"Meeting kali ini cukup sampai disini. Lusa harus sudah ada laporan awal dari setiap divisi," Sasuke segera menutup laptopnya dan keluar dari ruang itu.
Tak bisa dibantah, keras dan dingin. Begitulah seorang Uchiha Sasuke dimata para karyawannya. Lebih tepatnya karyawan ayahnya.
Sudah dua minggu lebih sejak Sasuke kembali dari London karena harus menggantikan tugas sang ayah. Banyak proyek yang dikerjakan oleh Uchiha Grup. Dan proyek apartemen di daerah Tokyo adalah salah satu yang penting. Dan ia tidak mau main-main. Ah pada dasarnya semua Uchiha memang tak pernah main-main.
Sasuke baru saja akan memencet tombol elevator ketika iris kelamnya menangkap warna yang sangat familiar baginya. Merah muda.
"Sakura?" Sasuke menajamkan penglihatannya untuk memastikan. Dan ya, dia tidak salah.
"Untuk apa dia disini? Di ruang Itachi?" aura dingin tiba-tiba sangat terasa.
"Sama-sama kak, nanti akan aku sampaikan pada ayah," senyum Sakura terkembang sempurna dihadapan Uchiha Itachi, kakak Sasuke sekaligus sulung Uchiha.
"Baiklah. Kau pulang naik apa? Akan kuantar sampai lobby,"
"Ah aku pulang naik taxi. Tidak perlu, aku bisa sendiri. Lagipula kakak sedang sibuk bukan?"
"Itu bisa diurus nanti," kata Itachi mutlak.
Setelah terdiam beberapa saat, gadis itu mengangguk pelan. "Baiklah jika tidak merepotkan,"
Itachi dan Sakura tampak berjalan menuju lift diujung ruangan. Keduanya tampak tertawa kecil disela-sela percakapan mereka.
"Sakura, bagaimana kabarmu dengan Sasuke? Apa semua berjalan baik?"
Pipi Sakura mendadak memerah mendengar pertanyaan sulung Uchiha itu. "Semua berjalan baik kak. Kami saling berkirim kabar. Tapi sayangnya dia selalu membalas tengah malam,"
Sakura sedikit merengut kecewa dan itu membuat Itachi tertawa. Itachi mengerti jika adik satu-satunya itu sangat sibuk. Wajar jika Sasuke selalu lama membalas pesan Sakura.
"Haha, maklumi saja Sakura. Dia itu selalu sibuk," Itachi mengusap pelan rambut panjang Sakura. Hanya refleks. Tapi akibatnya fatal. Sangat fatal karena Sasuke melihatnya. Dengan jelas.
"Sakura sedang apa kau disini?" tanya Sasuke dingin. Jelas sekali -bagi Itachi- aura hitam menyelimuti si bungsu. Ditambah lagi Sasuke menyadari pipi Sakura merona tipis.
'Sial!' batin Sasuke.
"Ah Sasuke, aku se- ya! yahh! Kau ini kenapa?!" belum lagi Sakura menjelaskan, Sasuke sudah menarik gadis itu untuk pergi dari sana. Meninggalkan Itachi yang tersenyum tak jelas melihat tingkah adik manisnya.
Sasuke tidak menghiraukan pertanyaan Sakura. Tangannya terus menggenggam pergelangan Sakura, sedikit memaksa gadis itu untuk menyamai langkahnya. Tak peduli tatapan karyawannya. Tidak peduli Sakura terus memanggil namanya dan meminta untuk berhenti sejenak. Sasuke sedang tidak ingin mendengar siapapun.
Sedangkan dibelakang, Sakura menggerutu pelan. Tangannya terasa sakit akibat genggaman Sasuke. Belum lagi ia sedikit terseok saat mengikuti langkah Sasuke. "Sasu, bisa pelankan sedikit langkahmu. Kakiku tidak sepanjang kakimu,"
"Tidak," jawab Sasuke dengan nada dalam dan mengintimidasi. Membuat Sakura hanya menunduk dalam diam.
Pemuda itu terus melangkahkan kakinya hingga besment tempat mobilnya terparkir. Sasuke membuka dan mendudukkan Sakura dikursi depan dengan sedikit kasar.
Blam!
Sasuke menutup pintu mobilnya dentan kencang, membuat gadis disampingnya sedikit terlonjak kaget. Pemuda itu segera menyalakan mobilnya dan meninggalkan kantornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bride [Slow Update]
FanfictionAku tahu menjadi pendampingmu bukanlah hal yang mudah, hanya saja aku akan terus berusaha untuk tetap disampingmu - Haruno Sakura Naruto © Masashi Kishimoto Story © Ailyn Haruka