Chapter 10

486 40 11
                                    

Sneak a peek!
.
.
.

Karena aku tidak akan bisa menjadi diriku tanpa dirimu...

Karena aku adalah...

.

.

.

5 tahun kemudian...

"Haah... sudah lama sekali..."

WUUUSSSHHHH... angin bertiup pelan.  Rasanya Naruto rindu sekali pada tempat yangpernah ia tinggali dulu. Ia berjalan santai sembari mengedarkan pandangannya.Sesekali ia tersenyum kecil, teringat akan masa lalu.

"Tidak berubah." lagi, senyum kecil itu menghiasi bibirnya. Ia berhenti melangkah dan duduk di sebuah bangku kosong.

"Ampun. Tampaknya penyakitku belum sembuh." Ia mendesah lesu, namun tetap saja ia tersenyum.

"Apa kau ini masochist Naruto? memangnya apa yang kau harapkan dengan kembali ke sini?"

"Entahlah, aku tak tahu. Lagipula, penyakitku ini tak akan sembuh sekalipun aku tetap di Swiss."

"Menyerahlah, ia tak akan kembali padamu."

"Aku tahu. Tapi tetap saja..."

"Pada akhirnya kau pasti akan kecewa."

"Ya, memang."

"Kau gila, Naruto."

"Aku gila, itu benar. Aku sudah gila karena bicara sendiri." lelaki itu mengakhiri monolognya. Ia kembali melihat sekitar. Masih ramai. Kalau ada yang bertanya dimana Naruto saat ini, jawabannya adalah taman. Tempat yang sama dimana semua cerita bermula-insiden saat Naruto mengenal gadis itu. Ah, mengingatnya membuat Naruto merasa aneh. Perasaan geli, senang, sedih dan banyak lagi bercampur jadi satu. Ia hanya berharap bahwa penyakitnya tidak makin parah.

Sejak kepergiannya ke Swiss, Naruto tak pernah mendengar kabar gadis itu lagi. Ia menyibukkan diri dengan berbagai hal yang bisa ia tangani. Ia bekerja keras dari pagi dan rasa lelah membuatnya lekas tidur dimalam hari. Tak ada waktu untuk memikirkan hal lain, ia berusaha sekuat tenaga, namun tak ada yang berubah. Tetap saja ada celah yang memberikan kesempatan untuk mengingatnya. Yah, ini semua salahnya. Semua salah-

"...gu, jangan berlari. Tunggu... haaah... haah... tunggu, jangan berlari, Hanabi."

Sekelebat bayangan melewati Naruto. Lelaki itu mengangkat wajahnya yang semula tertunduk. Di depan sana, ia melihat gadis kecil berambut coklat tengah menggandeng seseorang. Matanya membola dengan sempurna. Dan satu kata yang meluncur dari bibirnya...

"Hinata."

.

.

.
Silahkan baca kelanjutannya di trakteer atau karyakarsa. Cek link di bio ya. Thank You!

Blooming HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang