Akhir

544 39 4
                                    

HARUNO SAKURA menggosokkan kedua telapak tangannya cukup cepat. Napasnya pun sengaja ia hembuskan melalui mulut untuk menaikan suhu di tangannya. Ia lupa membawa sarung tangan wol pemberian ibunya.

Konoha mulai memperkenalkan kawan lamanya, si musim dingin. Salju memang belum singgah, tetapi angin yang berhembus membuat Sakura semakin mengeratkan blazer warna beige-nya. Meskipun sudah memakai vest di dalam blazer-nya, ia masih dapat merasakan dingin. Besok ia tidak boleh lupa membawa sarung tangan dan syal.

Ia memasuki stasiun kereta dan langsung menuju peron yang biasanya ia “huni”. Tidak perlu lagi mengisi saldo e-ticket-nya karena ia sudah mengisinya dua hari yang lalu. Peron sudah cukup padat dengan para murid dan pekerja. Ia melihat jam di ponselnya. Sepertinya sebentar lagi kereta yang akan membawanya ke sekolah segera tiba.

Kereta yang Sakura tunggu sudah tiba. Sakura dan calon penumpang mengantri kemudian satu per satu masuk ke dalamnya. Padat. Itulah kata yang tepat untuk situasi di dalam kereta saat ini. Tak ada yang berpikir untuk mendapatkan kursi.

Sakura berdiri di dekat pintu karena ia tidak bisa bergerak lebih jauh lagi. Di saat seperti ini ia memilih belajar dari pada mengeluh. Ujian SMA sudah memasuki hari ketiga dan akan berlanjut hingga hari jumat. Karena ia tak bisa membuka buku atau catatan, ia mengingat kembali apa yang sudah ia pelajari kemarin.

Pikirannya sedikit teralihkan ketika kereta melewati terowongan. Perjalanan menuju sekolahnya memang melewati beberapa terowongan. Ia kembali belajar. Terkadang ia memejamkan matanya supaya meningkatkan konsentrasinya.

Mata emerald gadis itu terbuka tatkala mendengar pengumuman jika kereta akan segera tiba di stasiun yang ia tuju. Pelan-pelan ia keluar saat pintu sudah terbuka. Setelah tiba di pintu keluar ia menoleh sebentar ke dalam stasiun. Ia yakin tak ada yang tertinggal.

Suasana kelas cukup sunyi ketika ia memasuki kelas. Sebagian besar dari mereka sudah sibuk dengan bukunya. Sakura segera menuju kursinya dan mengeluarkan buku catatannya. Kedatangan Anko-sensei mengakhiri kegiatan mereka.

Lembar demi lembar kertas ujian telah duduk manis di atas meja para murid. Sakura tidak sungkan meladeni soal-soal yang tertera. Beberapa kali ia menunjukkan wajah bingungnya, kemudian ia membuat tangannya menari kembali di atas kertas ujian.

“Selesai! Ayo kumpulkan kertas kalian!” perintah Anko-sensei setelah enam puluh menit berlalu.

Sakura segera menuju toilet. Ia sudah tidak tahan untuk menahan buang air kecil lebih lama lagi. Ia akan menyusul teman-temannya nanti ke kantin sekolah. Untung saja di sana tidak ramai jadi ia bisa langsung memakai salah satunya.

Rasanya sangat lega begitu yang ia rasakan. Ia langsung berjalan menuju kantin. Matanya tak sengaja berpapasan dengan Sasuke. Uchiha Sasuke menatapnya cukup lama dan kembali pada dua orang temannya, si pirang dan si mata mengantuk. Ia berbicara sebentar pada mereka untuk pergi lebih dahulu.

Ia menghampiri Sakura tanpa berkedip. Memandangi gadis itu secara intens. Membuat Sakura merasa sedikit aneh. “Sasuke?”
Kemudian ia seperti tersadar dari lamunannya dan mengerjapkan matanya. “Bagaimana dengan ujianmu?” tanya Sasuke dengan suara pelan.

Sakura menarik napas cukup panjang karena gugup. “Baik. Bagaimana denganmu?”

“Hn. Aku juga”

Mereka berdua terdiam. Saling menunggu untuk memulai percakapan kembali. Canggung. Akhirnya Sasuke memberi isyarat jika ia akan kembali ke taman-temannya. Rasa kecewa sedikit mencubit hati Sakura.

Sasuke kembali menghampiri Sakura setelah beberapa langkah. “Setelah pulang sekolah, maukah kau menemaniku ke pusat perbelanjaan? Aku ingin membeli sesuatu”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ONE DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang