heartbreak

136 6 4
                                    



Malam di kediaman Uchiha

Lelaki pemilik sekaligus dua doujutsu mematikan tersebut sedang sibuk memerhatikan gadis berambut panjang sepunggung yang berwarna persis sama dengan rambut miliknya. Gadis itu bukannya tidak menyadari tatapan intens yang diberikan oleh Sasuke, lelaki yang duduk di kursi tepat diseberangnya tersebut, tetapi gadis berambut raven itu memilih memandangi makan malam yang tersaji di depannya dengan tatapan kosong, ia hanya sedang tidak ingin diajak bicara.

"Sarada, berhenti menatap makananmu dan mulailah makan", tegur wanita berambut pink sebahu yang memiliki tanda pengguna byakugou di jidat lebarnya yang sengaja ia samarkan oleh pita berwarna merah, dengan lembut.

Pemilik nama yang ditegur tersebut hanya diam sambil menggeser-geser lauknya dengan sumpit. Gelagat ini tidak lepas dari penglihatan Sasuke, namun ini adalah Sasuke, lelaki itu memilih diam dan berharap istrinya akan berinisiatif untuk memecahkan persoalan ini, sebagaimana biasanya.

"Aku lelah sekali hari ini, tapi aku harus tetap kuat untuk dapat merawatnya, bagaimanapun juga, ia adalah anak sahabatku", sesuai dengan prediksi Sasuke, Sakura akan membuka percakapan terlebih dahulu.

Kata-kata yang dilontarkan oleh Sakura sukses menarik Sarada dari lamunannya, "merawatnya" "ia adalah anak sahabatku" mungkinkah? gumam Sarada dalam hati. Terbayang dalam benaknya sesosok pemuda amat familiar dengan rambut keemasannya yang diikat kecil dan kulit pucat serta sepasang mata aquamarinenya yang dapat membuat para fangirl-nya meleleh seketika saat menatapnya.

"Huh, untuk apa pula aku memikirkannya, lelaki pecundang sialan, tidak punya hati dan bermulut jelek, ia hanya bisa diam dan diam, bagaimana bisa lelaki seperti itu bisa memiliki pengangum yang sangat banyak? Lucu sekali. Andai mereka tahu sifat aslinya" rutuk Sarada dalam hati, ia tidak sadar jika ia mendengus saking kesalnya. Hatinya terlalu sakit untuk mengingat kejadian dua bulan lalu yang membuat moodnya selalu buruk sampai saat ini.

"Sarada, kau tak apa?" suara Sakura menarik Sarada kembali ke alam nyata. "Kau mendengus, ada masalah apa sayang, aku rasa belakangan ini mood mu selalu buruk".

"Aku tak apa", Sarada menyibukkan dirinya dengan ikan di depannya, menghindari pertanyaan ibunya lebih jauh lagi.

Hening

"Masih tentang misi ANBU kemarin?" ucap Sasuke memecah keheningan.

"Ya, tentu saja. Hari ini Nanadaime kembali menyempatkan diri untuk menjenguknya. Masih belum ada tanda-tanda membaik, detak jantungnya sangat lemah", jawab Sakura dengan murung.

"Konsekuensi dari misi kelas A dan S yang diemban oleh ANBU, meskipun pemuda tersebut sungguh beruntung untuk tidak terbunuh saat itu juga, meski kondisinya yang sekarang ini tidak lebih baik pula" Sasuke sedikit terkejut mendapati istrinya tertunduk menyembunyikan perasaannya yang tersakiti dengan kata-katanya barusan.

"Sakura, aku tidak bermaksud untuk-",

"Aku tahu, Sasuke-kun, tetapi coba jenguklah ia pada saat jam perawatannya bersamaku besok, Nanadaime akan datang bersama Godaime untuk mendiskusikan langkah yang perlu diambil selanjutnya untuk menyelamatnya nyawanya, bagaimanapun ia adalah salah satu ANBU berharga yang dengan keahlian uniknya diakui oleh para ANBU lainnya, bahkan sebelum kejadian itu. Ia sudah terbaring di sana selama dua bulan, dua bulan." Sakura tidak bisa menahan nada sarkatis dalam bicaranya. Sakura tidak seperti biasanya berbicara dengan nada seperti ini pada suaminya, ia tahu shinobi tidak boleh membiarkan emosi mengalahkannya, tapi pemuda yang tengah sekarat itu adalah anak sahabat terbaiknya, bagaimana ia bisa bersikap biasa dengan kondisi pemuda itu saat ini?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 01, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Onyx on AquamarineWhere stories live. Discover now