Gadis dengan surai hitam itu membeku dibalik punggungnya, air matanya belum juga berhenti mengalir. Tanpa sepatah katapun, gadis itu bahkan tidak sanggup melihat sosok dihadapannya.
"Hanya karena hal ini kah kau pergi? tanpa mengatakan selamat tinggal? tanpa mau tahu bagaimana keadaanku setelah kau pergi? semudah itukah aku untukmu?" dadanya naik turun menahan sesuatu didalam sana.
Sosok itu tidak bergeming sama sekali, tangannya terkepal menahan diri untuk berbalik lalu memeluk gadisnya itu. Ya, seandainya ia mampu melakukan hal tersebut tanpa ada batasan apapun.
"Soojung-ah, jaga dirimu baik-baik. Karena aku tidak mungkin lagi bisa melindungimu setiap saat. Dan tentang semua ini, kau hanya tidak perlu mengerti apapun." pria itu mulai membuka suaranya. Ia memejamkan matanya rapat, perlahan mengangkat kakinya untuk bergegas dari tempat itu.
"Aku harus kembali, aku harap ini pertemuan terakhir kita. Sekali lagi, aku harap kau bisa menjaga dirimu baik-baik,"
Pria bertubuh tinggi itu berlalu bersamaan dengan angin yang kemudian menerpa beberapa helai rambut gadis itu yang basah akibat air matanya.
Ia berlalu membawa hatinya, cintanya, hidupnya. Tidak ada lagi, tidak ada lagi hari-hari itu akan datang. Pria itu membawa semuanya, tanpa sisa sedikitpun.
Soojung sontak terbangun dari tidurnya keringat mengucur disekitar wajahnya, nafasnya tercekat seketika sadar bahwa mimpi itu kembali mengganggu tidurnya. Masih pukul 03.00 pagi dan Soojung sudah terbangun dari tidur singkatnya, ia bangkit sambil mengibaskan selimutnya kesamping. Surainya ia jadikan satu keatas memperlihatkan leher polosnya, matanya menatap tajam dirinya dipantulan cermin seolah mencari sesuatu yang salah dari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIQue
FanfictionRintikan suara hujan menemani malamnya, entah mengapa ketika ketenangan seperti ini terjadi padaku secara tiba-tiba wajahmu muncul dalam benakku.