Part 4

45 5 0
                                    

Sepulang mereka dari sekolah, Ayah Jens menunggu Jens keluar dari kelasnya, padahal Jens tidak meminta ayahnya menjemputnya.

"Ayah mengapa kau menjemput ku?" Tanya Jens.

"Ayah hanya ingin menjemput mu nak" Jawab Ayah Jens.

"Sudahlah aku pulang sendiri saja bersama teman-teman ku"

"Yah...itu kemauan kamu jadi Ayah akan pulang!" Seru Ayah Jens

"Ya sudah. Lebih baik Ayah bekerja saja" ucap Jens

Ayah Jens pergi meninggal kan Jens dan Shelly sendiri.

"Jens mengapa kau tidak pulang saja bersama ayah mu?" Tanya Shelly.

"Males ah, aku tidak terlalu suka sama Ayah ku" Jawab Jens.

"Tapi kenapa?, banyak loh di luar sana tidak punya Ayah, seharusnya kamu bersyukur karena masih diberikan Ayah!" Seru Shelly marah

"Ya, baiklah aku akan lebih baik lagi sama Ayah ku"

"Itu baru Jens yang ku kenal!" Seru Shelly

Jens tidak mampu melawan perkataan cewek cantik itu. Shelly dan Jens berjalan menuju rumah mereka

"Oh iya Jens, boleh aku bertanya?" Tanya Shelly

"Tanya apa?" Tanya Jens balik

"Kenapa kamu gak suka sama ayah mu?" Tanya Shelly

"Itu karena, aku tidak tau apa identitas ayah ku" Jawab Jens

"Ka.....kamu gak tau identitas ayah mu sendiri,gimana bisa?" Tanya Shelly gugup

"Karena ayah ku gak pernah berbicara banyak pada ku"

"Kalau aku jadi kamu, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Sebelum ayah kamu udah gak ada nanti"

"Baiklah"

Jens mengabaikan perkataan Shelly dia hanya memikirkan kehidupan sendiri. Jens hanya ingin hidup tanpa ayahnya.

"Shelly aku antarkan kamu ke rumahya!" Seru Jens

"Gak usah aku bisa sendiri"

"Loh gak usah marah gitu lah, emang kenapa kamu marah?"

"Aku gak marah kok"

"Ya baiklah, jadi kamu gak mau di anter sampai rumah?" Tanya Jens

"Gak, terima kasih"

"Ok aku duluan ya!" Seru Jens

"Ya, sampai jumpa besok!" Seru Shelly

Jens berjalan ke rumahnya. Jens tidak berani melawan wanita cantik itu dalam perkataan.

"(Kenapa ada wanita seperti itu ya. kenapa dia cantik tapi dalam berbicara hanya bisa berkata tanpa berpikir)" bisik Jens dalam hati sambil berfikir

Jens berfikir sepanjang jalan dan mengucapkan kalimat yang sama.

°°°

Sesampainya Jens dirumah, Jens melihat ayahnya yang terlihat sangat gelisah.

"Aku pulang...." Ucap Jens

"Kamu sudah pulang, kamu dari mana, kenapa lama pulangnya nak?" Tanya ayahnya gelisah.

"Ayah memikirkan ku sampai segitunya, tenang yah Jens sudah besar jadi gak perlu di fikir terus, nanti ayah sakit loh" Jawab Jens.

"Tentu saja ayahmu ini gelisah. Sebagai ayah, aku harus menjaga mu sebaik mungkin"

"Kalau mau menjaga ku jangan gelisah lah" ucap Jens

Jens langsung memasuki kamarnya, dan langsung berbaring di ranjangnya yang lembut sembari berfikir.

"(Lagi-lagi ayah ku sok dekat dengan ku, padahal kan itu hanya membuat agar aku bisa terjebang di perangkapnya, Dan mendekatinya)" Fikir Jens.

"Tokk...Tokkk..." ketukan pintu

"Kenapa yah?" Tanya Jens.

"Kita makan dulu yuk" Jawab ayah.

"Iya, 5 menit lagi aku turun. Aku mau ganti baju dulu!" Seru Jens

"Cepat lah ayah akan tunggu di bawah"

Jens menganti bajunya dan langsung menghampiri ayahnya yang sedang menunggu Jens turun.

"Ayah kalau mau makan makan aja duluan aku akan mengambil minuman ku dulu!" Seru Jens.

"Baiklah"

Jens mengambil minuman dan langsung menghampiri ayahnya. Ayah jens menunggu Jens sampai selesai mengambil minuman.

"Kenapa ayah tidak makan duluan?" Tanya Jens

"Ayah menunggu mu"

"Ya udah makan yuk udah laper ni!" Seru Jens

Jens dan ayahnya makan bersama. Jens merasa keikatan keluarga yang pertama kalinya ia rasakan.

Thanks ya, yang udah baca.
Ikuti terus ceritanya sampai akhir ya.
Sekali lagi thanks

THE KILLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang