Don't You Love Me...?

3.1K 245 41
                                    

~Marsmallow~

=====

"Dean cinta Milky kan?" ujarnya riang dengan senyum manis yang mengembang. Punggungnya menyender pada dinding tembok, sementara matanya, aku yakin sedang melirik ke arahku yang sedang sibuk membaca komik One Peace.

"Cuma dalam mimpu lo, Ky.." Aku membalas datar tanpa menatapnya. Mengabaikan wajah cemberutnya juga sosoknya yang sejak tadi menungguku untuk pulang bersama.

Angin musim kemarau berhembus, membawa kelopak daun-daun kering beterbangan sampai membumbung tinggi ke angkasa. Memainkan rambut yang berjatuhan di keningnya. Kami masih berdiri santai di taman dekat lapangan basket sekolah. Tak peduli pada bel pulang yang sudah berbunyi beberapa jam lalu.

"Bohong banget!" kekeuhnya sambil memeletkan lidah padaku.

Aku hanya tersenyum tipis sebelum menutup komik One Peace yang kubaca, lantas menepukkannya di atas kepala Milky. Sekali lagi dia cemberut karena ulahku, "Waktunya pulang! Ntar gue di ceramahi nyokap lo lagi gara-gara telat sampai rumah."

Aku membenarkan ransel lalu berjalan menuju pintu gerbang keluar sekolah. Saat teriakan lucu itu terdengar bersama sosok Milky yang mengejarku.

"Dean sempak!!"


"Dean cinta Milky kan?"

Sampai berapa kali pertanyaan itu harus terucap?

JUNI 18, 1995
***

"Selamat ya Ibu, putranya tampan dan sehat." Seorang suster memindahkan bayi dalam dekapannya pada wanita yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Wajahnya yang kelelahan tak mampu menyembunyikan sorot bahagia yang tergambar jelas di matanya.

"Selamat ya May. Akhirnya kalian berdua bisa dapat momongan."

"Iya Mas. Akhirnya Maya bisa melahirkan dengan selamat. Jadi Dean bisa punya teman bermain nanti."

Kedua keluarga itu saling tertawa, menyaksikan dua anugrah menakjubkan yang hadir dalam kehidupan mereka.

Sosok pria yang berdiri di samping ranjang rawat menatap anak kecil dalam gendongannya. "Nah, Sasana Deandra Rajata, nanti kamu harus jaga adik sepupu kamu dengan baik ya. Tidak boleh bertengkar, harus saling menyayangi dan membantu." Suaranya berhenti dan ekspresi wajah lelaki itu berubah mengernyit. Dia berpaling menatap sosok adik perempuannya yang terbaring di atas ranjang rawat, "Lho May, kamu belum ngasih nama anak kamu kan? Kira-kira siapa namanya? Biar Dean bisa ingat dari sekarang."

Senyum manis di wajah Maya mengambang, tangannya mengelus lembut pipi bayi kecil dalam dekapannya. Kemudian menatap suaminya penuh kasih, "Juniel Milkyo Aksara." Jawabnya yakin.

Semua orang tersenyum. Ibu muda itu tampak begitu bahagia, ia tak kuasa menahan air matanya jatuh ketika melihat mata indah milik putranya terbuka lebar. Menampakkan iris hazel yang berkilau dan polos akan dunia. Malaikat kecilnya benar-benar telah lahir ke dunia ini, dalam dekapannya dan menatap penuh ingin tau pada wajahnya.

"Pa..pa.." Pria yang menggendong anak kecil tersentak, saat putranya menggapai-gapai udara kosong.

"Udah bisa panggil Papa, ya Dean? Pintarnya." Sekali lagi tawa renyah terdengar dari bibir semua orang.

"Iya dong. Anak siapa dulu. Hahaha... Dean anak papa. Mau apa sayang?" tanyanya, sampai akhirnya semua mata kembali terkesiap saat bocah kecil itu menggapai-gapai dengan heboh ke arah ranjang rawat.

Don't You Love Me..?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang