Di bawah awan gelap yang sedang menumpahkan seluruh isinya ke permukaan bumi, bersama itu pula dentuman sepatu basah berlari di bawah rintik hujan dengan suara tangis yang tak terlalu jelas. Ia tampak sangat mencolok, meskipun air matanya bercampur dengan air hujan tapi merah hidungnya tak dapat memungkiri bahwa gadis itu sedang menangis bersama hujan pagi ini.
Namanya Dania Alistacia, gadis asal Makassar yang menyukai hujan. Ia memiliki alasan mengapa hujan adalah hal yang sangat disukainya, selain karena bisa menyembunyikan air mata juga bisa berbagi keluh kesah.
Dania bukanlah gadis yang kuat ataupun luar biasa. Ia hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki apa-apa. Tapi, perjalanan hidupnya yang terbilang tak biasa. Kehilangan ayah saat berumur 12 tahun, menjadi yatim piatu saat berumur 14 tahun dan sekarang ia terancam dikeluarkan sekolah karena pamannya tidak lagi ingin mengurus biaya hidupnya.
Berlari dari kenyataan bukanlah perihal mudah, ia tetap harus bertanggung jawab terhadap hidup adiknya- Erika Alistacia. Menjadi tulang punggung, orang tua, kakak, sekaligus pelajar dalam satu waktu terkadang mustahil baginya, sulit sekali rasanya. Namun, kenyataan demi kenyataan selalu dilempar telak dihadapannya hingga sulit baginya untuk menghindar.
Tapi lain cerita, bila sosok laki-laki itu tak datang dan merubah seluruh hidup seorang Dania Alistacia seakan di bolak-balik dan di putar-putar hingga Dania bingung antara ilusi dan kenyataan. Sosok itu seakan akan mengangkatnya dari sebuah rawa yang dalam, kemudian menunjukkan setitik cahaya terang pada Dania.
Laki-laki itu bernama Fahriel Alfisaga, Senior Dania di sekolah sekaligus cucu dari pendiri sekolah yang Dania tempati belajar. Pertemuannya dengan Fahriel adalah sesuatu yang tak wajar bahkan keluar dari daya nalar, tetapi entah mengapa Dania selalu merasa bersyukur karena bisa bertemu dan mengenal Fahriel waktu itu, waktu dimana ia sangat membutuhkan pegangan, waktu dimana ia tak lagi memiliki penopang, dan waktu dimana ia tak lagi mempercayai sebuah keajaiban, tetapi Fahriel hadir memberikan semua yang Dania butuhkan.
Awalnya Fahriel hanya sekedar tukar tatap dengan Dania, dan itu semakin menjadi jadi karena mereka mengikuti bimbingan yang sama, karena satu bimbingan sapaan yang menciptakan sebuah ikatan mulai terbentuk. Cerita demi cerita mengalir dari bibir mungil Dania dan nasihat serta ucapan semangat keluar dari mulut Fahriel. Seorang laki-laki menawan dan seorang gadis penjual bakwan terkadang berjalan bersama sambil tertawa dengan berpegangan tangan.
Fahriel, laki laki ajaib yang selalu menyapa Dania dengan senyum merekah laksana mawar di sebuah Istana. Awalnya Dania merasa aneh, tapi semakin lama ia semakin terbiasa dan baginya Fahriel adalah laki-laki yang sempurna untuk gadis dengan ukuran serba biasa seperti dirinya. Banyak gunjingan dari teman-teman disekitarnya dan banyak pula cacian yang didapatkannya mulai dari Wanita Penggoda atau Si nenek Susuk atau mungkin Penyantet Lelaki,
Semua sangat membahagiakan awalnya, hingga akhirnya kejujuran itupun terungkapDania, dengarkan saya. Tetaplah menjadi gadis seperti ini, mengerti? Karena saya suka kamu yang begini. Jangan lari dari hidup, karena tanpa saya pun masih ada Erika yang akan menggenggam tanganmu dan masih ada Erika juga yang akan memelukmu dan masih ada Erika juga yang akan menghadirkan senyum sama seperti yang saya lakukan. Saya pergi bukan karena saya ingin meninggalkan. Tetapi, saya pergi untuk menggapaimu Dania, menggapai mimpiku bersamamu, jadi jangan berlari di bawah hujan lagi, jangan menangis bersama hujan lagi, dan jangan mencoba menyakiti diri sendiri lagi Ucapan terakhir Fahriel pada Dania.
Setelah itu semuanya berubah, tak lagi ada senyum ataupun kebahagiaan di wajah Dania, Erika sang adik juga tahu bahwa kakaknya sedang bersedih, ia tak mampu melakukan sesuatu. Kian hari kondisinya sama saja, seolah olah tak lagi memiliki udara untuk bernafas dan tak memiliki tenaga untuk bergerak.
Detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan dan tahun ke tahun tak ada yang berubah dari Dania setelah ditinggalkan Fahriel. Lulus sekolah SMA/Sederajat, berkuliah selama 4 tahun tak bisa menghapuskan sosok seorang Fahriel dalam pikirannya. Tak ada seorangpun yang bisa menghadirkan senyumnya sama seperti yang dilakukan Fahriel.
Saat tiba hari wisudanya, laksana Zombie yang hampir mati untuk kedua kalinya ia berjalan menggunakan toga dan pakaian lengkap seorang sarjana.
Seharusnya ia bahagia, dari kerja kerasnya ia bisa lulus SMA dan melanjutkan kuliah tapi senyum itu tak nampak disana, yang nampak hanya kerutan alis yang tengah berpikir, memikirkan seseorang tanpa kabar yang jauh disana dan memikirkan ucapan yang tak ada artinya
Sebutlah Fahriel sebagai cinta pertama Dania, karena tidak ada laki-laki sebelum Fahriel yang mempu memberikan getaran di hati Dania, dan tak ada setelah Fahriel pula yang mampu melakukannya.
Jalan dengan kepala menunduk itu yang selalu Dania katakan pada dirinya, Dania selalu merasa tak pantas untuk bersanding dengan dunia merasa tak pantas untuk hidup di dunia atau mungkin karena ia merasa bahwa jalan menunduk dapat mempertemukannya dengan sebuah keberuntungan.
Satu tabrakan, satu wanita, satu pria dan satu cerita kembali terwujudkan, tabrakan yang tak sengaja dan terlihat biasa saja mampu mempertemukan Dania dengan laki laki yang ia puja, Fahriel.
Dan dengan satu senyuman serta satu sapaan kembali menghidupkan Dania dari mati surinya.
Lama tak berjumpa, masihkah aku pemilik hatimu? Tanya Fahriel
Hanya satu pertanyaan dan satu anggukan cerita cinta suram dan berjurang itu kembali berbunga-bunga, tak perlu penjelasan mengapa kamu cinta atau mengapa cinta dia tapi hanya perlu sebuah alasan Aku bertahan untuknya dan alasan itu menjaga cinta Dania untuk Fahriel seorang.
Dania tak bisa mendeskripsikan cinta karena cinta bukan untuk diterka tetapi untuk dirasa. Cinta bukan masalah karena kamu memiliki segalanya tetapi karena kamu adalah segalanya. Cinta tidak hanya berawal dari sebuah ikatan yang disebut Pacaran tapi dari rasa yang disebut getaran
Dan setelah itu, cinta yang ditemukan Dania dalam diri Fahriel mampu mengubah buku kusam lamanya menjadi buku baru dengan lembaran yang hanya ada Fahriel di dalamnya
'Jika Dania dapat memilih, ia ingin hidup bersama Fahriel hingga akhir hayatnya' - Dania Alistacia
*******
Jadi? Bagaimana pendapatmu?
*******
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Dania Alistacia [(SHORT STORY)]
Short Story'Dania bukanlah gadis yang kuat ataupun luar biasa. Ia hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki apa-apa. Tapi, perjalanan hidupnya yang terbilang tak biasa.'