Part 2

56 2 0
                                    

Hari ke 2 Mita masuk sekolah, ia masih di antar oleh Melinda. Karena Melinda masih tidak memperbolehkan anak semata wayangnya itu pergi ke sekolah sendiri.

"Sayang nanti Mama gak bisa jemput kamu, soalnya ada urusan di butik" ucap Melinda sembari memberhentikan mobilnya tepat di depan SMA Harapan Jaya.

Mita memutar tubuhnya menghadap Melinda "Loh, kok gitu sih ma?"

"Maaf ya sayang, kamu naik taxi dulu gak pa-pa kan?" Ucap Melinda yang hanya di balas dengan anggukan oleh Mita.

Karena memang Melinda mempunyai banyak butik. Mau tidak mau Mita harus mengerti keadaan mamanya. Meskipun Mita hanya tinggal berdua dengan Melinda semenjak kepergian Rudi papanya, hidupnya bisa dibilang masih cukup terpenuhi. Tidak, bahkan masih sangat!

Mita masuk kedalam kelas. Berjalan menuju bangkunya.


"Na, ini punya siapa?" Tanya Mita kepada Ratna saat menemukan secarik kertas diatas mejanya.

"Gak tau, dari tadi pagi udah di situ kok" melirik Mita sebentar dan kembali memainkan ponselnya.

Mita meletakkan secarik kertas itu di meja Ratna. "Buat lo aja deh"

Kali ini Ratna memasukkan ponselnya kedalam saku seragamnya dan memutar tubuhnya menghadap Mita "Gue buka ya, siapa tau penggemar gue" memamerkan giginya dan mengambil kertas itu.

Maaf
Aku beneran gak sengaja kemarin

Mita sedikit bingung melihat raut wajah Ratna yang menautkan kedua alisnya.

"Kayaknya ini bukan buat gue deh" memberikan kertas itu ke Mita "Lo baca sendiri"

Mita mengambil kertas itu dari tangan Ratna dan masih memandang Ratna dengan tatapan bingung.

Setelah Mita membaca tulisan di kertas itu, ia mencoba berfikir keras. Siapa yang menulis surat ini?

Mita menatap Ratna yang seolah-olah tau apa yang ia pikirkan "jangan-jangan"

"Yohan" ucapnya bersamaan.

Itulah yang berada di pikiran mereka berdua. Benar saja, orang yang mereka berdua pikirkan ternyata muncul di balik pintu menuju bangkunya.

Ratna mendekat ke Mita "Lo yakin dia yang nulis tuh kertas?" Bisiknya yang hanya bisa didengar oleh Mita.

"Siapa lagi kalo bukan dia" jawab Mita dengan suara yang biasa saja, bahkan yakin Yohan bisa mendengarnya.

"Dan lo yakin gak maafin dia" tanya Ratna lagi kepada Mita.

Tanpa membalas pertanyaan Ratna, Mita mencoba berfikir dan membenamkan wajahnya di meja. Sebenernya gue udah maafin dia batinnya.

***

Bel istirahat berbunyi.

"Ta, ke kantin yuk" ajak Ratna yang menarik tangan Mita.

Seperti biasa, ketika bel istirahat yang menjadi surga para murid hanya kantinlah tempatnya.

"Na, gue gak mau beli apa-apa"

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang