#FanficFES #MINE #AisyahPurnamasari #WPSCHALLENGE
MINE | SasuSaku | Oneshoot | T | Romance | Naruto by Masashi Kishimoto | Story by Aisyah Purnamasari
WARNING : OOC, Typo bertebaran dimana-mana
Tag : maulidyaandini RinkoShikaAnggita AdindaKasih KarinaHimalaya87 zhaErza
Happy reading! ;)
===============
Ada kalanya bersantai di sebuah tempat sambil menyesap minuman di pagi yang cerah ini. Konoha Cafe menjadi pilihan gadis bersurai bubble gum yang dikepang dan disampirkan di pundak kirinya.
Sesuatu menarik perhatiannya. Sepasang suami istri duduk di seberang meja. Bercekcok ria membicarakan hal pribadi mereka. Mengingatkan dirinya pada kedua orang tuanya dulu.
Sekelebat masa lalu muncul. Ketika ayah dan ibunya bertengkar di dapur. Saling berteriak dan menyalahkan satu sama lain. Hingga perceraian memisahkan keduanya.
"Mau pesan apa?" Suara baritone menyadarkannya. Bahkan dirinya sudah merusak pagi cerahnya dengan lamunan masa lalu kelam bersama kedua orang tuanya.
Gadis bermata emerald menoleh pada waiters yang siap mencatat pesanan. Sederhana namun, tampan dan terlihat tegas ketika menanyakan suatu pesanan pada pelanggan. Oh, jangan lupakan kharisma yang menguar seolah menutupi sifat dingin dan kurang ramahnya yang menjadi nilai minus pada pria berambut raven tersebut.
"Pudding cake dan strawberry juice... Sasuke-san." jawab gadis bermata emerald ramah seraya membaca nama pada nametag yang terdapat di kemeja putih pria bermata onix itu.
Onix kelam nan dingin itu sedikit terpaku mendapati secercah cahaya dari emerald gadis bersurai pink tersebut. Hatinya berdesir mendengar suara lembut yang menjadi jawaban pertanyaannya tadi.
"Mohon tunggu untuk pesanannya....."
"Sakura. Haruno Sakura. Dan... Sepertinya kau bukan waiters yang ramah ya?"
Saling tatap. Sasuke -nama pria itu- mengangkat sudut bibirnya mendengar sapaan yang berupa teguran. Karena ia selalu mendengar sebuah pujian membosankan yang ia dapatkan saat melayani pelanggan wanita. Sakura. Tak ada pujian atau tatapan berbinar padanya. Yang ia dapatkan hanya sebuah senyuman. Senyuman ramah yang selalu Sakura beri pada setiap orang.
"Teguran yang baik."
Inilah awal perkenalan seorang waiters tampan nan dingin dan pelanggan manis nan ramah. Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura.
.
.Pergi ke sebuah balai dan terbaring. Menceritakan masa lalu yang semakin mendekatkan keduanya. Sedih dan terluka tercetak jelas dari ekspresi yang mereka tujukan saat bernostalgia pada masa lalu. Namun tak lama akan terdengar canda tawa sebagai penutupan masa lalu dan jalan menuju kehidupan baru.
"Apa kau percaya, Sasuke-kun?" tanya Sakura. Emerald itu menujukkan sebuah harapan pada onix kelam namun, tenang saat menatapnya balik.
"Aku percaya pada masa lalumu, Sakura. Dan aku ingin kau percaya padaku untuk menjalani masa depan bersamaku. Percayalah bahwa aku takkan melakukan hal yang sama seperti orang tuamu."
TES
Entah bagaimana Sakura mengungkapkan perasaannya saat ini. Ia terharu mendengar penuturan Sasuke.
Menangkup wajah Sakura, Sasuke mulai mendekatkan diri dan menyatukan bibir mereka. Memberikan kecupan dan sedikit lumatan untuk meyakinkan gadisnya bahwa ia tidak main-main mengatakannya.
.
.Air berwarna hijau itu mulai bergerak mengikuti dayungan Sasuke. Sesekali pria itu menyunggingkan senyuman mendengar cerita dari bibir gadisnya. Memerhatikan segala ekspresi yang semakin membuatnya paham tentang Sakura. Segala tentang gadis bersurai pink tersebut.
"Sasuke-kun. Disini tenang sekali. Jauh dari kebisingan. Kurasa, tak buruk juga air danau." ucap Sakura seraya menyelamkan sebagian tangannya pada air berwarna hijau itu. Menimbulkan efek dingin pada tangannya.
"Dan juga dingin." sahut Sasuke menghentikan dayungannya dan mengambil sebuah kain. Ia sapukan pada tangan Sakura yang basah. Senyuman mengembang mendapati perlakuan dari kekasihnya.
"Lihat disana!"
Sakura menoleh ke arah yang ditunjuk. Dan Sasuke menggunakan kesempatan itu untuk mengambil kotak merah berukuran kecil dari kantong jaketnya.
"Tidak ada apa-apa disana, Sasu--hmph!"
Terkejut hingga menutup bibirnya. Ketika berbalik, ia disuguhkan sebuah kotak kecil berwarna merah.
"Maukah kau merima pria seorang waiters dari pelosok desa terpencil seperti Uchiha Sasuke sebagai pasangan sehidup-semati gadis kota sepertimu, Haruno Sakura?"
Tes. Sakura menangis haru, lagi. Menjawab sebuah 'lamaran' Sasuke.
Mengangguk, ia pun berkata, "Ya, Sasuke-kun!" dan memeluknya.
.
.Pernikahan pun terjadi. Sasuke dan Sakura sah sebagai suami istri. Kabar bahagia saat Sasuke membeli rumah sederhana untuk keluarga kecilnya nanti. Membantu mengangkati kardus besar yang berisi perabotan. Sakura mengambil sebuah frame photo saat ia masih kecil bersama ayah dan ibunya. Kembali mengingatkannya pada masa lalu kelamnya. Namun, janji Sasuke meyakinkannya bahwa keluarga mereka kelak takkan seperti kedua orang tuanya.
"Kaa-san, Tou-san. Akan kutunjukkan yang namanya keharmonisan keluarga."
.
.Namun, seiring berjalannya waktu yang namanya keharmonisan keluarga tidak selalu ada.
Dini hari, tepatnya pukul 02.30 pagi keributan muncul pada Sasuke dan Sakura. Dilihat Sasuke masih mengenakan kemeja kerja dan dasi yang masih tergantung di lehernya beradu mukut dengan Sakura yang kini telah menangis. Menanyakan soal beberapa tagihan yang mulai datang setiap bulannya dan itu membuat stres keduanya.
Sakura menangis. Untuk pertama kalinya gadis itu menangis dan itu membuat Sasuke terpukul.
"BAIK! KALAU ITU MAUMU AKU AKAN PERGI!"
Tercengang atas perkataan gadis itu yang sekarang telah berlari meninggalkan rumah, Sasuke mengejarnya. Ini masih dini hari. Dan tak seorang pun yang bangun selain mereka yang bertengkar.
"Sakura." Sasuke mencoba menggapai tangan Sakura, tapi gadis itu menepisnya.
"Maafkan aku."
"Sasuke-kun! Jika kita tidak sanggup kenapa harus tetap dijalani?! Hiiks.."
Perlahan, Sasuke membalikkan tubuh Sakura untuk menghadapnya. Menangkup wajah wanita yang telah menyandang status istri tiga bulan ini.
"Apa kau sudah tidak percaya pada janjiku saat aku melamarmu?"
Emerald penuh air mata itu menatap onix yang menunjukkan kesedihan.
"Aku tidak ingin kepercayaan itu luntur hanya karena pertengkaran pertama kita, Sakura. Dan kau harus menjukkan pada kedua orang tuamu bahwa keharmonisan rumah tangga itu ada."
Sakura memejamkan matanya. Mengingat segala perkataan dan perilaku Sasuke padanya. Sasuke menempelkan keningnya pada kening Sakura. Biarlah kesunyian malam menjadi saksi pertengkaran mereka. Untuk malam ini saja Sasuke membuat Sakura menangis.
"Kau adalah hal terbaik yang pernah kumiliki." bisik Sasuke kemudian. Sakura pun memeluknya.
That's ever been mine
TAMAT