Semua orang disini baru dikenal Hana sejak pindah sekolah sekitar pertengahan kelas 1 yang lalu. Saat itu untuk pertama kalinya dia bertemu dengan Fabian. Saat dia sedang duduk sendiri dalam keadaan bingung dan gugup menunggu wali kelas yang akan mengantarnya ke kelas barunya.
"Maaf pak, saya mau mencari bu Rini. Tadi saya diberitahu bahwa bu Rini mencari saya." Tanya Fabian pada salah satu guru piket yang sedang duduk di dalam kantor.
"Oiya Fabian, ibu mau minta tolong." Bu Rini muncul tiba-tiba dari ruang sebelah.
"Sini ibu kenalkan, ini murid baru di kelas kita." Tambah Bu Rini sambil mengenalkannya pada Hana.
"Lalu Bu?" Fabian tidak melirik ke arah yang dituju sedikit pun, tetap memasang wajah cueknya.
"Ini ibu kebetulan ada urusan mendadak, tolong kamu saja ya yang membantunya berkenalan dengan teman-teman di kelas. Maaf ya Fabian."
"Oiya bu, ndak apa-apa kok bu. Anak-anak juga sudah dengar gosip kalau mau ada anak baru yang datang hari ini, jadi mereka pasti juga sudah menunggu di kelas."
"Hana ndak apa ya sama Fabian saja. Dia ketua kelasnya, kalau butuh apa-apa kamu bisa langsung minta bantu ke Fabian." Tambah bu Rini lagi. Lalu Hana dan Fabian membungkuk sopan pamit dari ruang guru.
"Tenang gak usah gugup gitu. Aku Fabian. Kayak yang dibilang bu Rini, kamu bisa tanya-tanya kalau ada yang bikin bingung. Anak di kelas juga sudah tau kalo kamu bakalan mulai masuk hari ini." Ungkapnya seadanya, tanpa berusaha menyapa.
Suara riuh anak-anak di kelas karena kedatangan siswa baru berasa seperti pasar pagi yang buka saat akan lebaran.
"Heh jangan ndeso lah kalian. Kayak liat apa aja sih. Ini murid barunya, bu Rini gak bisa nemenin masuk kelas. Jadi kita kenalan sendiri." Ungkap Fabian lalu untuk pertama kalianya dia melirik ke arah Hana yang ada disebelahnya, memberi isyarat untuknya berkenalan.
"Hai semuanya. Aku Hana, Hananda Aprilia. Aku baru saja pindah dari Jogja. Ada banyak yang masih aku belum tau disini, semoga kita bisa berteman baik ya." Ungkapnya singkat. Beberapa anak geli karna sikap lemah lembutnya.
"Hana nda." Celetuk Hanif yang duduk di bangku paling belakang, mencoba meledek dengan gaya anak Semarang.
Anak yang lain seperti tak mau kalah mulai sibuk menggoda Hana.
"Woi, rame amat, dah dibilang jangan pada ndeso, malah makin rame aja dah." Fabian berdecak.
"Hana, kamu duduk di sebelah si Shopia ya, itu yang dari sini keliatan galak." Sambil lagi-lagi memberi petunjuk dengan lirikan matanya ke arah yang dimaksud. Shopia sontak melotot ke arah Fabian. Bukan, bukan karna marah tapi karna bahagia merasa bahwa Fabian mengingat namanya.
Shopia adalah penggemar berat Fabian, setiap hari dia memperhatikan Fabian, jadi bagaimana bisa Fabian tak mengenal namanya.
Hana berjalan ke arah yang dimaksud. Duduk dengan manis, menoleh ke arah Shopia dengan gugup. Tapi bukannya disambut dengan galak seperti yang dibilang Fabian, Shopia tersenyum ramah padanya.
"Hai, aku Shopia Hardianti, panggil aja aku Shopi, aku gak segalak yang dibilang Fabian kok. Senang akhirnya bisa punya teman jejer yang tetap. Biasanya aku gantian sama Renita dan Sandra duduknya." Sapa Sophi. Renita dan Sandra yang duduk di depan mereka berbalik menoleh ke belakang.
"Hai aku Hana."
***
Hari itu berlalu dengan sangat canggung. Yang Hana bingungkan bukanlah bagaimana sekolah hari ini, tapi bagaimana caranya pulang nanti. Tiba-tiba Ayah mengirimi pesan bahwa masih ada banyak pekerjaan di kantor, dan menyuruh untuk naik taksi kalau masih belum berani naik angkot. Alhasil sore ini Hana duduk termangu di halte bis, sampai tiba-tiba datang Fabian.
"Hei anak baru, ngapain disini?" sapanya.
"Oh hei ketua kelas."
"Fabian. Namaku Fabian."
"Iya maksudku itu. Aku bingung, lupa mau naik angkot yang mana. Tadi pagi jelas-jelas ibu sudah ngajarin bolak-balik cara pulang, tapi aku lupa. Mau naik taksi kok manja banget ya."
"Emangnya rumah mu dimana?"
"Aku tinggal di perumahan Villa Permata di daerah Pemuda."
"Ayo bareng. Kayaknya kita tetanggaan." Jawabnya cuek sambil masuk ke salah satu angkot. Hana mengekor saja dari belakang. Tidak berapa lama angkot yang mereka naiki pun mulai berjalan. Selama perjalanan mereka tidak banyak mengobrol. Mereka turun di sebuah pertigaan, dan masih harus berjalan sampai rumah.
"Ternyata kamu tetangga baru ku. Yang di blok V kan. Berarti kamu ngelewatin rumahku dong ya." Fabian mencoba membuka pembicaraan canggung itu.
"O...iya, aku di blok V. Baru aja pindah 3 hari yang lalu."
"Gimana rasanya pindah? Kayak di film aja."
"Hmm... ya sebel sih awalnya, tapi mau gimana lagi. Masa iya aku ditinggal sendirian di Jogja?" Fabian hanya bisa mengangguk sok paham.
"Tapi, semoga saja tidak semenakutkan yang kebanyakan orang bayangkan." Tambah Hana lagi.
"Kalau butuh bantuan bilang aja, kita sekarang teman sekelas dan tetangga juga." Tawar Fabian basa-basi.
"Aku duluan ya. Hati-hati. Jangan sampai kesasar masuk gang nya." Pamit Fabian. Hana memandang ke arah Fabian sambil tersenyum penuh makna.
Entah perasaan apa ini. Seperti ada kupu-kupu beterbangan di hadapannya.
YOU ARE READING
Cloudy
Romancecerita tentang indahnya, manisnya, lelahnya dan getirnya masa sekolah Main Cast : Eunha as Hananda Aprilia SinB as Shopia Hardianti Jeon Jungkook as Ryan Satrya Utama Choi Minho as Fabian Dwi Putra L as Nicholas Anugerah Jeon Wonwoo as Jaka Aditya W...