1

18 4 1
                                    

"Kamu mau kemana malam-malam begini Febri?!" Tanya Firna, Mama febri.

"Bukan urusan anda." Febri menutup pintu sangat kencang. Firna hanya bisa bersabar dengan perilaku anaknya.

Febri menyalakan mesin motornya dan jalan entah kemana. Sampai akhirnya Febri berfikir ia akan ke rumah sahabatnya saja yaitu Yana.

Sesampainya di depan rumah Yana. Febri memarkirkan motornya di garasi dan segera  ke depan pintu.

"Assalamualaikum, Yana!" Ucap febri sambil mengetuk pintu. Tapi tak ada jawaban sama sekali dari Yana. Lalu febri mencoba sekali lagi.

Pintu terbuka dan yang keluar adalah Yana sendiri. "Ape sih feb? Gw ngantuk njir." Keluh Yana mengusap matanya pelan.

Febri langsung masuk ke dalam tanpa izin, lalu naik ke atas dan menuju kamar Yana. "Eh febri! Tunggu!" Teriak Yana sambil menutup pintu.

Sesampainya di Kamar Yana, Febri langsung rebahan dikasur Yana. Yana yang melihat itu langsung melempari Febri dengan bantal.

"Aduh yan! Sakit bego!" Ucap febri sambil memegang punggungnya. "Lagi lu ga sopan banget sih! Main masuk-masuk aja." Keluh Yana.

Lalu Febri bangun dan duduk di pinggiran jendela. Yana hanya memasang muka bingung dan duduk di samping febri.

"Lo kenapa lagi ama ortu lu? Mereka berantem lagi?" Tanya Yana. Febri hanya tersenyum tipis lalu kembali datar.

"Kenapa ga lo tanya? Kalau lo malah diem, ya makin lama lo bakal gatau mereka kenapa. Lagian ini dari lo 'kecil' dan sampe sekarang, lo gatau? Konyol"

Menurut febri yang dikatakan Yana ada benarnya. Kenapa ia tidak menanyakan saja? Tapi hatinya berkata lain, bahwa itu akan sia-sia.

"Bodolah yan, gw nginep dirumah lu ya!" Ucap febri sambil berjalan ke kasur. Yana hanya bisa pasrah dengan sahabat yang satu ini.
 
                                 ***

Keesokan paginya Febri meminjam baju Yana dulu, karena kalau ia balik ke rumah pasti bakal ada pertengkaran dulu, jadi ia memutuskan untuk meminjam.

Febri dan Yana berangkat bareng. Febri mengendarai motor ninjanya begitu pula Yana.

Disepanjang jalan, mereka berdua menjadi pusat perhatian. Siapa sangka? Febri dan Yana memiliki tubuh yang kecil dan orang-orang mengira bahwa mereka kelas 8 smp padahal mereka kelas 11 sma.

Akhirnya mereka sampai disekolah. Yap! SMA Nusa Malang, sma elite yg ada dimalang. Disini hanya anak-anak pinter yang masuk sini, ada juga yang bodoh tapi lewat jalur belakang.

Saat Febri memasuki gerbang, seketika pandangannya menuju fokus ke Febri. Febri berjalan masuk ke sekolah diikuti oleh Yana.  Ada yang berteriak, ada yang gosip dan ada yang mengabaikan.

Febri dan Yana tidak sekelas, Febri kelas 11-5 sedangkan Yana 11-2. Yaa, memang Yana lebih pintar dari Febri.

Febri berjalan melewati koridor kelas 10. Disepanjang jalan, semua pandangan kelas 10 tertuju ke Febri. Febri yang risih dipandang langsung menghentakkan kakinya keras. Lantas semuanya kaget.

"Gausah dipandang gitu kali, biasa aja" sindir Febri yang menggema keseluruh kelas 10 dan otomatis semuanya langsung fokus dengan kegiatan mereka tadi.

Sesampai di kelasnya, febri langsung duduk disebelah teman sebangkunya, Reza. "Pagi bro" sapa reza baik, febri hanya tersenyum tipis lalu duduk. Reza yang merasa heran dengan perilaku Febri ini, langsung nyamperin.

"Napa lu? Muka kusut amat." Ledek Reza. "gamood." Ucap Febri singkat. "Yaelah, gamood kenapa? Mak lu lagi?" Tanya Reza.
"Hooh." Jawabnya.

Reza hanya berkata 'oh', lalu menepuk pundak Febri. Febri yang merasa ditepuk, langsung kaget dan memasang muka datar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She Change MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang