Kegelapan pekat memenuhi tempat itu. Ketakutan memenuhi jiwanya, matanya terus mencari keberadaan sang cahaya. Sampai pencariannya membuahkan hasil.
Disana, didekat sebuah pintu bercahaya yang bahkan tak terlihat sebelumnya, tiba-tiba berdiri seorang wanita. Tangannya melambai mengajak Rafi untuk menghampirinya. Dan tanpa disadari oleh Rafi, kakinya mulai melangkah mendekati wanita bergaun merah panjang dengan sebuah sayap hitam dipunggungnya yang entah bagaimana terlihat begitu nyata.
Saat jarak keduanya sudah dekat, wanita itu mendekati Rafi yang berada didepannya lalu berbisik pelan, "Masuklah, kami sudah menunggumu."
Tanpa berkata apapun lagi wanita itu menggenggam tangan Rafi dan mulai menariknya pelan lalu masuk kedalam ruangan dibalik pintu. Disana ditengah-tengah ruangan terdapat sebuah sangkar burung yang sangat besar terbuat dari emas dan tampak bercahaya, didalamnya berdiri seorang pemuda tampan tengah tersenyum menyambut kedatangan Rafi.
Pemuda tersebut memakai pakaian berwarna putih dan jubah dengan warna yang sama. Anehnya adalah ada banyak tali yang membelenggu sangkar besar itu, menyebabkan pemuda bersayap emas didalamnya tak bisa keluar. Rafi yang terlihat sangat kebingungan dengan semuanya mulai bertanya pada wanita bergaun merah disampingnya.
"Tempat apa ini?" tanyanya, wanita disampingnya hanya tersenyum dengan misterius, lalu menarik Rafi dengan pelan agar mengikutinya mendekati sangkar besar nan indah itu.
"Namaku adalah Cecilia." ujar sang wanita, membuat Rafi menatapnya.
"Kau tahu kenapa kau berada di tempat ini?" tanya Cecilia yang tentu saja di beri gelengan oleh Rafi sebagai jawaban.
"Alasannya adalah karena kau masih memiliki sebuah pilihan yang akan menyelamatkan mu dari kecelakaan maut itu ataupun sebaliknya."
"Apa maksudmu?"
"Seorang pria berumur 21 tahun, mengalami kecelakaan dikarenakan menolong gerombolan anak SMA di sebuah perempatan jalan. Akhirnya pria penolong itupun mati ditempat. Kau tahu, nama pria penolong tersebut adalah Raditya Rafi Alamsyah." jelas Cecilia panjang lebar, lalu Rafi menatap Cecilia dengan pandangan terkejut dan tak percaya.
"Siapa kau sebenarnya, kenapa kau tahu hal itu?" tanya Rafi dengan tetap menatap Cecilia yang tengah tersenyum misterius padanya.
Tanpa menjawab pertanyaan Rafi, Cecilia mengalihkan tatapannya lalu mulai menatap pemuda di dalam sangkar yang tengah memperhatikan Rafi dengan wajah yang menyiratkan sesuatu. Rafi yang tengah menatap Cecilia pun sedikit jengah dengan sikap Cecilia yang tak menjawabnya, kembali Rafi bertanya, "Kau, siapa kau? Dan tempat apa ini?" lirikan sinis tiba-tiba dilontarkan oleh Cecilia pada Rafi yang sedikit terkejut.
"Sekarang aku akan memberikanmu pilihan." ujar Cecilia yang kini sudah berhadapan lagi dengan Rafi yang masih menatapnya dengan kening yang berkerut bingung.
"Pilihan pertama adalah kau tetap mati dan meninggalkan semua hal yang berurusan dengan duniawi. Meninggalkan perkerjaanmu serta ibumu yang bekerja siang malam untuk kehidupanmu dan juga adikmu, atau..." jeda beberapa saat sebelum Cecilia melanjutkan perkataannya.
"Atau, pilihan kedua yaitu, kau bisa kembali ke kehidupanmu semula dan membantu ibumu untuk membiayai kehidupannya, kau, dan juga adikmu. Dengan satu syarat, yaitu menarik satu helai tali yang membelenggunya." ujar Cecilia seraya menunjuk pada tali-tali yang mengikat sangkar besar itu.
Rafi menatap sangkar itu, lalu melihat pemuda didalamnya yang tengah memperhatikannya juga. Merasa sedikit risih, Rafi mengalihkan pandangannya pada pemuda itu dan kembali menatap Cecilia.
YOU ARE READING
The Choise
Short StoryKetika kau diharuskan memilih untuk mati atau tetap hidup, mana yang akan kau pilih? . . . By : Shichi