Prolog

94 6 0
                                    


Kring... Kring...

"Alexsa wake up!"

Suara ketukan pintu sudah terdengar berkali-kali. Namun yang didalam kamar masih asik dengan mimpinya sendiri hingga tak sadar jika ada orang yang sudah mengetuk pintu kamarnya berkali-kali.

"Sa bangun! Lo didalem nggak budek kan? Alarm lo tuh udah bunyi ratusan kali."

Dengan terpaksa, gadis yang masih terlelap dalam tidurnya itu perlahan membuka kelopak matanya sembari menguap panjang.

"Apa sih Bang? Alexsa masih mau tidur lagi. Masih ngantuk tau." Ujarnya seraya kembali memejamkan matanya.

"Wake up Sa! Lo kalo tidur kebonya kagak ngilang-ngilang ya."

Tidak ada jawaban

Laki-laki yang berumur sekitar 18 tahun itu terdiam sejenak, hingga akhirnya menjetikkan jari khas orang yang baru mendapatkan ide cemerlang.

"Sa liatuh jam lo. Ini udah jam setengah tujuh dan bukannya hari ini hari pertama lo masuk kelas kan?"

Alexsa Drew Richard kembali membuka matanya dengan sangat terpaksa karena sudah tak tahan mendengar ocehan laki-laki itu. Gadis remaja itu langsung duduk diatas kasur king size nya dan matanya langsung terarah ke jam weker yang ada dinakas sebelah kasurnya.

05.30 WiB

"Lo emang mau first day class  lo itu langsung disuruh lari lapangan basket sepuluh kali ditambah kena poin dari guru piket?!"

Alexsa memutar bola matanya malas karena pagi-pagi sudah mendengar kalimat ceramah dari laki-laki itu yang notabe nya adalah kakak nya.

"Bang Aw! ini tuh masih jam setengah 6 bukan 7." Kesal Alexsa seraya bangkit dari ranjangnya dan berjalan untuk membuka pintu kamarnya. "Lo udah lulus tapi bego nya kagak ngilang-ngilang ya." Sambungnya mengikuti gaya bicara Abangnya tadi.

Awad hanya mengangkat satu alisnya yang tebal sembari bersedekap tangan dengan sorot mata tajam menatap keadik bungsunya itu.
"Udah ngomelnya?"

"Yang ada tuh abang, dari tadi bisanya ngomel mulu."

"Udah gih mandi sono. Liat tuh mata lo masih ada beleknya." Ujarnya seraya mencubit hidung adik kesayangannya.

"Abang! Lo pagi-pagi udah bikin kesel ya!" Alexsa mengelus-elus hidungnya dengan mengurungkan niatnya untuk membalas kelakuan Abangnya itu karena sudah berlari sambil cekikikan menuruni anak tangga.

Alexsa memutar bola matanya kembali seraya berbalik badan dan melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.

Dengan penampilan sederhana berseragam putih abu-abu. Alexsa memandangi dirinya didepan cermin seraya memakaikan dasi dilehernya dengan benar.

Tubuhnya dengan tinggi 162 itu membuat dirinya terlihat memiliki badan yang kurus meskipun tidak terlalu ketara. Rambut panjang lurus berwarna coklat dengan lensa mata yang juga sepadan dengan warna rambutnya itu melihatkan dirinya yang memang memiliki darah keturunan western.

'Semangat Alexsa, semoga first day class lo menyenangkan.' Batinnya.

Alexsa segera mengambil ransel nya dan berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan yang sudah terlihat dua orang laki-laki duduk disana.

Rolando Pratama Richard, kakak tertua Alexsa yang kini berumur 22 tahun dan sudah bekerja di salah satu perusahaan milik Ayahnya yang ada di Indonesia. Alexsa biasa memanggilnya dengan sebutan 'Abang Ndo'. Rolando termasuk laki-laki dengan kesan yang cuek didepan umum namun cukup protective dengan adiknya, apalagi dengan adik perempuan kesayangannya, Alexsa. Oh ya, Rolando juga banyak menjadi pusat perhatian oleh kaum Hawa karena ketampanannya dan juga kesan cueknya yang membuat banyak orang penasaran.

LELAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang