Truth Love

818 21 0
                                    

Aku berpura-pura menjadi seorang pria kota yang dingin.
Dengan usaha untuk berbalik dan dengan kata-kata yang aneh, aku bertemu dirimu ini bukanlah sebuah film, aku bukanlah pria dari drama itu.
Saat ini, aku tak dapat memperlakukanmu berbeda dari apa yang aku rasakan. Aku menyukaimu, akankah kau mendengar kejujuran hatiku?
Sendiri dalam waktu yang lama, sungguh aku mungkin tak baik dalam berkencan. Namun, melebihi kekasihmu yang dulu. Melebihi pria manapun yang pernah kau temui. Aku akan jadi yang paling mencintaimu.

Haruskah kita berciuman? Aku ingin mengucap kata-kata manis seperti "aku mencintaimu" setiap hari. Aku harus menjadi pria yang berani. Aku sangat menginginkanmu. Akankah kau tetap berada di sisiku?
Sepenggal lirik dari "Time for Love" oleh Lee Seung Gi.
Sepenggal tulisan ini, tampak bagai surat yang sangat sangat panjang yang ditulis untukmu. Ditulis untukmu yang terkadang muncul dan kemudian menghilang dari pikiranku. Meskipun : Aku memikirkanmu... tapi aku seorang pria, aku tak bisa selalu memikirkanmu. Ah, walaupun aku juga seorang pria yang memikirkan seorang wanita setiap hari, tapi untungnya, aku memiliki pekerjaan yang kusuka.
Wanita seringkali berpikir sungguh luar biasa para pria yang hanya memikirkan pekerjaan, tapi hal itu hanyalah seperti mimpi, menempatkan wanita yang kami rindukan dalam istana sakral kami sendiri, (sesungguhnya) pria memang seperti itu.
Bagaimanapun, hal-hal yang ingin
Kulakukan sangatlah banyak, aku akan memberikan usahaku yang terbaik, agar tak jadi berantakan. Menyelesaikan tugas ke depan, sehari berlalu sangat cepatnya.
Apa yang harus aku lakukan besok? Bagaimana melakukannya dengan baik? Bagaimana aku harus menyanyi dengan lebih baik? Dapatkah aku berakting lebih baik? Sebagai MC, dapatkah aku  membawakan acara lebih baik? Bagaimana melakukannya, agar aku bisa menolong orang, membahagiakan semua orang? Walau begitu, aku tak boleh terlalu tulus. Dari setiap postur, kegugupanku akan mempengaruhi semua orang, membuat mereka cemas. Karenanya, aku harus membuat diriku santai. Hanya dengan seperti ini, memikirkan berbagai macam jenis cara, waktu berlalu.
Disini, tak ada ruang untuk kau masukki, kau juga tahu. Selain itu, pekerjaanmu sama seperti ku, kesibukan yang tak dapat dibayangkan. Pada kenyataannya, praktisnya tak ada waktu untuk bertemu. Secara umumnya, hubungan kita seharusnya adalah hubungan yang sangat memprihatinkan (tertawa).
Walau begitu, ada harapan. Sampai saat ini, aku telah mengalami banyak hal. Sebagaimana untaian kesedihan yang kutemui, aku juga menemui banyak permintaan spesial yang tidak dapat dipercaya, tepat sempurna setiap waktunya. Ini tidaklah mungkin, jika angin ini tidak bertiup, jika mobil itu tidak berhenti disana, maka keajaiban ini tak akan terjadi... Ini  selang dari momen sesaat seperti ini, semua akan berubah sangat baik, hal begini telah terjadi berkali-kali.
Aku memperhatikanmu seperti ini, selama kedua belah pihak  menginginkannya, akan datang suatu hari dimana perubahan akan terjadi.
Aku selalu seperti ini, seorang pria yang optimis.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Si pria optimis ini, (sesungguhnya) juga memiliki saat-saat pesimis. Aku mulai menulis surat ini saat berada di hotel kecil, saat syuting di Jepang. Bersamaku, banyak teman di sekelilingku, kami semua berkumpul. Setelah pesta itu, aku tak tahu mengapa tiba-tiba saja, muncul perasaan seperti kesepian.
Aku memiliki kualitas yang mengagumkan, anggota keluarga yang mencintaiku dan juga senyuman teman-teman, tapi saat itu, semua ini tak (memberikanku) kekuatan lagi. Aku hanya begitu sangat ingin melihatmu. (Aku sudah) sangat gila, ku pukul dengan dengan keras dinding ini menggunakan bantal, jika tak ada seseorangpun memelukku, rasa kesepian seperti itulah di mana aku menjadi gila. Selama akhir pekan, ada pelayanan gratis senyuman kekasih di jalan-jalan di Osaka, wajah-wajah orang asing yang lewat juga dipenuhi oleh senyum yang cerah. Sendirian di negara asing, seorang pria bodoh tanpa kekasih, menyeret bawaannya yang besar.
(Aku) tidak akan begini lagi, biarkan semuanya berakhir, (aku) akan kembali untuk membujukmu, mengungkap hubungan kita. Tak masalah bila menyulut opini yang besar, bahkan jika ditolak, bahkan jika dimarahi direktur, membuat penggemarku sedih, itu semua bukan masalah lagi.
Hanya seperti ini, kepada siapa aku dapat marah, aku tertidur dalam kebingungan. Saat terbangun tengah malam, hanya kesepian yang tertinggal. Saat seperti ini, aku mengambil kertas draft lirikku, di sana kutulis namamu, setelah itu, kurobek dan kubuang. Tak boleh sampai terlihat orang lain. Selanjutnya, aku mulai menulis surat ini, untukku, kehadiranmu bagai malaikat penjaga. Dalam tulisanku ini, tak dapat kutulis secara terang-terangan, agar orang-orang  yang membacanya, tak akan tahu bahwa kau lah yang ku suka, aku menggambarkannya samar-samar. Mungkin kau akan tertawa terbahak-bahak, apa artinya ini? Mengapa sehati-hati ini ? Pemikiran ini terlalu bagus, juga sangat melelahkan, aku tak akan memikirkannya terlalu jauh, Karena hal itu aku selalu melakukan hal-hal konyol. Tak bermaksud mengejekmu. Ini lah kecerdasan, ini lah yang membuatmu menjadi dirimu haru ini, ini lah kekuatan terhebat mu. Kupikir kau akan berkata begini, memaafkanku.
Karena itu, (ku) harap kau dapat memaafkanku. Di masa depan, aku juga hanya akan menggunakan cara ini untuk menunjukkan perasaanku. 

Shall We LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang