NEON LIGHT

66 4 1
                                    

"Kau tahu, Reina hanya bercanda mengatakan itu. Mana mungkin seseorang yang telah mati hidup kembali!" Bentak Marta.

Telepon seluler yang sedari tadi ia letakan di telinga, dijauhkan dan segera dimatikan.

"Dia hanya mencoba menakut-nakuti!" Umpat Marta dalam hati kecilnya.

Tubuh Marta kini dibalut piama putih bermotif panda. Ia mendapatkan panggilan dari Detra, sahabatnya, ketika sedang menikmati hamparan air laut Maldive yang menenangkan dalam mimpinya.

Tentu hal itu membuat Marta jengkel. Seharusnya ia bisa bermimpi lebih lagi andaikan pria bongsor itu tidak menelponnya. Mungkin saja ia bermimpi bertemu dengan pria idamannya setelah itu.

Tapi nyatanya nihil, Marta tidak bisa memejamkan matanya kembali. Ia terjaga. Sampai matahari terbit di ufuk timur.

Marta terbangun pukul 7 dan mulai menjalani harinya seperti biasa. Matanya kini sudah fresh setelah sebelumnya terkantuk akibat terjaga sepertiga malam. Ia melangkah gontai menuju kamar mandi. Sebuah handuk membalut lehernya. Disaat rintikan air shower membasuh sekujur tubuh, Marta terus memikirkan perkataan Detra. Marta bukanlah tipe orang yang mudah dibodohi dengan perkataan. Tapi perkataan Detra semalam seakan membuat kepalanya penuh dengan opini. Marta mencoba melupakan hal itu. Nanti Marta akan menanyakan langsung tentang hal ini kepada Detra ketika bertemu di kampus.

Marta mengenakan kaos Tumblr berwarna maroon dan jeans dengan motif sobek-sobek di lututnya. Ia mengenakan sepatu Converse warna maroon yang di sesuaikan dengan bajunya. Tampilan Marta memang selalu seperti ini. Darah Casual sudah men-daging di dalam dirinya.

Marta meninggalkan rumahnya, tidak lupa ia berpamitan dengan Josephine, ibu yang sangat disayanginya.

Sejak kecil Marta dirawat hanya dengan wanita hebat itu. Tubuhnya seakan tidak pernah berkata lelah. Membuat sarapan, mengantar Marta kesekolah, setelah itu bekerja di perusahaan tekstil yang sudah digelutinya selama 5 tahun. Selalu seperti itu hampir setiap hari setelah kepergian Reynold. Marta bangga dengan Josephine. Terkadang Marta berpikir bahwa dirinya terus menerus merepotkan Josephine. Tapi Josephine membantah. Menurutnya, Marta merupakan anugerah terbesar dalam hidupnya dan faktor penyemangat dalam hidupnya.

Dengan mengendarai mobil volkswagen pemberian Reynold, ia berjalan menjauh menuju kampus.

Marta memutar tombol radio. Ia terus memutarnya mencari saluran yang memutar lagu pop baru-baru ini. Namun ketika sedang memutar, satu kalimat membuat Marta berhenti memutar tombol tersebut,

'Sebuah mayat wanita ditemukan membusuk dibawah lampu taman Light Street Park dengan kondisi mengenaskan. Sekujur tubuhnya dipenuhi luka bekas tusukan. Berdasarkan informasi, wanita i-'

Marta menekan tombol off seketika. Ia mulai dihantui rasa takut sekarang.

--##--

Marta tiba di area parkir kampus tepat pukul 8 pagi. Perjalanan yang melelahkan menurutnya. Ia merogoh kantung jeans sobeknya, mengambil suatu benda di dalamnya.

To : Detra

"Temui aku di kantin kampus jika kamu sudah tiba."

Sent.

Setelah pesan berhasil terkirim, Marta keluar dari mobil. Meninggalkan area parkir menuju kantin kampus. Matanya menangkap segelintir orang yang berlalu lalang memenuhi jalan kampus. Ia melewati beberapa area untuk sampai kantin. Salah satunya area lapangan. Kelas baseball ternyata sudah dimulai. Sebagian orang memenuhi area lapangan, sebagian lagi memenuhi tribun hanya untuk menyaksikan pertandingan membosankan itu. Marta tidak tertarik dengan baseball. Ia lebih tertarik menghabiskan waktunya untuk menyaksikan bagaimana Abraham Lincoln memimpin America daripada melihat pertandingan baseball Alex Rodriguez di Youtube.

NEON LIGHT (REVISED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang