BAB 2.

22 3 16
                                    

"Gue rela lakuin apa aja buat lo asal lo ngga marah lagi sama gue"
-;Rafa El Nino.
----------

Setelah mengantar Anya pulang kerumahnya Rafa langsung melajukan motornya menuju rumahnya. Rumah Rafa dan Anya tidak terlalu jauh hanya membutuhkan sekitar 5 menit untuk sampai di rumah Rafa.

Rafa memarkir motor kesayangannya di halaman rumahnya Rafa memang tidak berniat untuk memasukkan motornya ke dalam garasi karena dia tau dia harus menebus kesalahannya pada Anya, seseorang yang membuat hari - harinya berbeda beberapa tahun belakangan ini.

"Rafa pulang."

"Loh katanya mau ajak Anya kesini, terus sekarang Anya mana?." Nadin celingukan mencari - cari Anya.

"Dia ngambek ma sama Rafa." Rafa mengacak rambutnya frustasi.

"Kamu ini anak orang suka banget di bikin ngambek." Nadin tersenyum melihat anaknya dan mendekat. "Kamu minta maaf sama dia sana kalau Anya ngambeknya keterusan gimana nanti kamu yang susah sendiri loh." Nadin menepuk bahu anaknya lembut.

"Rafa tuh cuman minta pentol baksonya setengah doang ma, masa dia ngambek sih, ambekan, untung sayang."

"Kalau sayang di baikin dong, ganti baksonya, beliin bakso yang banyak di bakso langganan mama itu pasti Anya ngga ngambek lagi." Saran Nadin.

"Niatnya sih gitu ma"

"Ya udah cepet ganti baju, nak."

"Siap bosku." Rafa berdiri kemudian hormat kepada mamanya.

Nadin hanya menggelengkan kepala melihat anaknya yang sedang kasmaran. Baginya Anya adalah sosok perempuan yang cocok bagi Rafa tapi gadis secantik Anya malang sekali nasibnya, seandainya Nadin berada di posisi Anya dan Mira dia tidak sanggup menanggung beban hidup yang berat.

Rafa mengganti bajunya dengan kaos biasa berwarna putih dan celana jeans selutut yang cocok sekali di badan Rafa. Setelah di rasa bajunya melekat sempurna di tubuhnya Rafa menuruni tangga.

"Ma, Rafa berangkat dulu ya do'akan anakmu ini di terima oleh calon mantumu kelak."

Nadin tersenyum sejenak. "Buruan di pacarin dong nanti keburu di ambil orang loh."

"Tenang aja ma secepatnya bakalan Rafa lamar." Rafa berhenti sejenak melihat ekspresi mamanya yang tidak bisa di jelaskan. "Eh, maksud Rafa di pacarin ma."

Ya allah ini mulut ngga bisa di rem emang ngegas mulu maunya. -batin Rafa-

"Udah sana berangkat keburu Anya makin ngambek loh."

"Jadi ceritanya ngusir nih mama?." Canda Rafa.

"Iya udah sana."

"Ya udah. Assalamualaikum mamaku sayang." Rafa mencium punggung tangan ibunya.

"Waalaikumsalam."

Setelah berpamitan pada mamanya Rafa berjalan menuju motor kesayangannya tak mau berlama - lama disitu Rafa segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang menuju tukang bakso langganan mamanya. Mamanya dan Anya adalah penyuka bakso Rafa pun heran mengapa Anya mempunyai makanan favorit seperti mamanya, Rafa pun pernah berfikir bahwa inikah yang namanya mertua dan calon menantu yang kompak.

DANDELION.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang