💍Your Wedding Dress👰

60 3 2
                                    

🎶Ku mulai berpendapat, dirimu kan menangis
Saat kau berjuang, ku kan menjadi tegar
Kini hatiku menjadi sangat sakit
Wajahku berseri melihat senyummu🎶

"Ah! Aku terlambat lagi!"

Aku berlari sekuat tenaga sambil bolak balik melihat Arloji yang melingkar di tangan kiri ku.

Jarum yang terus bergerak itu terus menambah kepanikan ku.

Hingga aku menghentikan langkahku di depan ruangan di sebuah Universitas. Aku mencoba untuk menenangkan diriku sendiri dan mengatur nafas sebelum aku masuk ke dalam kelas itu.

Aku pun membuka pintu, "Permisi..maaf aku terlambat." Aku membungkukkan tubuhku 90 derajat pada seseorang yang sedang berdiri di depan kelas itu.

"Raydika ya? Tidak biasanya kau terlambat?" Tanya seseorang yang kami panggil dosen di area kampus ini.

"Iya..Aku...terlalu banyak belajar kemarin malam.." Aku perlahan menegakkan tubuhku kembali.

"Baiklah..lain kali jangan ulangi lagi. Silahkan duduk."

"Terimakasih.."

"Nah kita lanjutkan lagi..."

Aku berjalan naik untuk mendapatkan tempat duduk selagi dosen kami kembali melanjutkan pelajarannya.

"Ray!" Sebuah suara tak asing memanggil namaku dan membuatku menoleh pada asal suara.

"Sini!" Gadis yang memanggilku tadi mengipaskan telapak tangannya bermaksud untuk memanggilku.

Aku pun tersenyum dan mengambil tempat duduk tepat di sebelahnya.

"Whoo..yang belajar semalaman nih"Godanya

Aku terkekeh, "Mau bagaimana lagi..audisi musikku sebentar lagi."

"Ugh..memang musisi itu berbeda ya." Ia menopang dagunya.

"Kenapa? Cemburu?"Godaku.

Ia tak bisa menahan tawa, "Aku masih normal! Mana ada cemburu sama not lagu!"

Aku ikut dalam aliran tawanya yang begitu manis. Semakin aku menatapnya, semakin aku menyukainya.

Namanya Winna Shenova. Gadis cantik yang menjadi primadona semua orang. Parasnya yang indah dan kebaikan hatinya tak pernah gagal menarik hati semua orang. Tak terkecuali diriku.

Bahkan bisa dekat dengannya seperti ini seperti sebuah keajaiban dalam hidupku. Aku ingin menyatakan perasaanku padanya. Tapi hatiku masih belum siap untuk itu. Mungkin lain kali...

.
.
.

Aku menatap kosong piano didepan ku. Beberapa kali menghembuskan nafas pun rasanya percuma. Karena waktu tak bisa mengembalikan semuanya.

Rasa frustasi, kecewa, gelisah, menyesal. Semuanya menjadi satu perpaduan yang membuatku ingin mengumpat pada diriku sendiri.

Kenapa diriku ini begitu bodoh?

Ku ingat kembali kenangan pahit namun indah itu ketika aku bersamanya.

Berdua dengannya, Terus di sisinya, Menjadi yang diutamakan olehnya.

Tapi aku harus tetap melakukan ini. Demi dirinya. Yang tetap ku cinta walaupun tak lagi bisa ku miliki.

Aku mengalunkan nada yang dikeluarkan musik instrument itu hingga membentuk sebuah lagu indah nan menyakitkan di pagi ini.

Your Wedding Dress ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang