part 6

38 3 7
                                    

"Emmhh randi gue..gue" niza terbata bata .
"Jawab sekarang niza. Aku butuh jawabannya sekarang"
"Maaf. Maaf randi gue nggk bisa nerima elo" seketika pertahanan niza runtuh. Dia menangis dalam keadaan diam. Ia tidak ingin randi tau dia sedang menangis. Disamping itu randi hanya diam membungkam . Lututnya seketika lemas bahkan untuk berdiri pun seperti tak bisa. Dia mencoba mengeluarkan katanya walau terasa susah keluar dari mulut.
"Niza kenapa kamu menolakku?"
"Emmmh. Hanya saja ada alasan yang tak bisa ku ceritakan? Maaf"
"Apa alasan itu?
"Kau tak perlu tau"
Suasana menjadi sedikit canggung semenjak pengakuan tadi. Suasana hening tak ada pembicaraan lagi. Semua pikiran mereka simpang siur kemana mana. Entahlah apa yang di pikirkan. Randi mencoba membuka percakapan lagi.
" loe boleh nolak gue. Tapi apa boleh loe jadi teman gue. Hanya teman tak lebih." Muka randi seketika memelas. Mencoba membuat niza untuk tak menolaknya lagi.
Niza hanya mengangguk. Randi langsung memeluknya. Niza sontak kaget bukan main.
"Maaf reflek" ia langsung lari balik ke kelas. Ia tak mau berlarut larut dalam kecanggungannya dengan randi. Randi merasa senang sekaligus sedih. Ia senang niza mau menjadi temannya tak lebih. Ia sedih niza menolak cintanya.

Niza pov'
Gue lari dari taman belakang sekolah langsung menuju kelas. Beruntung saat itu sedang istirahat. Jadi gue nggak khawatir buat dimarah guru. Gue langsung ketempat duduk, langsung menghempaskan pantat gue dengan kasar. Lalu tiduran tak jelas sambil memasang earphone tetapi tak ada mendengarkan music. Gue kebawa suasana lalu merenungkan kembali kata kata yang gue lontarkan ke randi.
"Kenapa tadi aku berkata begitu. Apa setelah ini kami akan canggung. Apa dia akan menghindariku. Aish sudahlah tak perlu dipikirkan. Kenapa aku bingung begini. Apa aku suka padanya. Akh sudahlah aku tak tau" niza berusaha menenangkan pikirannya setelah bergelut dengan bermacam macam kejadian yang akan dilaluinya.

Randi pov'
Setelah sekolah selesai gue langsung pulang. Jujur seharian ini gur bolos. Gur nggak ada masuk kelas sama sekali walau gue masih di lingkup sekolah. Gue males ngikutin pelajaran yang oh sangat rumit. Toh pikiran gue lagi kemana mana. Jadi percuma aja ke kelas ngikutin pelajaran nggak bakal ada yang nyantol.

Hari sudah mulai petang.matahari berajak mulai masuk keperadabannya. Langit terlihat kuning kemerahan, indah dan terlihat elegan. Burung burung beterbangan kesana kemari untuk kembali kesarangnnya. Betapa indah alam ini. Tapi kenapa tak seindah hatiku saat ini seakan hancur begitu saja saat ia menolaku. Itu bukan harapan yang aku mau. Aku tak suka dengan penolakan. Tapi apa boleh buat dia memang menolakku setelah pengakuanku berlangsung.
Gue membawa motor dengan sedikit kencang membelah kota yang penuh keramaian dan kepadatan. Tak ada orang yang saling bertanya. Semua terlihat cuek. Begitu kehidupan kota yang aku tau. Tak terasa gue sampai di rumah langsung mencari kasur untuk melepas penat. Setelah itu gue mandi dan ganti baju . Ya pastilah#author. Dan langsung beranjak ke balkon untuk mencari angin. Satu nama terlintas di kepala gue selain niza. Gue langsung ngambil hape di kasur dan menelpon 0856522xxxxx .
"Halo dav"
"Ada apaan"
"Bisa ketemuan sekarang"
"Ogah ah gue sibuk"
"Sejak kapan loe jadi sok sibuk"
"Sejak ketemu elo"
"Najis
"Udah ah gue sibuk"
"Gue tunggu loe di caffe biasa. Ngk datang awas loe . Gue otw"
Gue langsung ngambil jaket dan kunci motor. butuh 15 menit untuk sampai ke caffe langgananku itu.
Sementara davit menggerutu tak jelas. " ok dia menghubungiku kalau dia butuh. Kalau tak bahakan bertanya aja kaya susah keluar dari mulutnya. Emosional kok berubah ubah " ia menggerutu seperti itu terua hingga sampai ke depan caffe bertuliska "galaxy caffe" .
Ya itu caffe langganan mereka. Tak perlu bertanya soal rasa sudah di pastikan jos mantap. Rasanya mirip makanan di restoran bintang lima.

Author pov'
Pelayan wanita datang menemui randi.
"Mbak saya pesan lemon tea sama eemmmh nasi goreng pedas"
" ok terima kasih. Makanan akan segera datang dalam 15 menit. Permisi"
Pelayan itu pergi. Lalu dari pintu terlihat seorang cowok datang. randi melambaikan tangan . Dan lelaki itu langsung menghampiri randi.
" ada apaan minta ketemuan"
" sabar. Loe ngak mau pesan makanan "
"Nggak tadi gue udah makan".
"Yang bener elo kan biasanya gila makan"
" udah ah ngk penting. Ada apa loe ngajak gue ketemu. Bosen gue ketemu loe mulu. Duduk di caffe berdua sam cowok mulu"
" gue juga ogah kali berdua sama elo terus"
"Oh ..terus lo mau cerita apa. Buruan atau gue pulang
"Selo dong . Gini gue tu tadi habis nembak cewek"
" sudah hapal gue. Pasti lo punya gebetan baru lagi kan. Dasar playboy mah keliaran mulu"
" dengerin gue dulu ..jadi gini bla...bla..bla...bla.."
Davit yang mendengarkan ocehan randi cuma ngangguk sok paham. Sementara makanan datang,randi langsung memakan makanan dengan lahap. Dam davit pulang malas berlama lama dengan lelaki. Takut di kira gay nanti.

Cukup segitu dulu readers ku. Maaf lama up ya. Gue mau up udh dari kmaren kemaren tapi berhubung chat di hape gue banyak sampe hape gue serasa sekarat. Makanya gue lebih ke chat dulu. Terus tadi mau up cepet tapi habis nulis malah ilang ceritanya.kan gue sebel. Udah segitu aja ..pantengin aja cerita gue terus. Jangan lupa vote and coment terima kasih..😊😊😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Classmate (Remember)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang