Hari selasa bulan kedua pada awal tahun
Biasanya hal yang paling menyenangkan di dunia ini adalah sebuah pertemanan bahkan terkadang pertemanan itu membuat kita nyaman hingga lupa siapa kita sebenarnya
Di siang hari kala itu aku merasakan indahnya langit biru. Bersama teman kantor sehabis pulang kerja kita merasakan betapa indah dan sempurnanya biru langit yang ada pada langit di hari ini, mulai saat itulah aku sangat mencintai yang namanya warna biru
Perkenalkan aku 'rony' seorang laki-laki biasa yang terkadang selalu terbawa arus, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, kala ketika waktu gajian tiba. Aku terbiasa menghamburkan uang bagaikan orang kaya yang tak terhitung jumlah kekayaannya..
Padahal aku hanyalah karyawan bank biasa yang mendapat upah minimum rata-rata setiap bulannya.
Malam hari pukul 22.00 ku ajak temanku rex pergi ke suatu bar yang selalu menjadi tempat kita mengahamburkan uang, banyak sekali orang-orang dengan latar belakang yang berbeda menjadi satu di sana. Biasanya kalau uang kami sedang banyak kami memesan apa yang kami inginkan bahkan seorang wanita untuk di ajak bermalam bersama-sama.
Seketika aku melihat sesosok wanita yang cantik sedang duduk sendirian
'permisi' kata pertamaku untuknya
Dia pun menjawab dengan mata tak mengahadap padaku 'iya mas, silakan saja .. Masih banyak tempat koq di sini'
Wajahnya sangat manis dan dress yang dia gunakan berwarna biru layaknya warna kesukaanku. Perempuan itu nampak seperti wanita baik-baik tapi entah kenapa dia sampai tersesat di tempat yang seperti ini
'kamu sangat manis, boleh ku mengetahui namamu?' tanyaku padanya sambil memajukan tubuhku kepada tubuhnya
'aku sylvana mas, salam kenal' jawabnya sambil memberikan senyuman manis kepadaku dengan tatapan yang sedih
Seperti kebiasaanku pada umumnya ketika berada di suatu bar yaitu berusaha untuk meniduri wanita yang menurutku cocok dengan typeku.. Sylvana termasuk wanita yang cocok dan sesuai seleraku. Rambut yang panjang, kulit yang halus dan putih namun tetapi wajah sedihnya enggan untuk memuaskan malam ini. Walau begitu usahaku untuk mencobanya tidaklah pudar
Pukul 23.49 ku melihat jam yang ada d tangan kananku. Hari semakin malam dan aku sdah di sebelahnya kurang lebih 45 menitan semenjak aku berada di bar ini. Karena hari semakin malam aku mencoba untuk mengajaknya bersamaku yaaa setidaknya untuk bersenang-senang
Tanganku mulai memegangnya perlahan, kepalaku mulai mendekat dan kucium aroma tubuhnya dari bahu, naik ke leher secara perlahan hingga sesampainya ketelinga kubisikan 'ML?' secara halus, lembut dan memikat
Tak lama kemudian dia memandangkan arah pandangannya kepada wajahku sambil menatap halus dan mengatakan seraya tersenyum halus '1.5 ?'
Harga yang dia tawarkan menurutku cukup di karenakan hari ini adalah awal bulan dan uang yang ada di dompetku pun masihlah sangat banyak. Oleh karena itu aku menerima harga yang ia tawarkan. Kemudian setelah itu, ku tarik tangannya menuju sebuah kamar yang memang sudah di sediakan pada bar tersebut. Sesampainya di sana kusuruh dia untuk duduk sambil menungguku menutup pintu kamar yang sudah di siapkan.
Pintupun tertutup, ku mulai dengan membuka kancing pertama hingga kancing ketiga pada kemeja yang sedang kukenakan ini. Namun pada kancing keempat aku menghampirinya, dia menangis entah kenapa. Aku memang lelaki yang tak bisa melihat seseorang menangis apalagi wanita yang memiliki paras manis, menangis di depanku langsung.. Sebelumnya kita melakukan itu, ku tanyakan padanya apa yang sedang terjadi sambil duduk menghampirinya di atas kasur dan bertanya kepadanya
'ada apa?' tanyaku padanya sambil mencoba menghiburnya..
'menurutmu apakah kamu senang melakukan hal seperti ini setiap hari?' tanyanya padaku seraya tak memandang, mata berkaca dan melihat ke arah tangan kanannya
'sebenarnya tidak setiap hari juga. Aku melakukan ini setiap aku memiliki cukup uang untuk membayar wanita yang kuinginkan' jawabku padanya dengan sedikit shock atas pertanyaan yang ia lontarkan
Setelah mendengar jawabanku, sylvana menghela nafasnya secara halus dan mencoba untuk menatap mataku secara dekat
'mungkin kamu sudah terbiasa dengan dunia gelap ini. Tapi maaf ini adalah pertama kalinya bagiku' katanya sambil mencoba untuk menguatkan diri
Pertama kalinya? Aku pikir dia adalah wanita yang sudah pernah melakukan hal seperti ini di dunia ini. Entah aku harus senang atau kah sedih atas pernyataan yang telah ia lontarkan.. Aku penasaran apa yang menjerumuskannya ke dalam dunia gelap seperti ini
'kenapa kamu bisa sampai sini?' tanyaku padanya dengan penasaran layaknya seseorang mengobrol biasa di sebuah cafe ataupun restoran
'dunia tak seindah suasana di siang hari yang begitu indah dan cerah. Terkadang masalah ekonomi yang berkepanjangan membuat kita harus memilih jalan alternatif yang masih tersedia. Yaaa beginilah, salah satu jalan yang Tuhan berikan untuk membuatku tetap bisa bertahan hidup dari dunia ini mas' jawabnya dengan sedih dan menyesali atas jalan yang telah di pilihnya
Ketika ku mendengar kata 'jalan yang Tuhan berikan' rasanya seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam benak kecilku ini. 'Sebenarnya Tuhan mencoba semua ciptaannya di dunia ini. Kadang hidup bagaikan jurang yang gelap dan kadang hidup itu seindah ketika kita melihat langit biru di siang hari. Apa yang kamu katakan tidak semuanya benar, sebenarnya kita memilih di dunia gelap ini karena ini jalan yang paling indah menuju kenikmatan dunia.. Tetapi masih banyak kenikmatan dunia yang bisa kita dapatkan ketika kita diberikan petunjuk atas masalah yang di hadapi'
Seketika mendengar perkataanku tadi, wanita tersebut secara perlahan-lahan mulai menatapku. Tak seperti tadi yang awalnya dia tak berani menatapku.. Kemudian, sylvana memegang tanganku dan meletakkan tangannya pada dadaku. Awalnya aku ingin melakukan itu dengannya tapi karena dia masih belum tersentuh apa salahnya kita berubah bersama.
Tangan kanannya masuk ke dalam kemejaku secara perlahan, namun ku hentikan sambil berkata 'belum terlambat untuk kita berubah bersama. Mulai saat ini maukan kamu berubah bersamaku ke arah yang lebih baik?'
Dia pun menganggukkan kepalanya.
Setelah semua perbincangan di kamar tadi selesai dan akhirnya membuat kita sadar semakin lama kita berada di dunia malam maka semakin lama juga kita akan terjerumus dan tak bisa keluar . Maka dari itu dengan keputusan dan tekat bersama masih belum terlambat untuk berubah
Besoknya saat mulai bekerja d kantor ku pandangi langit yang sama.. Sesuatu yang indah akan selalu bertahan seperti itu bagaikan hari ini yang dapat berubah menjadi indah ketika ada yang namanya kemauan