Berawal dari kejenuhan saya dan teman-teman menghadapi berbagai jenis rutinitas kegiatan sehari-hari yang dihabiskan dengan kegiatan seperti berkuliah, organisasi, nongkrong, kuliah lagi, pulang, rapat, nyusun proposal proker, rapat, nongkrong lagi, makan, kuliah, praktek dan segudang kegiatan anak kampus pada umumnya. Akhirnya salah seorang teman kita sebut saja dia Anggy mengajak untuk mencoba salah satu gunung di jawa barat lainnya. Ajakan itu saya sambut dengan penuh antusias. Namun setelah tahu ternyata itu Gunung Ciremai, butuh sekali, bukan, dua kali, bukan juga, bahkan berkali-kali saya berfikir keras untuk menerima ajakan itu atau tidak. Mengingat saya ini masih pemula dalam hal mendaki gunung, tapi ingin sekali rasanya menginjakkan kaki di puncak tertinggi jawa barat itu, puncak yang menjadi salah satu list perjalanan gunung yang ingin saya kunjungi, namun saat ajakan itu sudah berada didepan mata mengapa masih ada yang mengganjal dalam hati. Anggapan gunung ciremai merupakan salah satu gunung yang masih terkenal mistis menjadi salah satu pertimbangan saya. Belum lagi trek yang terkenal curam yang siap memakan korban kapan saja tanpa pandang bulu. Masih kira-kira 2 minggu waktu persiapan dan pemantapan hati dari jadwal waktu keberangkatan yang sudah disepakati oleh tim. Makin menuju hari H, saya semakin memantapkan hati untuk berangkat namun disamping itu kondisi tubuh justru drop, sempat terbersit difikiran apakah mungkin ini petanda agar saya tidak usah jadi berangkat, namun teman-teman malah menyemangati saya untuk tetap ikut, saya pun berpositif thingking bahwa kondisi saya drop mungkin dikarenakan terlalu banyaknya aktivitas di kampus mengingat saat itu sedang pekan UTS dan banyak tugas dari dosen, efek kurang tidur dan kurang istirahat mungkin.
Persiapan pun tetap saya lakukan, salah satunya membeli banyak cokelat sebagai amunisi menjelang hari H. Saat itu pekan UTS telah usai, waktu yang tepat untuk menghabisakan akhir pekan di gunung pikir saya, mengingat hari itu adalah hari ulang tahun saya yang ke-20, maka saya lebih bersemangat lagi karena akan merayakan ulang tahun di gunung.
- 02 APRIL 2015/ 21.00 WIB/ TERM. KAMPUNG RAMBUTAN –
*Meet Point
Pukul 21.00 saya sudah berada di terminal kampung rambutan setelah 2 jam bermacet ria di jalanan ibukota. Belum ada siapapun dari anggota tim saat saya tiba disana. Ditemani bokap, saya mencoba berkeliling terminal. Tidak begitu lama, salah seorang teman datang, dia Miki "the leader" perjalanan kami kali ini. Lama kami harus menunggu sampai akhirnya 4 orang teman kami datang, yaitu Anggy, Tri, Yohana, dan Novan. Masih harus menunggu team komplit karena mendengar kabar bahwa beberapa senior akan ikut bareng bersama tim kami.
"emang senior ada yang mau bareng Mik?" tanya saya pada si leader.
"iye, ada 3 orang mau bareng" jawab dia. "nah itu mereka dateng" lanjut Miki sembari menunjuk 2 orang yang datang menghampiri kami.
Senior yang datang itu bang Reza dan teman nya kita sebut saya dia bang Boim, panggilan akrab nya. Setelah bersalaman tegur sapa ria kami melanjutkan bertemu orang ke 9, mengingat jumlah kami masih 8 orang dan kurang 1 orang senior lagi.
Di dalam terminal tempat pemberhentian bus, senior kami orang ke 9 sudah menunggu. Yaitu bang Bayu atau biasa disebut bang Bawong. Setelah bercengkrama beberapa menit, kami langsung bersiap-siap mencari bus yang akan kita tumpangi menuju Kuningan. Mengingat tim sudah komplit ber 9 orang. Akhirnya kami siap meluncurrrr...
Pukul 00.01 WIB, Sudah hari jumat. Hufffttt tapi bus belum jalan jalan juga, bosan menunggu sampai akhirnya saya tertidur lelap hingga pagi datang menjelang. Ternyata semalaman macet dan kami belum sampai juga di tempat tujuan, Kuningan. Sempat di oper bus dan diturunkan paksa di pinggir jalan sampai akhirnya kami melanjutkan menggunakan Elf untuk sampai di tujuan yaitu pertigaan Linggarjati.
- 03 APRIL 2015/ 11.00 WIB/ KUNINGAN –
Estimasi waktu yang diperlukan untuk sampai Kuningan hanya 5 jam, namun kami membutuhkan 11 jam. Mengingat itu merupakan long weekend sehingga tol dipenuhi oleh kendaraan yang akan menuju luar daerah walhasil kami harus mengulur waktu pendakian. Setelah beristirahat dan makan siang serta melengkapi kebutuhan pendakian dengan berbelanja di supermarket setempat, kami melanjutkan perjalanan menuju basecamp menggunakan angkot carteran. Saat itu hujan mengguyur kota Kuningan dan sekitarnya. Hingga akhirnya hujan membawa kami sampai di basecamp Ciremai jalur Linggarjati pukul 13.00.
YOU ARE READING
3078 MDPL
AdventurePagi itu Sanggabuana 2 begitu dingin dan sunyi, temaram cahaya lampu tenda makin menyurutkan langkah hanya sekedar menggerakkan tubuh, tetap meringkuk dibalik sleeping bag merupakan pilihan yang tepat sepertinya. Namun tujuan kami kali itu tetap pun...