BAB 1

33 6 10
                                    

Jalanilah hidupmu sesuai dengan kemampuanmu, bukan sesuai keinginanmu.
----------

"Anya..." Wanita itu memanggil anaknya dengan suara lembut.

"Eung..." Anya meregangkan otot - ototnya menarik tangannya keatas dan mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk di kamarnya.

"Pagi, Bun." Senyum Anya mengembang kala melihat sosok wanita yang dicintainya duduk di kasur empuknya.

"Ayo bangun nanti kamu telat sekolahnya loh, bunda udah masakkin makanan kesukaan kamu." Mira membelai rambut anaknya dengan sayang.

"Oke bun." Anya pun segera bangkit dari kasurnya dan langsung menuju kamar mandi.

Tak sampai 20 menit Anya sudah memakai seragam putih abu - abunya lengkap dengan dasi dan sepatunya.

"Enak banget bun." Anya mencium aroma opor masakan bundanya.

"Anya..." Suara dari luar rumah menyadarkan Anya.

"Itu kayaknya Rafa deh bun."

"Ya udah bukain pintunya sana sekalian ajak makan."

"Siap bun." Anya pun membukakan pintunya terlihat Rafa bersenden di tembok rumahnya.

"Lama banget bukainnya buset dah, gue udah lumutan disini." kata Rafa.

"Dih sok receh lu, masuk dulu yuk kita makan bunda masak enak nih jarang - jarang kan lu gue ajak makan masakan bunda" ajak Anya.

"Boleh tuh, gue juga laper banget bibi cuman nyiapin roti di kata gue bule apa makan roti terus" Rafa mengelus perutnya yang datar.

Rafa memang sangat dekat dengan Anya. Mereka sahabat sejak masih sd kelas 2 waktu itu Anya kecil menangis karena bekalnya tumpah, Rafa kecil pun iba melihat Anya menangis akhirnya Rafa memberikan sebagian bekal favoritnya untuk Anya sejak pertemuan itu Rafa dan Anya berjanji bahwa mereka bersahabat sampai maut memisahkan walaupun terkadang Anya merasa rendah di mata Rafa El Nino.

"Enak banget tante opornya, tiap hari gue di masakkin kaya gini udah gede kali ya gue kayak dugong laut."

"Bunda punya uang receh ngga? Kasian ini orang kekurangan uang receh."

Mira hanya tersenyum melihat tingkah laku anaknya dan sahabat anaknya itu.

"Buruan berangkat nanti telat loh, lihat tuh jamnya udah jam berapa." kata Mira mengingatkan.

"Ya amplop udah jam 6.15." Anya menepuk jidatnya. "Woy buruan dugong ntar telat di hukum bersihin wc mamam pupus lu."

"Lu juga kali nyet." Rafa memutar bola matanya.

"Bun kita berangkat dulu ya, Assalamualaikum." Anya mencium punggung tangan Mira.

"Waalaikumsalam." Jawab Mira.

"Tante berangkat dulu ya, monyet Afrika kaya orang kesetanan udahan"

"Woy buruan lu banyak basa - basi kaya presenter i*sert."

"Bacot lu congek." Rafa memakaikan helm di kepala Anya.

"Bun berangkat ya dadah." Anya melambaikan tangan.

"Buru naik"

"Iye, masyaallah ngga sabaran banget." Anya pun menaiki motor ninja merah milik Rafa.

DANDELION.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang