prolog

27 5 3
                                    

kriiiing!

kriiinggg!

"MINGGIR WOI MINGGIR" teriak nya. "MINGGIR, REM NYA BLONG."

jdug!

brak!

"aww..." rintih nya. "AAAA LUTUT GUE." teriak nya histeris sambil meniup-niup lutut nya yang terluka itu.

"sengaja ya lo mau nabrak gue?" suara bariton khas cowok masuk ke pendengaran cewek itu.

refleks, Shaquilla mendelik sinis. "lo ngomong sama gue?" tanya nya sok polos sembari menengok ke belakang untuk memastikan ada orang lain selain dirinya namun nihil yang dilihat justru hanya ada pohon-pohon besar.

"yaiyalah siapa lagi kalo bukan lo, cewek gila." jawab nya sambil memutar bola mata malas.

"ngomong apa lo barusan?" tanya nya sinis seraya bangkit dan sedikit meringis "aww perih" ucap nya spontan.

setelah berdiri sempurna, ia berkacak pinggang sambil melotot. "ngomong apa lo barusan?!" tanya nya sekali lagi.

"lo bolot? atau tuli sih?"

"ISH. LO!! KETERLALUAN YA!" hardik nya sembari menunjuk cowok itu dengan jari telunjuk nya.

"apa? ha?!" tanya nya menantang.

"liat tuh gara-gara lo sepeda gue jadi ancur!"

"itu urusan lo, bukan urusan gue"

kesabaran Shaquilla habis dan ia sudah sangat siap untuk meluncurkan beberapa jurus dari mulutnya. yaitu ocehan yang tak kunjung henti yang membuat telinga siapapun panas mendengar nya.

"HEH COWOK SONGONG DENGERIN YA BAIK-BAIK PAKE TELINGA LO. GUE UDAH TERIAK-TERIAK BIAR LO MINGGIR KARENA REM SEPEDA GUE BLONG." ia menghela napas sebentar dan menghirup udara dalam-dalam, setelah dikiranya cukup ia melanjutkan yang sempat tertunda tadi. "TAPI KARENA LO BOLOT! YA ALHASIL GUE YANG NGALAH BUAT MINGGIR KE SAMPING UNTUK NGEHINDARIN LO DAN TERJADILAH GUE NABRAK POHON KAYAK TADI, SAMPE LUKA SEGALA LAGI. DAN LO BUKANNYA BANTUIN GUE MALAH NUDUH GUE SEMBARANGAN. GATAU DIRI BANGET SIH LO?!" jelas nya panjang lebar, setelah itu ia mengatur napas yang sempat tersendat karena terus-menerus mengoceh.

setelah puas mengoceh, ia melihat lutut nya yang masih mengeluarkan darah.

tanpa di duga, Arnel mengikuti pandangan cewek itu. ia sedikit meringis melihatnya. sakit tuh pasti. ucap nya dalam hati.

Shaquilla mulai tidak peduli dengan lutut nya yang masih mengeluarkan darah. meskipun perih, namun ia tahan agar tidak terlihat lemah dihadapan cowok itu.

Arnel sempat terperangah sesaat dan ketika sadar ia mulai mengatur air mukanya agar tidak terlalu terlihat oleh cewek dihadapannya sekarang. "hoaammm, udah selesai ngomong nya? aus gak lo?" sahut nya santai seperti tidak ada yang terjadi dan menghiraukan cewek yang berdiri dihadapannya.

"sinting!" celetuk Shaquilla sembari menggeleng-gelengkan kepala dan berlalu begitu saja.

Arnel tersenyum miring.

"untung lo cewek" ucap nya yang membuat Shaquilla refleks menengok ke belakang.

"terus kalo gue cewek kenapa? gue gak takut sama lo!"

"kalo lo cowok, udah gue gampar kali dari tadi" ucap Arnel santai.

"OH JADI LO MAU GAMPAR GUE? NIH PILIH MAU DIMANA, GUE GATAKUT. CARI YANG EMPUK"

"pantat kali ah empuk"

"IH MESUM LO!" ucap nya dan langsung mundur beberapa langkah untuk berjaga-jaga jika ia diperlakukan yang tidak-tidak.

Arnel membulatkan matanya,lalu tertawa terbahak-bahak.
"HAHAHAHAHAHAH"

Arnel memegang perut nya yang terasa keram karena tertawa yang tak kunjung henti-hentinya. kali ini ia benar-benar tertawa karena menurutnya cewek di hadapannya ini sangat lah lucu.

"sehat lo?" tanya nya.

Arnel mendengarkan apa yang cewek itu katakan sambil berusaha meredakan tawa nya.

setelah tawa nya mereda, Arnel menatap Shaquilla dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Shaquilla sempat terbuai sama tatapan Arnel, lantas sedetik setelah itu Shaquilla memutuskan kontak mata dan buang muka begitu saja.

"sehat lah" sahut nya heran mendengar pertanyaan yang diajukan cewek itu.

"bagus deh" Shaquilla kembali menatap Arnel.

Arnel menyengir kuda.
"lo lucu juga ya"

"dari dulu kali"

"pede amat sih lo" dengus nya.

"suka-suka gue lah, lo gak suka? sono pergi"

tanpa basa basi cowok itu langsung pergi begitu saja meninggalkan cewek dihadapannya tanpa rasa bersalah.

"EH EH STOP!" teriak nya.

"apaan lagi?" jawab nya dengan sedikit bermalas-malasan.

"mau kemana lo?"

Arnel memutar bola matanya."ya pulang lah"

"kok pulang sih? lo gak mau bilang apa dulu gitu ke gue?" ucap nya ambigu sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

Arnel berdecak beberapa kali. "lo sendiri yang nyuruh gue pergi. lo amnesia? abis kejedot dimana sih?"

setelah mendengar ucapan Arnel yang super duper ngeselin, hampir saja Shaquilla ingin melemparkan sendal ke kepala nya biar otak nya bener. tapi untungnya Shaquilla sadar kalo ia harus menahan kesabarannya untuk kesekian kalinya. huh sungguh benar-benar buang energi saja. Shaquilla menarik napas dalam-dalam dan..."lo bener-bener gak punya hati ya?! gak ada basa basi sedikit gitu ke gue? minta maaf kek, tanggung jawab kek, apa kek, malah langsung nyelonong gitu aja" ucap nya tak terima.

"males" sahut nya santai. "lo udah gede, jangan manja" setelah mengucapkan itu, ia kembali jalan. tetapi karena merasa ada yang janggal, jadi ia kembali membalikan badan lagi menghadap cewek itu. "oiya gue cuma mau ngingetin, cepetan di bersihin tuh luka di lutut lo, nanti infeksi" ucap nya sambil melirik ke lutut yang sekarang darahnya sudah mulai beku. setelah mengucapkan itu, Arnel benar-benar berlalu dari sana.

Shaquilla melongo begitu mendengar ucapan cowok tadi.
"jangan sampe ya tuhan ketemu sama tu orang lagi, hih" gerutu nya.

*****

HALOOO SEMUAAA!
kenalan dulu yuk. gue Amel. hobi gue banyak. kalo ngomong-ngomong hobi, btw hobi gue itu suka nulis (gue nulis cerita ini juga awalnya iseng-iseng aja ehtapi malah jadi keterusan deh), gue juga suka mengkhayal (ya gitu deh, berkat mengkhayal juga jadinya cerita ini bisa kalian baca sekarang, semoga sukaa yaa!!), masih banyak lagi sih tapi nanti kepanjangan kalo gue jabarin satu satu hehe. jadi maaf ya kalo cerita ini masih rada-rada gajelas gitu. maklumin lah ya, karena ini cerita pertama gue:)))
untuk para readers jangan lupa comment ya! muah.

falling in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang