"Semenarik apapun rupanya, lebih baik ia yang selalu bersedia menemani setiap saat bagaikan Bulan yang selalu menyinari gelapnya Bumi, dibandingkan yang hanya menetap sementar lalu pergi begitu saja bagaikan Pelangi disore hari."
-Ran Kougetsu-
••••
Seorang pria menelusuri sepanjang jalan menuju sekolah. Tanpa melihat kearah sekelilingnya. Dia tau mereka berbisik-bisik tentang dirinya. Dia pun tak peduli. Ia merasa ini hidupnya bukan hidup mereka, jadi untuk apa ia memperdulikan ucapan mereka?
Seperti biasa dia pun sesudah sampai disekolah mengganti sepatunya dengan sepatu khusus ruangan. Ya, memang biasanya hanya di Jepang tempatnya tinggalah yang memiliki peraturan yang sedikit berbeda dengan sekolah-sekolah negara lain. Dia pun kembali menelusuri lorong yang ramai dengan orang-orang yang saling berbincang.
"Ohayou gozaimasu, Karasaki-san." sapa beberapa gadis sambil membungkukan tubuh mereka. Kentaro pun yang tidak peduli, hanya melewati begitu saja mereka. Semakin ia bertambah cuek dan dingin pada gadis-gadis itu, semakin gadis-gadis itu mengejarnya.
Kentaro pun duduk di bangkunya dengan tenang. Sebab, dia tidak mempunyai teman sebangku. Tapi itulah kenikmatan menurutnya. Tak terasa bel pun berbunyi. Hashirama-sensei pun datang ke kelas untuk mengajar seperti biasa. Hanya saja tampak ada yang sedikit berbeda. Ia membawa seorang gadis disampingnya. Dia gadis yang cukup menarik, meski tinggi tubuhnya tidak seberapa. Memiliki tampang babyface.
"Manis." gumam pelan Kentaro tanpa sadar. Lalu ia kemudian menyadari apa yang baru saja ia ucapkan.
Apa? Manis? Kau pasti bercanda. Mungkin otakku sudah mulai mengalami konsleting, Batin Kentaro berkecamuk.
"Anak-anak, mulai hari ini kalian mendapatkan seorang teman baru. Ia datang dari London. Sekarang, silahkan perkenalkan diri kamu." ucap Hashirama-sensei kepada gadis itu.
"Anata wa Nippon-go wa dekimasu ka? (Apakah kamu dapat berbahasa Jepang?)" tanya Sensei.
Gadis itu sambil tersenyum, "Amarini mo yoi. (Tidak terlalu baik.)"
Gadis itu pun lalu tersenyum manis kepada para siswa-siswi lainnya, "Watashi wa no namae wa Kougetsu Ran desu (Perkenalkan nama saya Ran Kougetsu) . Watashi wa seikakuna London ni, England kara no gozen (Saya berasal dari Inggris, tepatnya London). O ai dekite ureshii (Senang bertemu dengan kalian). Mohon bantuannya ya." ucapnya sambil menunjuk tangan kanannya di depan wajahnya yang bersimbol peace.
Aku pun tidak peduli dengan keberadaannya.
"Kougetsu-san silahkan duduk disamping Karasaki-san." ucap Hashirama-sensei.
"Baik sensei." Ran itu sambil berjalan menuju bangku disebelahku ini.
Ia pun menatapku dalam, mata Biru nya yang bagaikan memandang luasnya samudra yang sangat mengagumkan. Sangat indah untuk ditatap. Tiba-tiba saja, Ran mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Kentaro, "Mohon bantuannya." namun diabaikan uluran tangannya itu. Dia pun menarik kembali uluran tangannya itu sambil tersenyum
••••
"Maukah kau makan siang bersamaku?" tanya Ran padaku. Namun diabaikan saja oleh Kentaro yang berlalu melewatinya keluar kelas.
Teman - Teman pun mulai mengerubungi si Siswi baru itu. "Hei..Namaku Shazu Oneera. Kamu bisa memanggilku Shazu-chan." ucap gadis berambut gelombang coklat kemerahan dikuncir dua sambil mengulurkan tangannya. Dan Ran pun menjabat tangannya dan tersenyum hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The God's Secret ✔
Short StoryWho knows what God's Secret is like? Everything goes according to his wishes and no one can stop him. Change your destiny while you can, while still being given the opportunity to change it. Nothing is impossible. And I Believe it! -Ran Kougetsu-