bab 1

294 10 0
                                    


Sore yang indah.

Memang, di dunia ini tidak ada yang kekal, hanya sesaat.
Sama seperti matahari, yang datang dipagi hari lalu tenggelam ketika sore. Kejadian ini sering disebut sunset di negeri barat.
Begitu matahari pulang, datang bulan bersama bintang bintang. Terlihat lebih indah ketika jutaan cahaya itu terpancarkan di langit langit saat malam. Namun itu juga hanya sementara.

Semua tercipta, namun hanya sementara.

Sama seperti jiwa ku, yang pasti akan lepas dari ragaku, aku merasa transparan, aku melihat mereka yang masih hidup,tapi mereka tidak bisa melihat aku, mereka bahkan tak bisa menyentuhku, aku seperti angin yang mereka lalui berlalu lalang.
Tak dianggap.
Aku sendiri, dan aku merasa kesepian.

Mungkin karna jiwa ku belum saatnya lepas, aku mendahului waktu kematianku, aku mendahului takdirku. Dan ruh ku ditolak.
Aku belum pantas berada di tempat asalku, seharusnya aku masih di dunia, masih menaiki sepeda, tertawa bersama teman-teman sebayanya, masih berkarya untuk masa depan, & menikmati waktu yang tersisa, bukannya menghentikan takdir ditanganku sendiri.

Aku tidak merasa aku bunuh diri,
Aku hanya dibunuh oleh keadaan.
Meski aku tau hidupku masih panjang. Aku memilih untuk berhenti.
Mungkin memang ini sudah menjadi pilihan yang salah. Tapi inilah yang akhirnya terjadi.
Dan aku tidak bisa kembali.

Kini aku kesepian. Aku meratapi mereka berbicara dengan tawa,
Membayangkan andai aku masih berada disana, mungkin aku juga akan tertawa bahagia.
Sayang, aku tidak lagi berada ditempat yang sama.

Aku butuh pertolongan. Setiap malam aku menangis, menyesali keputusanku, aku berteriak karna jiwaku sakit.
Kadang aku tertawa, menertawakan kebodohanku,
Aku benar benar butuh pertolongan.
Tapi tidak ada yang bisa mendengar aku meminta tolong.

Tubuhku terasa tertusuk duri, tubuhku hancur, aku seperti kehujanan oleh darahku sendiri,
Terasa sakit, sakittttttt & sangat sangat sakiiitttttttt.

*****

Namun sekarang aku sudah terbiasa,
Aku terbiasa dengan rasa skit yang menyiksaku, aku terbiasa oleh kesepianku, aku terbiasa oleh alam baruku.
Aku berjanji tidak akan menggangu manusia, namun aku akan menemuinya, hanya untuk meminta tolong.

Seperti 7 hari yang lalu,

aku menemui seorang laki laki,
Aku melihatnya menangis, dia terlihat berputus asa, ia menangisi seorang wanita yang berada dalam bingkai,
Apakah wanita itu kekasihnya?,
Ntahlah, tapi saat aku melihat bingkai itu,aku terkejut.

Oh, itu seperti aku.

Iya, wanita yang ditangisi oleh laki laki itu adalah aku, aku yakin itu.
Tapi aku tidak tau siapa laki laki itu,
Aku tidak mengenalinya,

Aku melihat bingkai besar yang dipajang diatas dinding, Aku rasa itu foto keluarga.

Tunggu!, difoto itu ada aku,
Aku ada disana, tapi siapa mereka?
Banyak disekelilingku yang menangis, mereka juga berdoa,
Aku mendengarnya, doa yang mereka panjatkan untuk orang yang telah meninggal.

Air mataku menetes,
Ingatanku kembali, aku sadar jiwaku telah pergi.
Foto itu adalah foto keluargaku,
Dan lelaki ini,....
Adalah lelaki yang sangat aku cintai.
Tapi ia alasanku untuk pergi,

☆☆☆☆☆☆

Evand, Dia adalah lelaki yang sangat aku cintai, tapi dia juga alasan kenapa aku bisa pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tinggal KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang