"Sial! Kenapa kekuatanku tidak bisa menandinginya?" Seorang pria dengan pakaian kebesarannya nampak kacau. Ia tertatih-tatih untuk dapat duduk di kursi kebesaran yang selama ini ia duduki.
"Keith .... Apa kau terluka?" Seorang wanita dengan balutan gaun mewahnya nampak cemas. Ia menghampiri suaminya.
Pria itu---sang suami---menggelengkan kepala.
"Ada apa?" Tanyanya lembut.
"Aku kalah, lagi" pria itu menunduk dalam.
Ia merasa sangat lemah dalam menghadapi hal semacam itu saja. Bagaimana bisa, rakyatnya kembali sedia kala jika kemampuannya saja begini?
Pria itu berdiri dengan tegak, ia pergi meninggalkan sang istri untuk menenangkan hatinya.
Pria dengan iris hazel itu memandang langit-langit kemudian ia memejamkan mata menikmati semilir angin dari atas sana.
Membuka mata, dirinya menghela napas gusar. "Apa yang harus kulakukan?"
"Apakah aku pantas disebut raja jika aku tidak bisa melindungi semua rakyatku? Oh tuhan aku sangat malu pada diriku sendiri." Ia berujar dengan lirih.
Tubuhnya sudah sangat lemah. Ia terduduk di lantai sembari menunduk dalam.
Setetes air kemudian menjadi beribu-ribu tetes air hujan membasahi bumi. Pria itu tidak beranjak dari tempatnya, ia biarkan pakaian mewahnya basah terkena air.
Tidak akan ada yang mengetahui jika dirinya sedang menangis pilu dibawah derasnya hujan. Air hujan seakan mengerti perasaannya, ia membuat air itu semakin deras hingga menutupi tangisan sang raja.
"Bangkitlah! Kau adalah seorang pemimpin."
Suara bisikan terdengar dari derasnya hujan. Tapi raja tetap menundukan muka.
"Jika kau tidak bangkit, kau akan kehilangan kesempatan."
Bisikan itu terdengar lagi, seolah-olah ia akan tetap berusaha hingga akhirnya raja bangkit. Namun raja tidak bergeming ia masih tetap dalam posisinya.
"Sudahlah, akan aku beri tahu caranya. Tapi kau harus bangkit dulu."
Bisikan terakhir berhasil membuat raja mendongak dengan air mata yang mengalir. Ia berusaha untuk berdiri. Dan berhasil.
Dua cahaya melesat membelah hujan dan turun dihadapan raja dengan sosok tubuh manusia.
"Siapa kau?"
"Aku adalah bisikan yang terdengar di telingamu. Kau tidak perlu tahu namaku dan dia. Akan ada masa ketika kami memperkenalkan diri."
"Baiklah." Raja akhirnya membungkam mulutnya, sebab pertanyaan yang dibenaknya sudah terjawab semua oleh si pria.
"Tapi apa benar kalian akan memberitahuku caranya?" pria dengan nama Keith itu berharap pada dua sosok dihadapannya. Sang wanita dengan topi berbentuk kerucut mengangguk.
"Iya, kami tahu caranya. Tapi kami tidak akan memberitahu secara rinci. Kami berdua akan memberikanmu kunci saja karena kami hanya diperintahkan untuk memberi arahan pada 'dia' nantinya." Keith lesu, padahal ia berharap sosok didepannya ini dapat menolongnya.
Pria dengan jubah biru memejamkan matanya, kemudian ia mulai bermonolog.
"Kejahatan adalah musuh abadi dari kebaikan. Ia bagai langit dan bumi. Tidak akan pernah bisa bersatu bagaimanapun caranya. Kejahatan sungguh kejam, ia tidak akan memberi ampun pada kebaikan. Kekuatan dan kepercayaan diri belum cukup untuk meluluhkannya. Ia jauh lebih kuat, jauh lebih hebat dan jauh lebih pintar. Hanya kecerdasan dan ketulusan hatilah yang dapat membuka gerbang cahaya untuk meluluhkan kegelapan." si pria berkata dengan nada yang tidak bisa dimengerti, raja hanya mengangguk.
"Seorang pemimpin dengan kekuatan yang luar biasa dan kepercayaan diri yang kuat tidak akan bisa meluluhkan kegelapan. Dan membuka gerbang cahaya, Ratu dengan paras yang menawan dan kecerdikan yang hebat tidak akan bisa meluluhkan kegelapan. Sebab kegelapan jauh lebih cerdik dan jauh lebih kejam. Ia hanya bisa luluh pada seseorang yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, terkenal dengan kecerdasan otaknya dan ketulusan hatinya." dilanjutkan si wanita dengan topi berbentuk kerucut. Ia melakukan hal yang sama pada si pria dan mengucapkan beberapa mantra sehingga tubuh mereka nampak bercahaya.
Raja mematung, ia yakin dua sosok dihadapannya ini adalah orang yang memiliki kemampuan luar biasa.
Kemudian mereka bermonolog kembali.
"Pada malam bulan biru, kebaikan yang tidak akan tertandingi lahir ke dunia. Ia membuka mata setelah sekian lama menyesuaikan. Seorang anak dengan irisnya yang berwarna biru sejernih lautan, tatapan tajam seperti mata elang, Kecerdasan otak layaknya burung phoenix dan ketulusan hatinya seperti berlian. Ialah sang kebaikan terkuat yang akan meluluhkan kegelapan."
"Seorang gadis cantik yang sebentar lagi akan tertidur di dalam perut Ratu Orla. Dan ia akan membuka mata apabila telah kembalinya penyihir kembar ke kerajaan."
Sosok pria dan wanita itu menghilang. Raja tertegun ia sungguh terkejut. Sebentar lagi ratunya akan mengandung seorang anak yang bisa membantunya.
"Keith, apa kau di sini?"
Pria yang dipanggil itu menoleh, ia tersenyum melihat ratunya dengan keadaan yang baik-baik saja. Sebentar lagi.
"Mukamu terlihat sangat baik Keith, tidak seperti tadi. Ada apa?" Wanita dengan mahkota itu mengernyitkan dahi heran melihat tingkah suaminya yang nampak aneh.
"Aku tidak ... maksudku aku hanya begitu senang, ratuku." Jawab sang raja lembut.
Kemudian, dari atas sana terlihat awan yang bergemuruh disertai kilat yang nampak berwarna biru. Aneh memang, namun jika kalian melihatnya itu sangatlah indah.
Turunlah air hujan, tidak deras seperti tadi, hanya hujan rintik-rintik. Dari kejauhan terlintas cahaya berwarna keperakan dengan cepat dan langsung masuk ke dalam perut sang ratu.
Wanita yang disapa sebagai Orla itu terkejut, ia memegang lengan suaminya saat kepalanya sangat pusing.
"Orla!" Seru Keith panik.
Kepanikannya bertambah ketika sang istri pingsan dalam dekapannya. Tanpa pikir panjang, ia menggendong Orla dan memanggil tabib.
"Panggilkan tabib segera!"
Salah satu pengawal mengangguk, sisanya membantu raja untuk membawa ratu ke dalam kamarnya.
"Oh Orla .... kau kenapa?"
Kemudian, masuk salah seorang tabib. Ia langsung memeriksa sang ratu yang sudah sadar dari pingsannya.
Raut wajahnya nampak bahagia setelah ia memeriksa keadaan sang ratu.
"Yang Mulia, tenanglah. Ratu tidak apa-apa, ia hanya kelelahan karena sedang mengandung." Ia berujar dengan nada yang tersirat kebahagiaan.
"Apa! Istriku sedang mengandung?!" Tabib itu mengangguk, raja memeluk sang istri dengan sayang. Ia sungguh terkejut.
"Bagaimana bisa aku mengandung?" Orla masih tidak mempercayai berita yang keluar dari mulut tabib.
Tabib menjawab dengan helaan napas. "Entah dari mana asalnya, saya melihat cahaya keperakan masuk ke dalam perut Yang Mulia dan kemudian membentuk sebuah janin."
Ratu menutup mulutnya, ia terkejut bahkan sangat. Kini ia tengah mengandung seorang penerus. Meski terasa sakit, tapi inilah kabar yang ia tunggu-tunggu.
"Keith, berikan berita ini pada kerajaan Oliver dan Obrien. Mereka harus mengetahui kabar gembira ini lebih awal." Keith mengangguk dengan mata yang berkaca-kaca.
Ia pergi meninggalkan sang istri untuk bersiap membawa berita pada kerajaan Oliver dan Obrien
~~*****~~
{}
Bagaimana dengan ceritanya? Pasti kalian bingung kenapa jadi berubah total begini. Karena memang aku merubah semuanya secara keseluruhan, dari mulai pemeran hingga alur cerita.
Meski lagi-lagi aku kehabisan ide, akhirnya satu bab beres. Aku gatau kapan akan membuat bab duanya. Jadi tunggu ya ...
Khamsamida💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Bluecrane Kingdom
FantasyDahulu ketika kebaikan selalu berada di atas. Kelima kerajaan utama yang begitu kuat muncul ke permukaan. Para bangsawan memimpin kerajaanya dengan sangat baik. Negeri mereka jarang sekali mendapatkan malapetaka, atau perselisihan antar kaum. Begitu...