"Del...Delin"
"Delinnnn...Madeleine bangun kek lo," teriak Elyza di telinga ku.
"Apaan sih? Gila apa lo ya teriak dikuping orang?" Jawabku kesal.
"Lo yang gila, bu Dewi udah otw kekelas. Lo mau di gampar? Kalo mau gitu sih lo tidur aja lagi, gabakal gue belain kalo bu Dewi ngomelin lo."
"Yaelah santai kali, btw makasih ye udah bangunin aku uh kesayanganku Elyza anak nya pak Nico." Balasku manja memeluk pinggul Elyza.
Dua jam kurang 15 menit berlalu, aku langsung merapikan tas ku dan mengenakan sweater Magcon hadiah Give Away.
"Gue duluan ya cantik, mau hujan kasian si bleki nanti kotor lagi," ucap Elyza sembari mengambil kunci motor hitam nya di dalam saku.
"Iya, take care ya, Ca," jawabku lembut yang dibalas oleh kedipan mata Elyza.
Aku menarik nafas, dan mengeluarkan ponselku dari dalam tas.
3 unread messages.
Hanya itu yang kulihat dilayar ponsel ku, tak berkesan dan tak ada yang menarik jadi aku lebih memilih mengabaikan nya.
10 menit berlalu ayahku telah sampai di gerbang sekolahku, mengenakan jaket bomber milik kakak laki-laki ku, Cio.
"Ayah, ngapain pake bomber kak Cio? Hahaha,"
"Ayah pengen aja, biar keliatan masih muda, hahaha." Jawab ayahku. "Udah ayo masuk, selama ayah libur kamu ayah jemput ya, Del." Timpalnya dan aku hanya menganggukan kepala tanda setuju.
———
Pagi ini aku bangun kesiangan. Pengen ga mandi tapi jorok, pengen mandi males, serba salah.
"Ayah, Delin naik motor aja ya? Udah telat banget nih, kalo naik mobil ga keburu apalagi kalo ayah yang bawa, hehe."
"Ngerayu ayah tapi masih aja ngehina, yaudah tapi hati hati ya, Nak."
"Siap deh, yah." Jawabku
Aku langsung bergegas kesekolah, dengan kecepatan 40km/jam aku sampai disekolah pukul 06.48 sedangkan aku masuk sekolah pukul 06.30, ya wajar sih aku berangkat pukul 06.15 dan jarak dari rumahku kesekolah sekitar 6km.
Eh...
Wait.....
"Itu bukannya temen kecil gue ya?" Ucapku dalam hati sambil menyipitkan mata.
"Halo? Madeleine ya?" Tanya salah seorang dari mereka.
"Iya, ini siapa ya?" Balasku bertanya.
"Ini gue Emilio, terus itu yang dibelakang kembaran gue Ivan. Inget ga? Dulu kita suka main masak masakan pake api di samping rumah gue sampe buluk, inget kan?" Jelasnya.
"Oh... Iya gue inget ini Emilio yang suka main minyak tanah kan dulu? Terus kembaran lo si Ivan yang dulu sakit mata mulu, iya kan?" Tanyaku memperjelas.
"Hahaha iya bener semua, lagian jangan di bahas itu jaman dulu sekarang gue gante...."
"Iya ganteng, ganteng banget!" Jawabku semangat. "Eh, hehe, sorry." Timpalku malu.
"Kenapa ini, Yo?" Tanya Ivan menghampiri.
"Ini Madeleine, yang dulu satu komplek sama kita, inget ga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Chocolate.
FanfictionTidak mencintaimu adalah kebohongan besar yang pernah aku buat. Dan melukaimu adalah hal yang paling bodoh. Terimakasih, sudah menutupi segala kekuranganku dengan kelebihanmu. Terimakasih juga untuk hari hari indah yang telah kau buat untukku, dan d...