Jujur.
Aku bingung harus menulis dari mana. Aku bahkan menulis sembari berfikir tentang apa yang aku rasakan sebenarnya.
Aku lupa kapan aku mulai menyukai dia. Aku masih berfikir keras tentang apa yang membuatku jatuh cinta kepadanya. Aku tahu, kesalahan bahwa aku memiliki perasaan terhadap laki-laki itu. Aku bahkan sudah tahu akhir apa yang akan aku dapatkan jika aku tetap mempertahankan perasaan ini.Iman kita berbeda.
Tanpa Aku jelaskan pasti kalian tahu apa yang membuatku berfikir untuk mempertahankan perasaan ini atau mengakhirinya sekarang. Aku sudah dewasa. Bukan lagi masanya untuk menjalin hubungan tapi untuk bersenang-senang. Aku ingin serius dalam menjalani kisah cintaku. Tapi, kesalahanku yaitu menyukai orang yang seharusnya tidak aku sukai.
Aku Islam. Aku kuliah di perguruan tinggi untuk umum. Aku menyukai teman kuliahku yang keturunan chinees. Bagaimana menurut kalian?
Aku keturunan jawa asli. Kulitku sawo matang sementara dia memiliki kulit putih dan bermata sipit. Terkadang hal itu membuatku minder untuk berdekatan dengannya. Ketika aku mulai melupakan perasaan ini, aku harus sering bertemu dengannya ketika kami berlatih basket.Walaupun kami satu kelas selama kuliah, apa yang aku rasakan ketika di kelas dan di luar kelas berbeda. Dia lebih hangat kepadaku ketika kami pergi latihan bersama. Aku rasa, perasaan ini muncul saat itu. Saat dia memegang bola basket dan membuat banyak kaum hawa terpesona olehnya. Aku memakhlumi jika banyak yang meliriknya karena dia merupakan salah satu atlet basket yang terkenal semasa dia sekolah. Namun, aku merasa lebih istimewa daripada mereka yang menonton di tribun karena kami latihan basket bersama-sama. Aku senang,saat hanya ada aku dan dia sementara orang lain sibuk dengan pekerjaan mereka.
Aku tak tau apa yang dia rasakan. Dia baik kepada semua perempuan. Aku bahkan tahu siapa orang yang menyukai dia. Dua temanku menyukai dia tanpa tahu bahwa aku juga menyukainya. Aku hanya diam. Aku bingung harus menceritakan hal ini kepada temanku atau tidak.Sekarang pukul 00.55, aku masih menceritakan kehidupanku dan aku masih bingung tentang perasaanku... aku tau bahwa aku salah. Aku tahu bahwa seharusnya aku tidak dapat memendam perasaan ini. Tapi aku menyukainya, apa aku salah? Aku percaya kepada Tuhanku, dan aku percaya bahwa dia juga yakin kepada Tuhannya. Aku dan dia berbeda. Bahkan jika dia menyukaiku, akhir dari kisah ini tetap akan berujung buruk. Seburuk takdirku dengan dia.
Karena ketidaksamaan kita ini, aku menyadari bahwa cinta memang tak harus memiliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Tak Sama
Teen Fiction'Katanya', perbedaan itu indah. Katanya, Cinta diciptakan oleh Tuhan, agar perbedaan itu bisa menjadi satu.