Prolog

34 5 6
                                    

Sabtu, 06 Mei 2016

Teruntuk seseorang yang sedang merayakan harinya.
Semoga kamu bahagia dengan apa yang telah kamu capai.
Semoga senyuman selalu menghiasi wajahmu serta wajah orang-orang yang melihat bahagiamu.

Meski aku bukan termasuk dari mereka.
Aku yang tak bisa melihat senyum dan bahagiamu.
Aku yang tak bersembunyi namun tak pernah terlihat olehmu.

Aku hanya menjadi penonton dalam gelap dan sunyi.
Melihatmu samar-samar di balik punggung mereka.

Iya, mereka yang kini ada dalam kisah hidupmu yang baru.

Syahilla Dissania

 

        Dissa menatap surat yang dia buat dengan tatapan nanar, tak disangka sebuah surat dapat mengorek kembali luka yang sedang ia sembuhkan. --Meski sampai detik ini dia tak mampu menyembuhkannya.

Saat ini adalah jam istirahat, saat siswa lain berbondong-bondong menuju kantin Dissa memilih untuk naik ke roof top, menikmati angin yang lembut, sambil menulis puisi atau apapun yang ingin ia tulis.

Tapi kemudian tatapannya tertuju pada sekolah yang berjarak sekitar satu kilometer dari sekolahnya. Di atas sini dia bisa melihat sekolah itu dengan cukup jelas. Entah apa yang ada di pikirannya, Dissa hanya mampu tersenyum miris melihat sekolah bercat hijau tersebut.

My Perfect X-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang