" Would it be a sin.. but i can't help falling in love with you.."
Suara alunan musik dari penari jalanan yang sedari tadi kulihat.
Lamunanku tertuju pada malam itu..
"Sen.. ikut nari yuk. Kayanya asyik deh." ajakku
" Nggak ahh .. kamu aja deh. Gue nggak bisa." Jawab Arsen
" Iihh.. bisa. Ayo deh !!!" sambil aku menarik-narik tangannya.
Kedua tanganku kurangkulkan dilehernya dan tangan Arsen berada dipinggangku..
"Al.. gue gak bisa tau gak sih.. mau bikin gue malu nih orang"
"Hahaha.. udah ikutin aja nanti juga bisa sayang.."
" Jangan cemberut gitu dong.." lanjutku
"Mundur...kiri...maju...kanan.." kataku pelan sambil terus memandangi matanya. Mata yang begitu bercahaya,berbinar. Seperti hamburan bintang yang berkilau dilangit malam ini.
"Proookkk....Prrrooookkk...Pprroooookk...Prrrookkkk..." lamunanku tersadar karena tepuk tangan dari para penonton yang begitu memekakan telingaku yang berarti pertunjukkan sudah selesai.
Arsen .. ya ! Arsen adalah orang yang telah mengubah hidupku. Dia yang telah melakukan segala hal untukku. Dia yang mengajariku banyak hal tentang hidup ini,bagaimana cara kita bisa terus melanjutkan hidup ini. Namun seketika semuanya hilang tak tersisa, aku tidak tahu Arsen dimana. Seketika dia hilang ditelan bumi.
Segera ku menyeka air mata di pipiku dan berjalan menuju coffeeshop.
" Espresso machiato 1 , americano cinnamon 1, tartlet 3 ya mbak , ini uangnya." Sambil menunggu aku mencari bangku yang kosong dan merogoh ponselku di tas.
" Jam sembilan " kataku dalam hati
" Ini mbak pesanan dan kembaliannya." Kata waittress
"Terima kasih. Untuk mbak saja yaa.." kataku sambil tersenyum ramah
" Terima kasih mbak." Sambil menundukkan kepala
Ku berjalan menuju mobil yang aku parkirkan agak jauh dari coffeeshop tersebut.
" Mau kemana yaa masih jam segini. Hati rasanya ga mau pulang." Kataku sendiri
Ku lajukan mobilku menuju taman kota yang tak jauh dari sini,untuk sekedar menghibur hati yang kacau ini.
------
Aku duduk dibangku panjang yang sedikit jauh dari keramaian. Lumayanlah .. untuk sekedar menenangkan hati ditemani espresso machiatto yang kubeli tadi.
"Al.. ."
" Yaa.." kataku sambil menoleh
" Arsen ??"
Apakah Arsen kembali setelah lama menghilang. ikuti terus yaa kak lanjutan ceritanya. terima kasih.
writter,