Part 1

7 3 3
                                    

Terlalu banyak yang ingin aku tanyakan saat kamu begitu kokoh tanpa aku.
Dan terlalu banyak yang ingin aku sampaikan saat aku begitu rapuh tanpamu.

Hari libur mungkin bagi sebagian remaja adalah hari dimana bisa hunting, pergi ke mall, atau jalan dengan pacar. Tapi bagi Dissa hari libur adalah hari dimana dia bisa ngebo sampe siang dan nonton anime sepuasnya.

Seperti saat ini, jarum jam sudah menunjukkan angka 10 dan Dissa baru bangun dari tidur nyenyaknya. Itu pun karena pintu kamarnya digedor dengan keras oleh ibunya.

Dia menuruni tangga dan menuju meja makan. Cacing-cacing diperutnya susah meronta meminta nasi goreng yang biasa dibuatkan ibunya.

"Lah, mah kok mejanya kosong? Sarapan buat Dissa mana?"

"Tadi sih ada cuman karena kamu telat bangun jadi jatah kamu dimakan bang Rafly"

"Yaah mamaah terus Dissa sarapan apa dong?"

"Yaudah sana bikin telor ceplok aja. Lagian ini tuh udah siang bukan waktunya sarapan, kalau mau nanti aja sekalian makan siang"

"Kok mamah tega ya?" Dia memasang ekspresi semelas mungkin.

Ibu Dissa hanya tertawa melihat wajah anaknya itu "udah sana ke dapur katanya laper".

Dissa melenggang ke dapur dengan gusar. Dia membuka kulkas dan mengambil dua telur ayam sekaligus dan memasaknya, rakus.

Sesekali dia bersenandung dan bernyanyi sambil menunggu telur ceploknya matang.

Masak, masak sendiri..

"Lah kok gue sedih ya, berasa anak kost. ganti lagu ah" Dissa membatin.

Bila memang harus berpisah aku akan tetap setiaa...

"Idih masa udah berpisah tapi masih setia. Malu dong keliatan banget ngarepnya". Ibu Dissa memang nyinyir ternyata.

"njiiir ini sih namanya sindiran tingkat dewa. Nusuk banget hiks"

Apa salah dan dosaku sayang..

Dissa membalas sindiran ibunya dengan lagu jaran goyang sampai telur yang dia masak matang.

####

"Gilaaaa kenapa gak ada yang ngasih tau gue kalo hari ada PR Ekonomi". Juna mendengus kesal sambil menyalin tugas dengan kecepatan menulis di atas rata-rata.

"Makanya kalo guru ngomong tuh dengerin, jangan malah bikin boomerang". Reno menyindir Juna padahal saat ini dia juga sedang menyalin tugas milik Armand.

"Lah gue kan bikin boomerang sama elu, nyet". Juna menoyor kepala Reno dengan pensilnya.

"Ribut mulu, gue kawinin juga nih kalian berdua. Udah cepetan nulisnya keburu bu Santi masuk kelar idup lo". Armand buka suara setelah melihat kelakuan kedua sahabatnya ini.

Dia emang paling rajin di antara mereka, bahkan pernah mengikuti olimpiade ekonomi mewakili sekolahnya. Selain itu Armand juga menjabat sebagai ketua OSIS di SMA Citra Angkasa ini. Tapi entah apa yang telah dilakukan Armand sampai-sampai dia mendapat kutukan harus berteman bahkan bersahabat dengan manusia-manusia laknat seperti Juna dan Reno.

"Ah somplaaak akhirnya selesai juga, tangan gue berasa patah gini. Untung gue pake cara the power of kepepet". Juna memijit pelan pergelangan tangannya.

"Alay lo". Ketus Reno.

"Eh Dissa kemana? Kok belum dateng". Armand melirik meja Dissa yang masih kosong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Perfect X-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang