One Hundred Fifty

I

Keramaian France membuat aktivitas banyak orang tak hentinya setiap pagi, kesibukan yang melanda setiap jamnya.

Sambil memasuki Coffee Town kecil di daerah tengah kota, Rach melemparkan pandangannya ke salah satu meja, di situlah Ve sedang duduk menikmati coffee paginya.

"Hai Ve!" sapa ku dengan antusias sambil mengecup pipinya dengan ramah.

"Heyy! udah lama kita ga ketemu ya, ga kerasa udh 6 bulanan Rach. Kamu masih sama seperti dulu tetap chubby hahah" gumamnya sambil mencubit pipiku.

"Duh sakit tau Ve kebiasaan. Eh bentar-bentar tadi lo panggil gue apa ? "Kamu" ? hahah jadi sekarang bahasa formal nih?"

"Ihhh seriusan aku-gue ah udahlah bahasa formal aja kebiasaan disini jadi formal terus. Gimana kabar?"

"Ya seperti yang lu liat Im fine. So kamu jadi ambil Arsi?"

"Iya Rach jadi kok, dan udah mau masuk semester 2. Kalau kamu jadi Interior ya ?" tanyanya sambil meminum coffee yang sudah mulai mendingin.

"Iya dong jadi kok di Univ deket rumah aku. Ve, bentar lagi aku harus ke toko bunga jadi bentar lagi aku harus pergi nih. Nanti kita ketemu lagi, ngobrol banyak and don't forget to call me honey!" sambil melangkah berjalan keluar dengan meninggalkan Ve di Coffee Town.

"Yah cepet amat sih! Baru ketemu bentar doang ama aku, ga kangen ? Yaudah deh see you!" sambil melambaikan tangan kearah Rach.

"Ok, sorry banget ya see you darling."

Dengan cepat Rach meninggalkan tempat coffee town tersebut dan memanggil taxi tanpa berfikir panjang, karena perlahan salju mulai turun.

1 tahun yang lalu...

"Eh Ve! masih pagi kali ngelamunin apa sih lo?"

"Gua masih bingung Rach, gimana ya ini kan udah semester 2 akhir sampai saat ini gue belom sama sekali nentuin jurusan apa yang dipengen. Gua merasa gaada bakat apa-apa"

"Yailah kemaren lo sendiri yang bilang katanya mau Arsitek? Gimana dah jadinya, tetep jadi kan Arsi? Biar bareng-bareng ke France!" senggolnya Rach ke lengan Ve.

"Aduh iya sih tapi gua ga yakin"

"Yaelah udah yakin aja sih banyak doa deh yang penting pasti dimampuin sama Tuhan"