Mendung berarak dengan tebal, memenuhi langit yang tadinya cerah dan terang. Angin berhembus kencang membuat dahan-dahan dan ranting pohon meliuk-liuk bak penari ronggeng yang menyandungkan goyang dombret dan menimbulkan pekikan suara yang memekakkan telinga, bagaikan lambaian-lambaian tangan roh yang tak kuasa terjerat belenngu kuburnya.
Aku merapatkan jaketku, karena udara semakin menggigilkan tubuhku yang perlahan kaku tak kuasa berjalan. Sudah satu jam aku menunggu disini, menunggu Dia yang selalu kukagumi, tapi dimana dia ??? Aku sudah letik terkulai sekali, dan sekarqng hujan mulai menyapa dataran bumi dengan guyuran dinginnya, aku masih menunggu, terus aku menunggu.
Tempat ini dan sepi, jarum jatuh pun pasti terdengar disini, hanya terdengar suara air hujan yang jatuh diatas permukaan bumi dan sesekali deru angin yang menghempas sana-sini seakan turut menyapa kedatangank
Tubuhku semakin menggigil, hanya ada sebangku kosong dan pohon rinda di sebelahnya.Tempat ini seperti taman, tapi taman yang tak terpakai lagi, terbengkalai entah karena apa, tiada satu pun manusia yang menghembuskan nafasnya disini, hanya aku seorang !
Aku sendirian, dengan basah kuyup, haruskah aku pulang ? Mungkin dia tidak akan datang, hanya kilatan pijar petir yang mengayun ke bumi disusul gemuruh guntur setelahnya yang saat ini datang. Jantungku berdegup kencang, karena suara itu, aku akan pergi dari tempat ini.
Namun,
"Hai...!!!" Seorang berdiri di samping pohon itu, seorang lelaki, orang yang kutunggu,.
Aku tersenyum ditengah derasnya air hujan, lelaki itu membalas senyumanku. Dia memakai kemeja biru muda yang penuh dengan tanah, dia mendekatiku.Ketika dia mendekatiku, dan semakin dekat jarak antara aku dengan dia, sontak wajahnya berubah, matanya membeliak lebar, seolah ingin keluar, kulit pipi sebelah kanannya mengelupas dan terlihat tulang yang tergerogoti oleh belatung, sungguh menjijikkan.
Mulutnya terbuka, tampak dua taring yang memanjang dan runcing, aku melihat tangannya yang terangkat, mungkin ingin mencekik batang leherku itu ditumbuhi bulu-bulu yang tampak kasar, kuku panjang yang menghitam dan bau busuk yang menciutkan lubang hidungku. Weeek !!!!
Aku berteriak sekencang-kencangnya, namun tak ada satupun yang mendengar teriakanku, tiada siapa-siapa disana, ingin aku berlari, namun tubuhku kaku, bak terjerat rantai besi yang membelenggu kedua kakiku. Aaargggh, Aku ketakutan !!!
"Glarrr...."kilat menyambar lagi, suara guntur menggema, suasana semakin mengerikan, air hujan semakin deras membasahi hamparan luas di muka bumi.
Jari-jari mengerikan itu sudah menyentuh kulit leherku, dan dalam sekejap kedipan mata leherku terkoyak dan berlumuran darah segar. Merah, mengucur deras membasahi bagian bawah leherku.
"Aaarrrggh..."aku mengerang, leherku seperti hendak putus rasanya, di tengah keadaanku yang terdessak, aku pasrah dengan semua yang terjadi. Aku pasrahkan hidup dan nyawaku kepada yang Maha Kuasa, entah bagaimana hidupku selanjutnya.
Makluk itu lalu membuka mulutnya semakin lebar, terlihat jelas deretan gigi yang taring dan tidak rata, lidah panjang yamg menyalat-nyalat ditambah bau busuk yang berembus hingga tercium olehku. Lalu, makluk itu menancapkan kedua taring runcingnya ketubuhku.
"Aaargghhhhh....!!!!!" Jerit ketakutanku."Hah...hah...hah....."
Keringat dingin membanjiri piyama dan rambutku. Mimpi mengerikan dan tak masuk akal itu datang lagi, datang lagi yang keempat kalinya dalam seminggu belakangan ini.Aku menyeka keringat dingin yang keluar dari sekujur tubuhku, laki-laki dalam mimpiku dalam mimpiku itu sungguh sangat mengerikan dan kenapa aku selalu bermimpi menunggu laki-laki yang menjadu makluk mengerikan itu ???
Aku membuka gorden yang tertutup. Sinar sang mentari menerobos masuk dari jendela kamarku seakan menyapa pagi hariku yang baru saja terselimuti ketakutan akibat mimpi buruk yang tak mampu masuk dalam akal sehatku. Aku mencoba menerawang jauh, mencoba memikirkan mimpi yang barusan saja menjadi bunga kelam tidurku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror Sebuah Mimpi
FantasyBerawal dari sebuah mimpi, sebuah kehidupan berubah total dari kebahagiaan menjadi penuh kekelaman berselimut teror yang menakutkan. Cinta, persahabatan, dan pengorbanan berpadu satu dalam bulatan cerita. Eittts, tunggu dulu ada teror mimpi yang tur...