Tak Pernah Terlintas Dalam Pikiran Ini, Satu Sosok Dengan Rambut Terurai Panjang, dengan pita merah muda melekat di atasnya.
Dia tidak datang menghampiri namun dia seperti angin, berhembus ke arah barat membawa harum khas melati yang melekat dalam tubuhnya..
Aku sempat berpikir untuk mencoba mendekatinya, namun tak pernah bisa ku dekati..
Pikiran di dalam kepala ini terus beradu, memberanikan diri mendekatinya, namun sayang dengan keadaan seperti ini, seperti seorang pria yang tak punya pendirian, tak punya wajah rupawan dan tak punya hasrat hidup mana bisa mendekati seorang malaikat yang baru datang..
Hati ini juga mulai ragu, ragu tentang isi kepala ini yang terus pesimis untuk mendekat, tapi ada satu ruang kosong dalam hati ini yang pernah di isi oleh dia, ruang yang pernah memiliki 1001 memori cinta, ruang yang memiliki satu nama yang akhirnya berpaling dari ruang ini mencari ruang yang lebih besar lagi untuk egonya, ruang yang telah kosong, berdebu tebal, dan tak pernah di sentuh oleh tangan lembut seorang wanita ini meminta pertanggungjawaban untuk ruang yang telah Ia ketuk..
Jam terus berputar meninggalkan angka-angka yang ada, menyisakan kerasnya suara putaran jarum jam detik yang meminta untuk melangkah ke hadapan dirinya untuk menyentuh jemarinya yang begitu halus untuk berucap kata 'Hey, Aku Riko, jika tidak keberatan, siapa namamu?'
Namun apa daya pikiran yang pesimis ini membuat diri ini terbelenggu, terpaku dengan keadaan, dan pikiran ini juga mulai berbisik kecil kepada hati ini, bahkan hingga ke ruang kosong tadi, 'Berhenti berkhayal, saatnya jalani hari mu seperti biasa dan anggap saja ini tak pernah terjadi'..Akhirnya dengan segala rasa yang ada kuhentikan segala pemikiran kepala ini, dan isi hati ini tentang dia, tentang malaikat yang baru saja berjalan di depan mata dan hati ini..
...
Tiga hari berselang, tak kulihat lagi dia, malaikat yg pernah berjalan di depan mata ini, malaikat yang mengetuk ruang kosong dalam hati ini lagi..
Pikirku kembali sejalan dengan pikiran yang beberapa waktu lalu beradu hebat dalam kepala ini, dia hanya lewat, bukan untukku, jadi harus ku yakinkan sekali lagi kepada ruang kosong ini kalau dia bukan bagian dari cerita ini..
...
Entah apa yang membuatku merasa benar-benar seperti seorang yang terkena serangan jantung di saat itu, saat di mana pikiran dan hati yang telah ku tenangkan karena malaikat yang hanya lewat yang bukan takdirku untuk menemukannya, kini tepat berada depan mataku sendiri, tepat berada di depan langkah kaki ini yang mau beranjak pergi..
Bukan sebuah kesan yang baik saat pertama kali bertemu, karena aku dan malaikat ini bertemu dalam posisi yang tidak seperti biasanya, aku dan dia bertabrakan bukan bagian dari drama yang ada di dalam film, ini asli kata hatiku..
Bibirku seakan tak mau bergerak, hanya saja raut wajah ini yang berbicara, seperti aku sedang dalam keadaan telanjang, tanpa apapun, wajah ini memerah saat ku tatap kedua bola matanya, kedua bola mata yang seakan-akan memarahiku karena kecerobohan yang aku buat, yang tak memperhatikan arah langkahku karena pikiran dan perhatianku tertuju pada sebuah puisi yang ku baca sambil berjalan..
'maaf, aku tak sengaja, aku tak memperhatikan arah langkah kakiku, ternyata ada seseorang di depanku' kataku sambil memungut handphoneku yang terjatuh saat bertabrakan dengan dirinya..
Senyum tipis dari bibirnya, membuatku semakin tak karuan, 'aku juga minta maaf, aku juga sedang terburu-buru tadi, tak melihat didepan ada orang yang lewat'..
Suaranya seperti seorang pembaca informasi di depan pintu bioskop yang begitu halus, begitu lembut menenangkan hati, suara itu juga kembali membuat aku tak bisa berkata lagi, pikiran ini di buat kacau olehnya..
Hati yang tadinya terdiam kini memberontak dengan keras ingin segera meminta tanggung jawabnya karena sudah mengetuk pintu ini dua kali, dan kali ini lebih hebat dari biasanya..
Secara cepat pikiran ku mulai bisa mengendalikan situasi yang ada, ku tarik napas sepanjang mungkin dan kuhembuskan dengan kata yang tak karuan 'nggak kok, aku yang salah tak bisa melihat seorang gadis lewat, seharusnya tadi tak ku sibukkan diri dengan membaca saat berjalan, silahkan lewat'..
'makasih, aku permisi dulu yaahh, sekali lagi, maaf' balasnya dengan nada halus yang tak bisa ku lupakan karena suara itu terus berputar dalam pikiran ini, dan senyumnya yang tak bisa hilang dari pandangan mata ini..
Pikiran dalam kepala ini mulai memaki diriku, diri yang begitu bodoh untuk tidak bertanya siapa namanya, nama yang berani mengetuk ruang kosong ini..
Untuk kedua kalinya saat itu aku kembali menarik napas yang lebih dalam lagi dan ku hembuskan dan berbicara kepada segala pikiran yang memaki diri ini dan ruang kosong yang memberontak untuk mengejar malaikat itu 'Ini adalah awal cerita yang sedang Tuhan tuliskan untukku, bersabarlah hati, tenanglah pikiran, karena yang aku tau saat Tuhan menulis segala sesuatu, akan ada keajaiban di dalamnya'
Ku arahkan langkah kakiku lagi, ke arah yang ku tuju, yaitu rumah..Saat hendak melangkah tiba-tiba kaki ini merasa menginjak sesuatu yang asing, ternyata benar, aku menginjak sebuah pin kecil, yang berbentuk seperti pita kupu-kupu dan berwarna merah muda dan di balik pin itu ada sebuah nama, nama yang sangat asing dan baru pertama kali ku baca, yang bertulis 'Anggi'
....
Pertemuan yang berbeda, bukan menyenangkan, namun memalukan, ini adalah awal dari kisah ini, kisah di mana akan ada begitu banyak kata tanpa makna yang tertuang dalam coretan tinta hitam..
...
Bertemu saat hati ini kosong, mencoba memahami dari segala sisi, memperhitungkan segala konsekuensi yang ada, dalam pikiran beradu argument, dalam hati memberontak hebat dan di seluruh tubuh ini menolak beranjak pergi menemuinya, tapi satu yang pasti Tuhan memberikanMu arti dari sebuah pelajaran hidup saat yang lain pergi dan yang lainnya datang..
Bagian Kedua Next Week..
Perjalanan..
To Be Continue..
Bagian II : 'Perkenalan'..
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJALANAN
RomanceRangkaian Kata Sederhana Tentang Kisah Klasik Yang Tak Berujung Dalam Kata Tanpa Makna..