Part 6: It's OK

65 11 5
                                    

17.42
DwiPutra: Lia..


Bingo.
Dugaanku tepat sasaran.
Lia, orang yang disukai Putra.
Hatiku serasa sesak.

Perih sekali.
Kenapa dadaku serasa perih?
Aku mengusap dadaku pelan.
Jantungku berdetak kencang. Ah, rasanya mau meledak.

Tanpa sadar aku mengabaikan pesan dari Putra.

Aku melamun.
Siapa yang tidak suka pada Lia?
Dia cantik, ceria, dan dia aktif di sosial media.
Lia adalah kebalikan dariku. Aku jelek, pendek, dan aku tidak begitu senang aktif di sosial media.

Jadi wajar saja jika Putra menyukai Lia, bukan? Aku tersenyum sendu.

"Tak apa. Alicia, fighting!!" aku menampar pelan pipiku yang tembam.

Galau memikirkan seseorang yang jelas-jelas menyukai orang lain? Itu hanya akan membuang-buang waktuku, benarkan?

Lebih baik aku mendukungnya untuk mendapatkan Lia.
Sakit sih, tapi yah.. Apa boleh buat.
Bukan, aku bukannya menyerah.
Aku hanya ingin dia bahagia.

Melihat seseorang yang kau sukai bahagia, berarti kau juga ikut bahagia, bukan?

Pemikiranku yang berlebihan muncul lagi. Aku ini dramatis sekali, sih?

"Aaaahhhhh!!!!!" aku mengacak-acak rambutku gusar.

Sungguh, Putra membuatku gila.

---

Hari ini hari Jum'at. Seperti biasa, hari jum'at kami akan melakukan senam rutin.

Aku berbaris dengan teratur. Didepanku adalah Kania, sementara dibelakangku ada Geby. Fira berbaris di belakang Geby. Aku menoleh ke arah kiri. Ada Lia dan Nana.

Aku melambaikan tangan, Lia dan Nana tersenyum. Aku memfokuskan pandanganku ke depan.

..ada yang aneh.
Aku menoleh ke kiri sekali lagi.

Apa-apaan?
Putra ada di sebelahku!
Oke, aku berusaha tidak peduli. Putra juga terlihat agak cuek. Oh, aku lupa jika sifat Putra di sekolah itu berbeda.

Senam pun dimulai. Ku mengikuti gerakan gerakan senam dengan fokus. Tapi, berhubung Putra ada disebelahku,

Aku sama sekali tidak fokus.

Aku sesekali melirik ke kiri, apa dia senam dengan baik atau tidak.
Persis dugaanku, senamnya kacau.

Padahal, dia pernah bilang padaku kalau dia pernah menjadi juara satu lomba senam saat dia duduk
di kelas 5.

Ck, Bohong besar.

Aku tersenyum geli melihat tingkah Putra. Dia mengayun-ayunkan lengannya sembarangan, hingga terkena di lenganku.

"Hei! Sengaja ya?!" aku berteriak padanya. Dia menoleh, lalu hanya tersenyum remeh.

"Kalau iya, kenapa?" ujarnya tertawa. Aku mendengus.

"Dasar bodoh" aku kembali memfokuskan pandanganku ke depan.

Sekali lagi aku katakan,
Aku sama sekali tidak fokus.
Aku tak henti-hentinya melirik ke Putra.

Tapi..
Oh, ya ampun.
Putra melirik kesebelah kirinya.
Lebih tepatnya, Putra melirik Lia.

Oke, ini berlebihan, tapi hatiku rasanya remuk. Aku mengalihkan pandanganku ke depan dengan cepat. Aku tidak mau melihatnya melirik Lia. Bisa-bisa hatiku hancur sungguhan.

Senam telah usai.
Aku menggandeng tangan Kania dengan cepat.

"Kania, aku haus. Cepat temani aku ke koperasi ya" aku menarik Kania paksa.

"Hei, hei,hei tunggu dulu, Yang lain mana?" Kania menahanku.

"Cepatlahh aku haus.." aku merengek. Akhirnya Kania mengiyakan ajakanku.

Aku berjalan, meninggalkan Geby, Lia, Nana, dan Fira di belakang.

.

Maafkan aku, Lia. Sepertinya aku mulai Iri padamu..


























.
.
TBC
.
.
Yeayy udah update :*
Teruntuk sahabat-sahabat saya yang sudah rela meluangkan waktunya untuk membaca cerita gaje ini, saya ucapkan kamsahamnida😂

Insyaallah besok update malem habis traweh.
TIDAK JANJI SIH hohohoho

Bubyee.

It's Okay, It's Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang