D e l a p a n .

21.2K 701 150
                                    

Vano si anjing.

"Ehm, Daff? Kamu pulang sekarang gapapa kan?" tanyaku sambil melirik Vano yang sedang memasuki kamar, "Dia siapa?" tanyanya penuh penekanan
"Dia sodara aku kok. Please banget, kamu pulang sekarang gapapa kan? Besok aku jelasin, beneran" ucapku, lalu Daffa berjalan ke luar "Besok aku tagih ya."
"Iya, Daffa bawel" ucapku sambil memutar bola mata
"Cium dulu sini mana keningnya" ucapnya
"Apaan si Daff, alay banget" jawabku
"Drama. Alay. Najis" ucap Vano yang bisa di dengar olehku

Sirik bilang aja, batinku.

"Ya udah, aku pulang dulu ya. Besok jangan lupa." kata Daffa, lalu berjalan pergi dan aku segera menutup pintu lalu menatap Vano tajam.
"Anjing, lo." ucapku lalu memasuki kamar yang di ikuti oleh Vano
"Gue mau ngomong." ucap Vano serius
"Ya udah si ngomong aja biasanya juga lo ngebacot" balasku malas
"Lo itu cewe. Bisa jaga omongan lo?" kata Vano
"Cepet lo mau ngomong apa, keburu males gue liat muka lo" tanyaku
Vano langsung membaringkan diri ke kasur, "Gue ga suka pacar lo masuk apartemen gue.". Aku mengernyitkan alis, "Maksut lo?"
Vano membuang nafasnya dengan kesal, "Gue ga suka liat pacar lo masuk apartemen gue, kurang jelas?"
"Apartemen lo kan juga apartemen gue. Kenapa emang kalo gue bawa Daffa masuk? Lo cemburu?" ucapku
"Gak." jawab Vano, "Sok-sokan ga mau ngaku lo?" ucapku
"Pede." Vano langsung bangkit dari kasur lalu berjalan keluar, sebelum Vano menutup pintu dia berbicara "Kalo gue suka sama lo gimana, Ra?"

---

"Iya anjing tadi dia bilang gitu"

"Berarti dia suka sama elo, anjir"

"Ya ga mungkin lah tai. Gue mana mau sama dia"

"Nyesel lo bilang kaya gitu. Awas aja ya lo sakit hati ngeliat dia sama yang lain"

"Gue? Sakit hati sama dia? Ngapain amat babi, ga punya waktu gue. Kan gue udah punya Daffa gimana si lo"

"Ga usah teriak udin! Anjir kuping gue sakit."

"Ya. Sorry, sengaja gue."

"Vano buat gue aja ngape si, kan lo udah ada Daffa. Maruk banget jadi cewek ga sopan!"

"Ambil aja sono hahahaha, gue ga peduli"

"Eh bentar, ga ada suaranya"

"Paan si Van, gue matiin. Bye"

Ting!

Daffa : Mau makan malem ga?

"Makan, udah gue siapin makan di luar" ucap Vano tiba-tiba
"Eh? Kesambet apa lo" tanyaku
"Kayanya gue jahat salah di mata lo, gue baik juga salah. Mau lo apa?" ucap Vano lalu pergi meninggalkan kamar

Bodo amat deh

Aku berjalan ke luar menuju meja makan yang sudah ada makanan-makanan enak

"Si Vano mana dah. Sensi amat tu anak, gue jawab gitu aja udah ngacir keluar ngambek kaya abg smp" ucapku pelan
Aku mengedikkan bahu, "Bodo amat sih, kenapa gue jadi mikirin si Vano. Buang waktu aja"

---

Ceklek..

"Ra, lo udah tidur?" tanya Vano

Pake tanya. Ya belom lah anjing, batinku.

"Sebenernya tadi gue bukan mau ngomongin yang tadi, tapi gue pengen ngomong" Vano menarik nafas lalu membuangnya secara perlahan, "Kalo gue bukan Vano gimana, Ra?"

Aku langsung berbalik menghadap Vano, "Maksut lo, bukan Vano?"

"Eh, lo belum tidur? Tidur udah malem, gue tadi ngomong sendiri efek mabuk."

---

Maaf baru update😞Vote&comment jangan lupa ya!
Instagram : pinkyunic

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang