The Lucky Sickness (1)

1K 59 15
                                    

Disclaimer : Boboiboy milik
Animonsta

Rate : T

Pairing : HalifemTau

Genre : Romance, humor, fluffy (garing krenyes-krenyes)

Warning : OOC, genderbender, typo, no yaoi, no alien, no robot.
.
.
.
The Lucky Sickness
.
.
.
Happy Reading~
.
.
.
"Aku gak mau kemana-mana! Sakit dikit doang, kok. Gak usah pakai dokter segala! Besok juga sembuh!" teriak Halilintar kepada wanita dewasa yang berkedudukan sebagai kakak sekaligus manager-nya.

Wanita itu mendesah lelah, ia mengurut pelipisnya. Membujuk Halilintar itu butuh seribu kantong kesabaran, dan ia hanya punya sepuluh kantong.

"Berhenti membantah! Jika kamu masih membantah, ku pastikan pamormu di dunia hiburan akan turun dalam sekejap mata!" balas teriak wanita itu. Apa tidak ada yang menyadari, darahnya sudah melaju ke ubun-ubunnya? Ia akan semakin cepat tua nantinya, haaah~

"Kamu tidak akan bisa menjatuhkan pamor ku, kak Yaya!"

Tuhkan, Halilintar itu bebal. Kalian gak percaya sih.

"Bukan aku yang akan menjatuhkan pamormu adik bodoh, tapi sakitmu!" Yaya masih tahan kok, hanya saja sisa kantong kesabarannya tinggal satu lagi. Sekali lagi Halilintar melawan, maka ia-

"Ku bilang, aku tidak mau!"

"CUKUP! KALAU KAMU TIDAK MAU, AKU YANG AKAN MENYERETMU!"

Habis sudah, Yaya tidak tahan lagi. Daripada suaminya kecepatan bergelar duda, ia segera menarik kerah kemeja adiknya keluar ruang ganti lalu segera menyeretnya menuju mobil sang adik yang ada di lapangan parkir tanpa mempedulikan teriakan protes sang adik.

"Kak Yaya! Oi! Berhenti! Ugh, aku bisa mati tercekik!"

Bodo amat, Yaya gak peduli. Setelah ini, ia harus segera memesan kantong kesabaran lebih banyak lagi sebelum kepalanya meledak menahan amarah.
.
.
.
Dan disinilah Halilintar berada sekarang, duduk manis di ruang tunggu sambil menunggu dokternya tiba. Di sampingnya duduk sang kakak yang sedang menelepon seseorang.

Halilintar menghela nafas. Dokter yang akan menanganinya belum datang juga, dan itu semakin membuatnya tidak nyaman. Menunggu adalah hal yang paling ia benci.

Memangnya apa ada yang tidak Halilintar benci? Semua hal selalu dianggapnya salah, haah.

"Oh, kamu sudah ada di rumah sakit? Ya sudah, aku tunggu disini ya~"

Apa-apaan kakaknya itu, ia tidak pernah berbicara dengan nada seperti itu kepada Halilintar. Sekali berbicara dengannya, kakaknya pasti akan segera berubah menjadi hellboy eh, atau hellgirl?

Gimana enggak, Hali? Orang kamu selalu ngikis kesabarannya.

"Sebentar lagi dia akan datang. Aku yakin kamu akan menyukainya, dia juniorku di universitas dulu. Mungkin 2 tahun lebih muda darimu," jelas Yaya.

"Siapa?"

"Dokter yang nanganin kamu,"

"Yang nanya?"

CTAK! 💢

PLAK!

"Ouch," Halilintar mengusap benjolan yang tumbuh di kepalanya. Sepertinya penyakitnya akan bertambah lagi, dan kenapa si dokter itu belum datang juga?! Apa ia tidak tahu, Halilintar sudah nggak kuat dekat-dekat dengan Yaya lagi?

The Lucky SicknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang