung aku sempat membantu," celetuk Theo dengan tertawa kecil.
"Kau ini. Reconstrukto."
Cahaya putih mengitari kereta kuda yang hancur itu. Serpihan-serpihannya kembali membentuk kereta kuda, terlihat seperti kereta kuda yang baru. Namun sayang, kedua kuda penarik kereta kuda tersebut nampak masih terkapar di tanah. Theo dan Aaron mendekatinya dan memperhatikan binatang malang tersebut.
"Apa mereka sudah mati?" Theo berjongkok, mengelus badan kuda itu.
"Mereka bernafas sangat lemah. Kurasa mereka masih hidup." Aaron ikut berjongkok di sebelah Theo.
"Aku akan panggil dokter hewan. Kau sembuhkan mereka sebisa mungkin." Theo mengambil sapu terbangnya dan melesat pergi.
Aaron menggunakan mantra sihir penyembuh yang ia ketahui, walaupun ia hanya bisa menyembuhkan luka biasa.

Team Work Task (Collaboration)Where stories live. Discover now