Hi. Namaku Reina Ashilla. Just call me as Rei. Umur gue 18 tahun. Walaupun gue belum legal secara internasional, gue udah bekerja sebagai salah satu DJ di salah satu night club di New York. Kayak di kontrak gitu lah. Kenapa gue bisa kerja disana ? Karena night club itu milik kakak gue , James. Kenapa gua bisa jadi DJ ? Well , i love EDM musics and i have learned it since i was 10 so yeah.
Selain DJ , sekarang gue lagi berusaha untuk membuat musik sendiri , tetapi gue belum punya label musik dan belum tertarik untuk menandatangani kontrak dengan label musik.
Gue memang cukup terkenal sebagai best DJ in the town di kalangan remaja dan orang dewasa berumur 20an sampai 30an di kotaku. Jadi , tidak ada salahnya kan untuk memainkan live set ku setiap malam ?
Aku sudah putus sekolah. Karena , yeah you know , who needs school when you have better life instead being in school ?
Mungkin segitu perkenalannya mari masuk ke cerita.
***
19 Juli 2015.Aku terduduk di backstage setelah memastikan semua peralatan DJku telah siap untuk nanti. Aku melirik jam tanganku. Pukul 8 malam. Masih terlalu pagi untuk orang orang datang ke club walaupun sudah ada satu dua orang yang hadir disana. Aku hanya menikmati pemandangan bartender berseliweran dan waiter serta waitress yang sibuk mempersiapkan bar serta minuman. Aku hanya menyalakan musik biasa sebagai pengisi suara supaya tidak terlalu sepi dan supaya pelanggan gak kabur!
"Rei!" Seruan kakakku membuatku menoleh.
"Ya?"
"Bisa bicara sebentar ?" Aku mengeryit sebentar sebelum mengikutinya ke taman belakang night club itu."Ada apa ?" Tanyaku setelah diam diaman cukup lama.
"Kau pasti sudah tahu kan bahwa hari ini ada DJ , temen kakak yang mau perform disini ?"
Aku mengangguk tanda aku memang tahu.
"Memangnya siapa sih dia ?" Tanyaku heran
"Namanya Martin. Dari Belanda" jawab kakakku enteng.
"Terkenal ? Nggak pernah denger tuh ?"
Kakakku langsung menoleh kepadaku dan memasang wajah terkejutnya.
"Seriously ?! How the fuck you didnt know him. You are a DJ and you dont know him ?"
Aku memundurkan tubuhku sedikit karena kaget dengan apa yang kakakku katakan.
"Yea ?" Aku menyahut
"Fuck , Reina. I should introduce him to you whatever happened. Siapkan dan bersihkan meja DJ untuknya jam 1 malam." Kata kakakku sambil berjalan kembali masuk ke club dan pasti ke ruangannya di atas.
Aku terbengong bengong dibuatnya. Setelah menyadarkan diri aku mengambil ponselku di saku dressku. Ya dressku memang aku desain sendiri sehingga ada sakunya hehe.
Aku menekan sebuah nomor dan mulai berbicara dengan orang itu."Dee ? Bisa kasih gue informasi tentang DJ dari Belanda yang namanya Martin ? Lengkap beserta biodata dan riwayatnya. Kirim email. Deadline hari ini jam 2 pagi." Ucapku cepat.
Setelah mendengar kata 'ok' , aku memutus sambungan dan menyelipkan ponsel kembali ke saku dan berjalan kembali menuju backstage.
***
*James' POV*19 Juli 2015. Pukul 2 siang.
"Yo Martin! Ada yang bisa kubantu?" Tanyaku saat aku mengetahui yang menelponku itu adalah Martin, sahabatku.
"Aku hanya ingin tahu apakah adikmu si DJ itu masih single atau tidak. I have a crush on her since high school though." Jawab Martin.
Aku tertawa dan menjawab " ya , dia sekarang single. Tapi aku tidak yakin dia sudah melupakan pacar lamanya. Dia sudah tersakiti ,Martin. Jadi hati hati kalau kau mau mengincarnya. By the way aku baru tau kau menyukainya. Alright nanti kukenalkan kau padanya. Btw , you have already been around , right ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
There For You [Martin.Garrix](BAHASA)
Fanfiction"Would you be there for me too?" - Martijn. "Always" - Rei.