Satu

23 1 0
                                    

Pagi ini ketika embun masih enggan beranjak dari permukaan daun - daun  mangga disertai sahut - menyahut  merdunya suara burung kutilang. Maya Utomo, seorang mahasiswi cantik  di sebuah universitas swasta dikota kecil, Madiun. Maya sedang  menjalankan rutinitasnya belanja kebutuhan dapur  selepas mengikuti sholat subuh berjamaah di mushola At - Taqwa. Maya bergegas menuju dapur sembari menyerahkan belanjaan kepada mbok Yem, selaku asisten rumah tangga keluarga di kediamannya.

" Mbok, ini sayurnya. Kemarin ibuk pesen minta dimasakin capjay brokoli hijau sama sambel tomat ikan teri. Belanjaanya saya taruh atas kulkas ya mbok". Maya masuk menuju dapur dengan tangan kanan menenteng beberapa belanjaannya dari tukang obrok depan rumahnya.

"Suwun mbak udah bantuin si mbok,eh  mbak Mey belum bangun ya mbak kok belum kedengeran suara orang mandi. Kemarin katanya mau ada BIB disekolah masuk pagi". Meira adik Maya yang sekarang duduk di kelas 3 SMA saat ini sedang menyiapkan diri untuk menghadapi UAN.

" Nanti Maya bangunin, sekalian saya ambil sepatu. Saya mau jogging dulu mbok". Tanpa menunggu jawaban dari rewangnya Maya segera berlalu menuju kamar Mey dan membangunkan adiknya.

####

Jogging di pagi hari seperti saat ini merupakan rutinitas Maya, sesekali tersenyum dan bertegur sapa kepada handai taulan ketika mereka berpapasan. Maya putri keluarga bapak Utomo dan ibu Untari memang sosok yang ramah dengan lingkungannya. Status keluarga yang terpandang bukan alasan untuk berlaku sombong baginya.

Sejenak suara Klontong yang tergantung di leher sapi pak Yatno memberi isyarat Maya untuk menepi. Memberi jalan sapi pak Yatno yang akan melakukan rutinitas mandi atau diguyang disebuah kali bernama Ndrujon. Ndrujon merupakan tempat guyangan untuk ternak warga desa di tempat Maya tinggal. Begitulah gambaran tempat tinggal Maya, meskipun setiap hari kuliah dikota namun tetap pada dasarnya kehidupannya sederhana, jauh dari hinggar binggar daerah perkotaan.

Selesai jogging Maya berangsur menuju taman depan rumah. Taman dimana bunga krisan putih mulai bermekaran. Bunga kesayangan Maya karena aromatik yang menghangatkan dan menyegarkan seperti aroma minyak telon. Diambilnya selang plastik berwarna hijau yang berada disamping kolam ikan nila dan mulai menyirami penghuni taman didepan rumahnya, sesekali bersenandung lagu Close to You.

" May, lo gak ngampus hari ini? Kalau ke Madiun gue nitip tiket  Persija vs PersikaMag di Wilis ye". Teriakan Juna tetangga sebelah rumahnya sedikit mengejutkan Maya dari rutinitas siram - menyiramnya. Persikamag merupakan klub sepak bola lokal kabupaten Magetan tempat tinggal mereka.  

" Oke mas bro, kemarin Adit beli tribun VIP 25 ribu. Lo mau nitip berapa?". Balas Maya berteriak namun pandangannya masih fokus memperhatikan bunga eceng gondok yang pagi ini sedang merekah begitu cantik dan anggun di tengah kolam ikan nilla. Bunga indah berwarna unggu ditengah keruhnya warna kolam ikan tersebut.

" Nitip dua, uangnya kalau uda ada barang ya. Tar malem lo kasih tiketnya ke gue". Juna sekarang berada dihalaman rumah Maya, dibawah pohon jambu klutuk berbiji merah dan berniat memetik beberapa buah jambu yang kelihatan sudah mulai menguning.

" Lo ngapain Jun? Petik yang gue bungkus aja yang lainnya dimakan lalat buah, busuk semua kemarin gue metik". Pandangan mereka mulai mengawasi buah - buah jambu seperti kalong sedang mengincar mangsa. Arjuna berada diatas sedang memanjat, meraih beberapa buah jambu yang tertutup plastik warna - warni hasil karya tangan kreatifitas Meira dan Maya.

" Bikinin jus gih May, pagi - pagi gini seger minum jus". Tangan juna - Arjuna mengelungkan beberapa jambu yang berhasi dipetiknya.

" Senep lah perut lo, belum sarapan kan?". Meskipun merasa keberatan, Maya tetap melangkah masuk ke dalam rumah dan mulai memblender buah jambu tadi menjadi satu teko jus jambu segar.

####

Pandangannya sekilas tidak percaya menatap sosok pemuda ganteng yang sedang bersendau gurau dengan Arjuna di teras sebelah timur rumah Maya. Tas carieer khas pemuda gembel penantang alam dan jaket jeans kumal yang membalut tubuh pemuda itu masih tidak mampu menyembunyikan sosok tegap dan bagus rupawannya. Angga, Anggara Wicaksana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang